Rabu (19/12/2018) ini, Bandara Banyuwangi bakal menjadi bandara internasional. Hal itu akan ditandai dengan penerbangan perdana maskapai Citilink melayani Banyuwangi-Kuala Lumpur. Terminal terus dikebut.
BANYUWANGI, KOMPAS Pengerjaan fasilitas penunjang Bandara Internasional Banyuwangi terus dikebut. Hingga Senin (17/12) sore atau H-2 penerbangan perdana Kuala Lumpur-Banyuwangi, status bandara internasional belum juga turun.
Berdasarkan pantauan Kompas di Bandara Banyuwangi, Senin kemarin, sejumlah pekerja tampak menyelesaikan pengerjaan terminal internasional. Bahkan, belum ada yang memastikan penerbangan perdana internasional akan dilakukan sesuai target, yakni 19 Desember.
Pengerjaan masih tampak di terminal internasional yang memanfaatkan bangunan lama. Bangunan ini sebelumnya difungsikan sebagai lounge untuk tamu-tamu VIP. Bangunan dibagi dua untuk keberangkatan internasional dan kedatangan internasional.
Di salah satu sisi terdapat empat ruang yang disiapkan untuk layanan bea cukai, imigrasi, karantina, dan kantor kesehatan pelabuhan. Di terminal internasional ini sejumlah papan informasi sudah terpasang lengkap dengan berbagai bahasa asing.
Conveyor belt untuk bagasi dan alat pindai sinar X juga sudah ditempatkan pada posisinya. Demikian pula dengan meja layanan pemeriksaan dokumen keimigrasian.
Salah satu pekerja yang enggan disebutkan namanya mengatakan, ia dan rekan-rekannya berupaya bekerja dengan sebaik-baiknya dan cepat. Mereka dituntut rampung sebelum penerbangan internasional perdana pada 19 Desember.
”Kami kerja lembur sampai pukul 24.00. Informasi yang kami dengar, tanggal 19 sudah akan dipakai untuk penerbangan internasional pertama dari Kuala Lumpur ke Banyuwangi. Semoga saja pekerjaan kami bisa selesai tepat waktu,” tuturnya.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi Ali Ruchi mengatakan, pihaknya berada di Jakarta untuk menanti keluarnya surat keputusan penetapan Bandara Banyuwangi sebagai bandara internasional.
”Dari informasi yang kami terima, menurut rencana hari ini ada penetapan status bandara internasional. Kami masih menunggu penetapan tersebut,” ujarnya.
Ali mengatakan, seluruh infrastruktur untuk penerbangan internasional sudah siap. Dokumen-dokumen pendukung untuk penyelenggaraan bandara internasional juga sudah dipenuhi.
Bandara Banyuwangi juga telah mendapat surat dari Kementerian Keuangan tentang penetapan kawasan kepabeanan. Layanan imigrasi juga sudah siap beroperasi di bandara. Hanya layanan karantina yang masih menunggu keputusan status bandara internasional.
Menurut rencana, pada 19 Desember penerbangan internasional perdana ialah rute Kuala Lumpur-Banyuwangi yang dilayani Citilink. Pada hari itu, Angkasa Pura II bersama Pemerintah Daerah Banyuwangi juga akan meresmikan Bandara Banyuwangi sebagai bandara internasional.
District Sales Manager Citilink Dadang Teguh Setiawan enggan berkomentar banyak tentang kesiapan penerbangan internasional perdana. ”Kami berharap pada 19 Desember tetap berjalan sesuai rencana,” ucapnya.
Secara terpisah, Penanggung Jawab Wilker Karantina Pertanian Banyuwangi Nur Wahyu Nugroho mengatakan siap mendukung layanan untuk terminal internasional. Namun, hingga saat ini pihaknya belum dapat memberikan layanan pengawasan dan pemberian sertifikasi di Bandara Banyuwangi.
”Agar bandara dapat menjadi tempat pemasukan dan pengeluaran flora dan fauna, butuh penetapan bandara internasional terlebih dahulu. Penetapan menjadi dasar bagi Kementerian Pertanian untuk menerbitkan surat penetapan layanan karantina,” ujarnya.
Hingga pukul 18.00, PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Banyuwangi belum memberikan kepastian terkait penerbangan internasional perdana yang dijadwalkan pada 19 Desember.
Executive General Manager Bandara Banyuwangi Anton Martalius mengatakan, pihaknya masih menggelar rapat terkait persiapan penerbangan perdana internasional di Banyuwangi. (GER)