JAKARTA, KOMPAS--Operator seluler menggenjot pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi. Untuk keperluan itu, operator seluler mengupayakan modal dari berbagai sumber.
Direktur Keuangan PT XL Axiata Tbk Mohamed Adlan menekankan, operator harus mengembangkan infrastruktur jaringan, baik berupa perluasan maupun penguatan kapasitas infrastruktur.
Pada Kamis (13/9/2018), XL Axiata memulai Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi I dan PUB II Sukuk Ijarah. Keduanya merupakan penawaran umum berkelanjutan dengan target dana masing-masing sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun.
Investor jangka pendek yang dibidik adalah manajemen aset dan perbankan, sedangkan investor jangka panjang berupa perusahaan asuransi dan dana pensiun. Penawaran berakhir pada 27 September.
Dua tahun terakhir, XL Axiata gencar memperluas lokasi infrastruktur jaringan telekomunikasi di luar Jawa. Pasar luar Jawa menyumbang 10-15 persen terhadap total pendapatan perusahaan. Pengembangan infrastruktur jaringan akan fokus ke teknologi akses seluler 4G LTE. Hingga semester I-2018, pemancar berteknologi 4G LTE dari XL Axiata mencapai 24.685 unit.
"Sekitar 77 persen pelanggan kami adalah pengguna ponsel pintar. Pendapatan data seluler berkontribusi 78 persen terhadap total pendapatan perusahaan. Pemakaian ponsel pintar serta konsumsi data diperkirakan terus meningkat," tutur Adlan.
Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menyebutkan, belanja modal pada 2018 sekitar Rp 7 triliun, yang sebagian besar dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur jaringan.
Di tengah gejolak nilai tukar rupiah, XL Axiata telah melakukan lindung nilai. "Di industri telekomunikasi seluler, kunci keberhasilan adalah memiliki infrastruktur jaringan dan distribusi yang luas," kata dia.
Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular Ririek Adriansyah, di sela-sela peluncuran kartu perdana SimPATI Tourist Wonderful Indonesia, menyebutkan, Telkomsel berkomitmen memperkuat jaringan pita lebar 4G LTE di 10 destinasi wisata unggulan Indonesia. Komitmen itu dilatarbelakangi potensi industri pariwisata yang besar.
"Kami menyadari, kelancaran komunikasi menjadi kebutuhan utama wisatawan. Apalagi, mereka kini lebih suka berkomunikasi menggunakan data seluler daripada layanan suara dan pesan singkat," ujar dia.
Pemancar Telkomsel hingga akhir semester I-2018 sebanyak 175.683 unit.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan, industri pariwisata Indonesia tumbuh sekitar 20 persen. Pertumbuhan itu ditopang berbagai faktor, antara lain infrastruktur. (MED)