JAKARTA, KOMPAS Sisilia Agustiani Ora, karateka disiplin kata perseorangan putri yang kini menempati peringkat ke-24 dunia, rela mengeluarkan uang pribadi untuk mengikuti kejuaraan guna mengumpulkan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020. Sisilia berusaha membiayai dirinya sendiri untuk mengikuti dua seri Liga Primer Federasi Karate Dunia atau WKF terakhir.
Dua seri itu adalah Liga Primer WKF Berlin, Jerman, 14-19 September, dan Liga Primer WKF Tokyo, Jepang, 12-14 Oktober. ”Untuk yang ke Berlin saat ini, kami bertiga. Ada Srunita Sari Sukatendel yang akan turun pada nomor kumite putri kelas -50 kg dan Cok Istri Agung Sanistyarani pada kelas -55 kg,” kata Sisil, sapaan Sisilia, dari Berlin, Selasa (11/9/2018).
Sisil berangkat ke Berlin dari Jakarta pada Senin malam atas biaya sendiri. Sementara Srunita Sari yang kini menempati peringkat ke-9 dunia dan Cok Istri Agung di posisi ke-15 dunia dibiayai PB FORKI.
”Kalau saya biaya sendiri, dari tabungan sendiri. Simpanan saya selama ini dari bonus saat membela ”Merah Putih”, totalnya mencapai Rp 37 juta,” ujar pemegang medali perak kata perorangan putri SEA Games 2017 Kuala Lumpur itu.
Sekalipun berangkat dengan uang sendiri, Sisil akan berada sekamar dengan Sari dan Cok Istri Agung di Berlin.
Menurut Coky, sapaan Cok Istri Agung, sebenarnya PB FORKI memberangkatkan tiga karateka ke Berlin. Namun, Ahmad Zigi Zaresta Yudha (peringkat ke-27 dunia kata perorangan putra) tak bisa berangkat karena masa berlaku passport-nya habis. ”Karena passport-nya habis dan pemberangkatan kami ini mepet, akhirnya hanya saya dan Sari yang berangkat,” ucap Coky.
Coky juga mengatakan mereka tidak didampingi pelatih dari PB FORKI. ”Kebetulan passport mereka habis masa berlakunya. Itu sebabnya, kami berangkat ke Berlin tanpa didampingi pelatih,” ujar Coky.
Awalnya, PB FORKI berencana mengirimkan 12 karateka yang masuk pelatnas Asian Games 2018. Akan tetapi, belakangan hanya tiga karateka yang dikirim PB FORKI.
Sekretaris Jenderal PB FORKI Lumban Sianipar yang dimintai konfirmasi melalui pesan singkat terkait pemberangkatan karateka itu belum menjawab hingga Selasa malam.
Liga Primer WKF, yang digelar tujuh seri setiap tahun, merupakan ajang penting pengumpulan poin peringkat dunia. Untuk menjaga posisi di 50 besar dunia, para karateka Indonesia juga berburu poin di kejuaraan level Asia, serta Karate One. Peringkat dunia akan menjadi dasar penentuan lolos ke Tokyo 2020. (AP/NIC)