Digitalisasi Perbankan Masih Bertumpu di Pulau Jawa
›
Digitalisasi Perbankan Masih...
Iklan
Digitalisasi Perbankan Masih Bertumpu di Pulau Jawa
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pengamat ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar Marzuki DEA meminta semua pihak terutama perbankan untuk mendorong pemerataan transaksi digital di seantero Indonesia. Sejauh ini, pemanfaatan teknologi dan digitalisai perbankan masih dominan di Pulau Jawa.
"Menghadapi era industri 4.0 (generasi keempat), semua harus beradaptasi dan siap. Begitu juga dalam digitalisasi transaksi perbankan. Memang kalau melihat perkembangan, sebagian besar industri perbankan sudah menerapkan dalam berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari, tetapi kebanyakan masih dominan di Pulau Jawa," kata Marzuki saat berbicara dalam Diskusi Kelompok Terarah yang dilaksanakan Pewarta Ekonomi Makassar bersama Bank Mandiri di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (16/1/2019).
Menurut Marzuki, keberhasilan digitalisasi perbankan harus ditopang penggunaan internet. Bank didorong memperluas dan mengembangkan layanan dengan menyasar C-Generations. Dia lebih memilih menyebut C-Generations untuk mewakili generasi milenial saat ini yang bersifat Community, Connected, dan Change sebagai dampak dari Revolusi 4.0.
"Sejauh mana masyarakat memanfaatkan era digitalisasi dalam bertransaksi, lihat pemanfaatan digital. Sejauh ini masih timpang karena pemanfaatannya masih berpusat di Jawa. Ini adalah rangkaian hubungan antara perbankan, pelaku ekonomi, dan teknologi informasi," katanya.
Sementara itu Transaction Banking Retail Head Bank Mandiri, Agus Setyawan mengatakan Bank Mandiri terus menggencarkan layanan transaksi daring (online). "Bank sudah berubah peran menjadi seperti perusahaan IT dengan izin perbankan. Gawai akan menjadi pusat aktivitas harian. Segala hal sudah bisa dilakukan dari gawai," ujar Agus.
Bank Mandiri mendukung cashless society dan pengembangan e-channel Mandiri serta pembayaran dengan barcode. Transaksi berbasis digital juga mempermudah bank memasukkan data nasabah berdasarkan kebutuhan dan gaya hidup," katanya.
Bank sudah berubah peran menjadi seperti perusahaan IT dengan izin perbankan. Gawai akan menjadi pusat aktivitas harian. Segala hal sudah bisa dilakukan dari gawai.
Bahkan, untuk menjangkau nasabah dan warga di pelosok, Bank Mandiri juga terus mengembangkan layanan SMS Banking dan berbagai fitur yang lebih ringan dalam penggunaan data sehingga mudah diakses.
"Bank sudah berubah peran menjadi seperti perusahaan IT dengan izin perbankan. Gawai akan menjadi pusat aktivitas harian. Segala hal sudah bisa dilakukan dari gawai," ujar Agus.
Sementara itu, terkait peran teknologi informasi dalam layanan pemerintahan, Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengaku telah menerapkannya dalam banyak hal.
"Kami punya Common Center di mana data kependudukan, layanan kesehatan, kebersihan, perizinan, lalu lintas, dan lainnya, bisa diakses secara real time. Ini sudah beberapa tahun diterapkan. Begitu juga dalam proyek pemerintah, ada aplikasi khusus untuk memudahkan kontraktor, misalnya melakukan transaksi tanpa harus bertemu orang," kata Ramdhan.
Berbagai kemudahan dan penerapan teknologi ini di antaranya punya peran mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena investor meràsa lebih nyaman dan efisien. "Sebagai gambaran pada 2015, pertumbuhan ekonomi Makassar sekitar 7,3 persen dan inflasi 8,5 persen. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi naik menjadi 8,4 persen dengan inflasi sekitar 3,5 persen. Adapun PAD naik dari Rp 500 miliar menjadi Rp 1,3 triliun," katanya.