Peta persaingan klub IBL belum terbaca usai seri ketiga. Tim papan atas, tengah, dan bawah saling mengalahkan.
DENPASAR, KOMPAS Sistem baru draft pemain yang memberi kesempatan tim terbawah mengambil pemain asing lebih dulu, menambah sengit persaingan klub Liga Bola Basket Indonesia IBL Pertamax 2018-2019. Pada seri ketiga di GOR Merpati, Denpasar, Bali, akhir pekan lalu, tim NSH Jakarta pun menumbangkan juara bertahan Satria Muda Pertamina Jakarta 78-66.
Euforia NSH hanya bertahan dua hari. Mereka lalu takluk dari finalis IBL musim lalu, Pelita Jaya Basketball, 60-86. Kemenangan Pelita Jaya diraih setelah kalah dari Satya Wacana Salatiga pada seri kedua di Jakarta, sepekan sebelumnya. Di Denpasar, Satya Wacana justru terseok-seok dengan dua kekalahan, salah satunya dari Stapac Jakarta.
Stapac memang mengoleksi enam kemenangan beruntun. Akan tetapi, pada laga perdana mereka takluk dari Bogor Siliwangi yang tidak pernah menang dalam 17 laga terakhir.
Jalur ini membentuk lingkaran. Siliwangi kalah dari Hangtuah, yang sebelumnya dikalahkan Pacific Caesar Surabaya. Pacific Caesar juga takluk dari Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja, yang menyerah dari Prawira Bandung. Tim asal Bandung ini juga kalah dari Satria Muda.
Kualitas
Sungguh kontras ketika dua tim terbaik, Pelita Jaya dan Satria Muda, musim lalu membuat rekor menang-kalah 16-1 dan 15-2. Kali ini, kedua tim besar itu sudah kalah dua kali, padahal baru memainkan lima laga.
”Tahun ini jauh lebih ketat. Terbukti pada awal musim semua tim saling mengalahkan. Tak ada satu laga pun yang berjalan mudah bagi kami,” kata pelatih Satria Muda Youbel Sondakh.
Ketatnya persaingan tak lepas dari meningkatnya kualitas tim papan tengah dan bawah. Hal itu berasal dari dua pemain asing yang dimiliki setiap tim.
Sistem draft IBL diubah pada musim ini, memberi peluang tim peringkat terbawah pada babak reguler musim sebelumnya memilih pemain asing pertama dalam dua ronde. Setelah memilih ronde pertama, mereka mendapat kesempatan lagi sebagai yang pertama di ronde kedua.
Pengaruh terbesar terlihat pada NSH. Sebagai tim peringkat ke-9 musim lalu, mereka mendapat kesempatan kedua setelah Siliwangi. Dalam dua ronde draft, mereka mendapat center Anthony Simpson dan guard Dashaun Wiggins.
Kedua pemain asing itu mengangkat penampilan NSH. Anthony mencatatkan 20,86 point per game dan 13,86 rebound per game, sedangkan Wiggins 23 ppg dan 5,14 asisst per game. Alhasil, NSH memuncaki Divisi Merah dengan lima kali menang dan dua kali kalah. Padahal, musim lalu mereka hanya tiga kali menang.
”Usia Anthony 31 tahun, Wiggins 27 tahun, keduanya berpengalaman dan membantu pemain muda kami. Mereka membuat kami berbeda dari musim sebelumnya,” kata pelatih NSH Wahyu Widayat Jati.
Siliwangi tak kalah beruntung. Sebagai tim urutan pertama draft, mereka memilih Martavious Irving, pemain yang membawa Pelita Jaya juara IBL 2017. Kehadiran Irving mengejutkan di awal musim dan membuka keran kemenangan Siliwangi.
Direktur IBL Hasan Gozali mengatakan, sistem baru IBL Draft memang diarahkan untuk membuat liga lebih kompetitif. Sebenarnya sudah cukup kompetitif karena tidak ada juara sama dalam tiga tahun terakhir. Tetapi, tim empat besar di liga nyaris ditempati tim yang sama.
”Kami ingin lebih profesional, agar semua tim punya peluang,” kata Hasan. (KEL)