Misi Supremasi City di Derbi Manchester
Langgam kekuatan sepak bola di Manchester bergeser sejak lengsernya Manajer Manchester United Sir Alex Ferguson pada 2013 silam. Sejak itu, Manchester City selalu di atas tetangganya. Supremasi itu ingin dijaga City pada derbi Manchester, Minggu.
MANCHESTER, SABTU Manchester City kini bukan lagi sekadar bayang-bayang dari tim tetangga yang bergelimang prestasi, Manchester United. City, yang dulu kerap diolok-olok kubu MU, kini sangat disegani, bahkan oleh Manajer MU Jose Mourinho.
Menjelang duel kedua tim sekota yang digelar di Stadion Etihad, Minggu (11/11/2018) pukul 23.30 WIB, Mourinho memberi pujian untuk City. ”Saya kira, organisasi dan kualitas pekerjaan mereka tidak tertandingi saat ini,” ujarnya, seperti dikutip dari ESPN.
Derbi Manchester malam ini menandai satu dekade pembelian City oleh miliarder Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan. Sejak 2008, City mulai menggeliat. Seiring lengsernya Manajer Sir Alex Ferguson dari MU, 2013 lalu, City kian berjaya.
Sejak runtuhnya rezim Ferguson, City selalu finis di depan MU di setiap musim Liga Inggris. Tak hanya itu, dua mahkota Liga Inggris mereka raih, sementara ”Setan Merah” tidak pernah juara semenjak itu.
Dulu, satu-satunya tim yang dianggap rival berat MU hanya Liverpool. Namun, kini, rivalitas serta ancaman itu datang dari sebelah rumah. City adalah lawan yang paling sering membekap MU di Old Trafford dalam satu dekade terakhir. Titik balik itu dimulai saat MU dicukur City, 1-6, di Old Trafford pada 2011.
”Sejak itu, derbi berubah. Mereka jadi lebih menyegani kami ketika datang ke sini. Kami tidak lagi dianggap sebelah mata. Faktanya, kami kini lebih di atas mereka,” ungkap David Silva, gelandang kreatif City.
Supremasi City itu masih terlihat musim ini. Mereka belum terkalahkan di Liga Inggris dan memuncaki klasemen dengan koleksi 29 poin dari 11 laga. Sebaliknya, MU masih tertahan di peringkat ketujuh dan tertinggal sembilan poin dari City.
Predator lapar
Situs ESPN bahkan menaruh City di puncak ”Power Ranking” pekan ini, melewati para raksasa dunia lainnya yang tengah tancap gas, seperti Barcelona, Juventus, dan Real Madrid. Bayangkan saja, dalam dua laga terakhir di Etihad, mereka bak bermain futsal. Lawan-lawan, seperti Southampton dan Shakhtar Donetsk, dilumat City dengan total 12 gol.
Mengganasnya serangan klub asuhan manajer Pep Guardiola itu akhir-akhir ini tidak terlepas dari kegarangan sejumlah penyerangnya, seperti Raheem Sterling. Penyerang yang sempat menjadi olok-olok fans klub lamanya, Liverpool, itu kini bak predator lapar. Ia mengemas tiga gol di dua laga terakhirnya.
Koleksi gol Sterling, yaitu total lima gol, di Liga Inggris hanya kalah dari striker Sergio Aguero yang mengemas enam gol. Sterling, yang kini bermain di posisi sayap kiri, bakal menjadi salah satu ancaman pertahanan Setan Merah yang buruk.
”Guardiola membawa City ke level berbeda. Mereka lebih baik dari MU saat ini. Ini bakal menjadi laga sulit (bagi MU),” kata Teddy Sheringham, mantan striker MU, dalam kunjungannya ke Redaksi Kompas, Jumat lalu.
Pertahanan menjadi salah satu sektor terlemah MU saat ini. Dalam sepuluh laga terakhirnya, gawang MU hanya sekali tidak kebobolan. Mereka adalah tim dengan pertahanan terburuk di jajaran 14 besar Liga Inggris. Tidak heran, banyak pengamat menilai, nyaris mustahil MU bisa menang di Etihad pada derbi ini.
MU pun agaknya belum bisa diperkuat bek sayap kanan dan kapten tim Antonio Valencia yang tengah cedera. Posisinya pun akan kembali ditempati bek kiri Ashley Young, yang tampil baik ketika melawan Juventus di Liga Champions, Rabu lalu.
Duel kontra Juve di Turin itu membuktikan kepiawaian taktik Mourinho yang belum sepenuhnya hilang dari Mourinho. Pada laga itu, MU sempat tertinggal, tetapi mereka membalas dua gol di pengujung laga setelah Mourinho memasukkan pemain jangkung Marouane Fellaini.
Kemenangan ketiga beruntun MU itu membuat Mourinho terlepas dari kritik dan sorotan yang sempat menderanya awal musim ini. Kemenangan itu juga mengingatkan fans MU akan ”Fergie Time”, semangat pantang menyerah dan membalikkan ketertinggalan yang sempat populer di MU pada era Ferguson.
Semangat itu juga membuat MU mampu mengalahkan City di Etihad, 3-2, musim lalu. Tertinggal 0-2, MU memukul balik City lewat sepasang gol dari Paul Pogba dan satu gol Chris Smalling. Itu menjadi kekalahan terakhir City di Etihad pada Liga Inggris.
Namun, kondisi City ketika itu berbeda dengan sekarang. Saat itu, konsentrasi City terpecah dengan laga kontra Liverpool di Liga Champions. ”Saya kira, mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama,” ujar Sheringham kemudian. (JON)