JAKARTA, KOMPAS -- Solusi untuk relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat masih dicari. Pemerintah berupaya ada solusi adil bagi para pedagang dan masyarakat.
Sebelum direlokasi para PKL yang mayoritas menjual sate taichan ini berjualan di dekat Gelora Bung Karno (GBK), tepatnya di sepanjang trotoar Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat. Dalam rangka sterilisasi trotoar di area GBK untuk menyukseskan Asian Games 2018, mulai 1 Agustus hingga 15 September 2018 para pedagang yang lebih kurang berjumlah 120 ini dipindahkan sementara ke tempat parkir sepeda motor Senayan City, Jakarta Pusat.
Akibat terbatasnya lahan, sebagian besar pedagang yang tidak tertampung di tempat tersebut. Mereka memilih untuk pulang kampung hingga relokasi sementara selesai.
Kini, trotoar seputar GBK sudah tidak boleh lagi digunakan untuk berjualan. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Yani Wahyu Purwoko sebelumnya mengatakan pihaknya akan terus menjaga trotoar-trotoar di Jakarta bebas dari PKL.
"Prinsipnya trotoar itu untuk pejalan kaki. Kalau nekat berjualan tanpa ijin ya kami akan tindak," katanya saat dihubungi, Minggu lalu.
Menjelang berakhirnya masa relokasi pertengahan September nanti, para PKL pun gelisah. Saat ditemui di Kantor Kelurahan Gelora, Lurah Gelora Mediawati mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih terus mengupayakan solusi terbaik bagi semua pihak. "Kita inginnya para pedagang bisa tetap berjualan dan masyarakat pengguna jalan pun tidak terganggu," jelasnya Senin (3/9/2018) malam.
Wacana untuk memperpanjang atau mempermanenkan relokasi di tempat parkir sepeda motor Senayan City diungkapkan Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi, Minggu malam.
Namun, Customer Relationship Mangement and Media Communications Manager Senayan City, Leonardo mengatakan belum ada komunikasi lebih lanjut dengan Pemprov DKI. "Hingga saat ini kami belum mendapat konfirmasi terkait pengelolaan pedagang kaki lima ke depan," ujar Leonardo.
Menurut Leonardo penyediaan lokasi untuk PKL merupakan bentuk dukungan Senayan City untuk menyukseskan Asian Games. "Sesuai dengan kesepakatan hanya sampai 15 September, setelah itu lahan parkir sepeda motor Senayan City akan kembali berfungsi seperti sebelumnya," tambahnya.
Mediawati mengatakan, Rabu (5/9/2018) kemarin pihak Kelurahan Gelora, pihak Kecamatan Tanah Abang dan Pemerintah Kota Jakarta Pusat berencana untuk berkomunikasi dengan Pusat Pengelolaan Komplek (PPK) GBK. "Agar semua pedagang bisa tertampung dan pengguna jalan tidak terganggu mungkin dimasukkan ke GBK, solusi terbaik," papar Mediawati.
Mediawati berharap usulan tersebut bisa diterima oleh pihak PPK GBK. Jika memang ada kewajiban membayar sewa menurut Mediawati para pedagang tidak akan masalah. Baginya sate taichan telah menjadi salah satu ikon kuliner malam di GBK. "Sayang kalau dibubarkan. Mereka akan kehilangan mata pencaharian," imbuhnya.
Mewujudkan Senayan dengan merangkul kepentingan para PKL, pejalan kaki, juga tetap menjaga keindahan serta ketertiban kota, ditunggu publik. Ini semacam pertaruhan bagi DKI. Jika terwujud, model penataan serupa dapat diterapkan di kawasan lain di seantero ibu kota. (Kristi Dwi Utami )