Evaluasi Diperlukan Sebelum OK OCE Diperluas Jangkauannya
›
Evaluasi Diperlukan Sebelum OK...
Iklan
Evaluasi Diperlukan Sebelum OK OCE Diperluas Jangkauannya
Oleh
Andy Riza Hidayat
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Bertambahnya peminat program One Kecamatan One Center for Enterpreneurshipatau OK OCE dianggap belum bisa menjadi alasan untuk membawa program tersebut ke tingkat nasional. Selama ini keberhasilan program tersebut di tingkat DKI Jakarta belum terlihat sehingga program tersebut dinilai belum siap untuk dinasionalkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Tata Kota Nirwono Joga. Menurut Nirwono penutupan beberapa unit usaha binaan OK OCE menunjukkan masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. "Evaluasi yang perlu dilakukan terkait apakah program tersebut benar-benar sudah diterapkan di setiap kecamatan di DKI, sudah berapa jumlah pewirausaha yang sudah mandiri dan berapa jumlah pengangguran yang berhasil dibantu," kata Nirwono Minggu (9/9/2018) di Jakarta.
Program OK OCE masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI tahun 2018 - 2022. Program tersebut menargetkan dapat menghasilkan 200 ribu wirausaha di DKI Jakarta. Itu berarti dalam setiap tahunnya ada lebih kurang 40 ribu wirausaha yang seharusnya dihasilkan. "Harus dipastikan dahulu apakah target itu sudah dapat dicapai," lanjut Nirwono.
Beberapa waktu belakangan media banyak memberitakan OK OCE Mart di Kalibata, Jakarta Selatan lesu. Banyak pernyataan yang berkembang terkait isu lesunya gerai tersebut. Saat dimintai tanggapan terkait hal itu, Ketua Pergerakan OK OCE, Faransyah Agung Jaya menyebutkan hal tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh persoalan sewa lahan. "Omzet OK OCE Mart Kalibata tidak mampu menutup besaran biaya sewa tanah. Rancananya akan dicarikan lokasi yang baru," kata Faran.
Biaya sewa yang mahal dibenarkan oleh seorang pria 55 tahun warga RT/RW 8/5 Kelurahan Kalibata yang enggan disebutkan namanya. "Teman saya sewa lahan untuk berjualan minuman dan rokok seluas 1,5 x 2 meter persegi di tempat itu juga. Harga sewa perbulannya sebesar Rp.500.00," kata dia.
Minggu pagi Kompas mengunjungi OK OCE Mart Kalibata. Toko tersebut tutup. Tidak ada penjaga yang berada di dalam toko. Dari luar tampak beberapa rak di dalam toko yang kosong. Produk yang dijual di toko tersebut didominasi produk pasaran dari pabrik, hanya ada beberapa jenis produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dijual di toko tersebut.
Menurut warga, beberapa waktu belakangan toko tersebut sering tutup di hari Minggu. "Dulu setiap hari buka dari pagi sampai malam. Belakangan toko buka lebih lama dan tutup lebih cepat dari biasanya," tambah ayah dari dua anak tersebut.
Plang nama OK OCE Mart Kalibata yang terletak di tikungan jalan sedikit susah terlihat dari jalan raya. Letak tokonya pun menjorok sekitar 10 meter ke dalam. Di sekitar toko tersebut ada tiga mini market yang ramai dikunjungi pembeli.
Suasana sepi di OK OCE Mart Kalibata tidak terjadi pada OK OCE Mart Cikajang, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. OK OCE Mart pertama yang didirikan pada April 2017 tersebut ramai dikunjungi pembeli.
Selama lebih kurang 15 menit, sudah ada 3 pengunjung yang datang berbelanja. Salah satunya adalah Indra Septian (24). Menurut penuturannya ia termasuk sering berbelanja di tempat itu, pasalnya harga barang di tempat tersebut lebih murah. "Harganya lebih murah, jadi saya sering beli di sini," ucap Indra yang merupakan warga sekitar toko.
Toko tersebut menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga, makanan dan minuman dari pabrikan. Hanya ada satu jenis makanan produk UMKM yang dijual di toko tersebut.
Letak OK OCE Mart Cikajang ini termasuk strategis. Letaknya tak jauh dari pertigaan yang banyak dilewati oleh warga sekitar. Dari jalan raya toko yang dicat hijau tersebut tampak mencolok jika dilihat dari jalan Cikajang, Kebayoran Baru. Tulisan OK OCE Mart di tempat tersebut tampak bersebelahan dengan tulisan Gerai OK OCE. Padahal, menurut Faran OK OCE Mart dan Gerai OK OCE adalah dua jenis unit usaha yang berbeda.
Saat dikonfirmasi pengelola OK OCE Mart Cikajang, Lenawati mengatakan bahwa saat ini OK OCE Mart Cikajang sedang dalam proses bergabung dengan Gerai OK OCE. "Ini sedang dalam proses komunikasi dengan pihak PD Pasar Jaya sebagai pemasok barang dagangan," jelas Lena.
Menurut Lena selama ini OK OCE Mart Cikajang mendapatkan pasokan barang dari pabrik-pabrik, bukan dari PD Pasar Jaya. Omset rata-rata perhari toko ini dikatakan lena lebih kurang satu juta rupiah.
Pegawai di toko ini mengaku sebagai warga Tebet, Jakarta Selatan. Ini berarti pegawai yang dipekerjakan di toko ini berasal dari Kecamatan yang berbeda dengan letak toko.
Hingga saat ini masih sulit untuk memastikan bahwa program OK OCE ini menjaring tenaga kerja dari kecamatan tempat toko itu berdiri. Jumlah pelaku UMKM yang mampu menjual produknya di toko-toko tersebut juga belum signifikan jika melihat toko didominasi oleh barang-barang pabrikan. (Kristi Dwi Utami)