logo Kompas.id
Saat ”Apel” Busuk di Tengah...
Iklan

Saat ”Apel” Busuk di Tengah Sebuah Sistem

Oleh
Nikolaus Harbowo dan Riana A Ibrahim
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1zfIQp3S0zUdVAf-mqe--WVKc0o=/1024x819/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2Fpendopo_1544622919.jpeg
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Pendopo Bupati Cianjur tampak Sepi, Rabu (12/12/2018) sekitar jam 19.00. Tidak ada aktivitas di lingkungan pendopo selain penjagaan di beranda depan.

Lebih dari 100 kepala daerah dan puluhan anggota legislatif  sejak Komisi Pemberantasan Korupsi berdiri terjerat kasus korupsi.   Kasus-kasus korupsi tersebut seharusnya menjadi pelajaran dengan  menghindari kasus korupsi. Namun,  yang terjadi   justru  berbeda, kasus korupsi kepala daerah dan anggota legislatif  terus bertambah.  Ucapan penyesalan dengan raut wajah bersalah tak pernah ditunjukkan oleh mereka yang tertangkap tangan dan  menggunakan rompi oranye saat berstatus  tersangka  korupsi.

Sejumlah pejabat publik bahkan  ada yang pernah datang ke KPK   ikut menandatangani pakta integritas antikorupsi. Sebagian lainnya  meminta KPK mendampinginya agar tak terjebak  jerat korupsi. Sebut saja Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari yang pernah mendapat penghargaan antikorupsi, tetapi akhirnya dibui karena korupsi. Juga  Gubernur Aceh Irwandi Yusuf yang mengirim surat ke KPK  untuk meminta pendampingan. Saat itu Wakil Ketua KPK Saut Situmorang bahkan turun ke Aceh.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000