Demam Berdarah Merebak, Dua Orang Meninggal di Madiun
›
Demam Berdarah Merebak, Dua...
Iklan
Demam Berdarah Merebak, Dua Orang Meninggal di Madiun
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
MADIUN, KOMPAS — Jumlah kasus demam berdarah dengue atau DBD di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meningkat tajam pada dua minggu pertama Januari 2019. Dinas kesehatan setempat mencatat angka kesakitan mencapai 46 orang di mana dua di antaranya meninggal dunia.
Angka kesakitan selama dua pekan itu mengalahkan jumlah kasus DBD selama Januari 2017 yang hanya 26 orang. Bahkan, angka kematian penderita telah mencapai dua kali lipat dibandingkan akumulasi tahun lalu. Sebagai gambaran jumlah total kasus DBD sepanjang 2017 tercatat 124 kasus dan hanya satu penderita yang meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Agung Tri Widodo mengatakan, dua penderita yang meninggal dunia itu adalah seorang anak berusia 11 tahun dan seorang lansia berumur 59 tahun. Adapun penderita DBD yang masih sakit saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit.
”Dinkes Kabupaten Madiun telah membangun jejaring dengan semua Rumah Sakit (RS), yakni RSUD Dolopo, RSUD Caruban, RSUD Sogaten Kota Madiun, RSUD Soedono, dan Rumah Sakit Paru,” ujar Agung saat dihubungi, Rabu (16/1/2019).
Jejaring ini memudahkan pihaknya melacak keberadaan pasien karena setiap warga Kabupaten Madiun yang dirawat akan dilaporkan ke dinkes. Laporan itu diperlukan untuk memantau kondisi pasien dan menentukan penanganan lanjutan, seperti pelacakan epidemiologi.
Pada lingkungan yang ditemukan warganya positif menderita DBD, dinkes akan mengambil sampel terhadap orang yang tinggal di sekitarnya secara acak dalam radius 100 meter. Pengambilan sampel ini untuk mengetahui apakah virus sudah berkembang ke lingkungan sekitarnya mengingat media penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Agung mengatakan, hampir semua kasus demam berdarah di Kabupaten Madiun menyebar secara merata di semua kecamatan, tetapi saat ini terbanyak ditemukan di Kecamatan Sawahan dan Pilangkenceng. Sebagai gambaran, saat ini ada 13 penderita DBD di Kecamatan Sawahan.
Adapun penyebab utama merebaknya kasus DBD, menurut Agung, adalah datangnya musim hujan. Hal itu diperparah oleh perilaku masyarakat yang kurang menjaga kebersihan lingkungan sehingga banyak tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
”Untuk mencegah kasus demam berdarah ini semakin merebak, dinkes telah menyosialisasikan kepada masyarakat untuk segera melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Agung.