Pemuda, Olahraga, dan NKRI
Penyelenggaraan Asian Games XVIII sukses, bahkan mendapat pujian dari Presiden Dewan Olimpiade Asia Sheikh Ahmad al-Fahad al-Sabah dan Presiden Komite 0limpiade Internasional Thomas Bach. Mereka mengatakan bahwa Indonesia salah satu negara terbaik untuk menyelenggarakan Olimpiade.
Oleh karena itu, saya sebagai warga biasa kaget atas dan menyesalkan kritik pedas tak layak yang disampaikan Roy Suryo—Menteri Pemuda dan Olahraga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono—tentang penyelenggaraan Asian Games XVIII. Roy menjabat dua tahun menggantikan Andi Mallarangeng yang mengundurkan diri karena ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh KPK. Sebagai mantan menteri, ia telah merendahkan harga diri dan martabatnya, seolah-olah bukan warga NKRI.
Saya masih ingat kata-kata Asep Salahudin dalam artikelnya, ”Pemimpin Keteladanan”, Kompas (31/3/2017), bahwa kita tak membutuhkan sama sekali kerumunan pemimpin berwajah dasamuka, pemburu citra, dan hanya cakap mengobral kata-kata. Pemimpin harus memastikan kehadirannya dengan bekerja: bekerja benar, ikhlas, jujur, rasional, dan tidak korup. Setelah itu, tanpa diminta, warga akan memberikan dukungan dengan sepenuh jiwa.
Saran saya: siapa pun yang menang pada Pilres 2019, mohon agar mengangkat orang yang cerdas, nasionalis, dan Pancasilais sebagai menteri olahraga dan pemuda. Dia harus pekerja, berprestasi, dan tak banyak bicara.
Arifin Pasaribu
Kompleks PTHII, Kelapa Gading Timur,
Jakarta Utara
Tidak Lagi Menerima Royalti
Saya tercatat sebagai anggota Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI ) tahun 1993 dengan nomor 295080873. Sejak 2012, sebagai penulis lirik, saya tak pernah lagi menerima royalti (performing right) lagu ”Rumah Kita”, ”Selamat Pagi Indonesia”, dan ”Balada Sejuta Wajah” dari YKCI. Padahal, sepanjang 2012-2018, God Bless yang setiap tahun dari rata-rata 10 kali penampilannya di panggung ataupun televisi selalu membawakan ”Rumah Kita” sebagai enkore.
Sekadar mengingatkan, dalam Penutupan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno ”Rumah Kita” dibawakan Gigi. Saya berharap YKCI juga mengoleksi royalti pencipta lagu yang karya-karyanya dibawakan Bunga Citra Lestari, Isyana Sarasvati, RAN, Denada, Dira Sugandi, Winky Wiryawan, Lea Simanjuntak, Siti Badriah, Gigi, dan lain-lain saat pesta olahraga Asia yang sukses dan jadi kebanggaan kita itu.
Theodore KS Hutagalung
Karang Tengah Permai TW3,
Tangerang, Banten
Tanggapan atas Cincin Kawin
Meski bukan pemilik cincin kawin yang Anda temukan di kereta rute Semarang-Pasar Tu- ri Surabaya, saya ucapkan banyak terima kasih kepada Sri Handoko yang menulis surat ke harian ini dan dimuat pada edisi 4 September lalu.
Saya merinding membayangkan betapa gelisah pemilik yang kehilangan, apalagi seorang wanita. Cincin kawin yang sempat digadaikan saja sudah bikin cemas apakah bisa ditebus atau tidak; apalagi hilang.
Ketika Tanah Air ini langka orang jujur, Anda hadir seperti oase yang memberi kesejukan. Anda berusaha mengumumkan temuan Anda lewat koran ini. Kalau bukan Anda yang menemukannya, apa jadinya?
Perhiasan yang disimpan di lemari saja didodos dan digondol maling. Apalagi ini cicin kawin bermata berlian.
Uang rakyat yang belum cair dan masih di tangan Banggar saja sudah diincar untuk dijarah dengan cara ijon. Bangsa ini memang sangat haus uang.
Semoga kejujuran Anda memunculkan orang-orang jujur berlipat ganda dan semoga cincin kawin bermata mutiara itu segera kembali ke tangan pemiliknya dan membawa kedamaian dan menjaga keutuhan keluarganya.
Salam jujur!
Agustinus Astanta
aman Mula Sakti Blok M2, Kaliabang Tengah,
Bekasi Utara, Jawa Barat