DELI SERDANG, KOMPAS – Kemampuan membaca, menulis, dan menghitung pada generasi muda tidak cukup untuk bisa bertahan di abad 21. Generasi muda harus punya kemampuan literasi dasar lain, yaitu literasi digital, keuangan, sains, serta budaya dan kekeluargaan.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan Dikmas), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar, menyampaikan hal itu saat membuka acara Hari Aksara Internasional 2018 di Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (6/9/2018) malam.
“Literasi sangat memengaruhi kualitas hidup masyarakat dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menjadi cara yang menentukan mutu dari literasi tersebut. Intinya, literasi menjadi kunci kualitas bangsa,” katanya.
Dalam rangkaian Hari Aksara Internasional 2018, diselenggarakan pula Festival Literasi Indonesia 2018. Festival yang mengangkat tema “Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya” ini diharapkan bisa menjadi ajang dan tolak ukur perkembangan gerakan literasi masyarakat di Indonesia. Selain itu, kegiatan ini untuk melihat seberapa jauh perubahan dan manfaat yang telah dirasakan bersama terutama dalam pengembangan keterampilan dan budaya literasi.
Menurut rencana, Hari Aksara Internasional 2018 akan dilaksanakan mulai 6 September 2018 sampai 9 September 2018. Adapun rangkaian acaranya, yaitu pameran pendidikan dan kebudayaan, simposium pendidikan kesetaraan, temu evaluasi program keaksaraan dan kesetaraan, serta lokakarya pengembangan pendidikan keaksaraan pada komunitas adat.
Pada puncak acara akan diselenggarakan pemberian anugerah aksara, penghargaan Taman Bacaan Masyarakat Kreatif-Rekreatif, penghargaan pemenang lomba keberaksaraan, satuan pendidikan nonformal berprestasi, serta perempuan berprestasi.