JAKARTA, KOMPAS — Umat beragama di Indonesia diajak untuk tetap menjaga persatuan bangsa di tahun politik ini. Perbedaan pilihan politik dalam pesta demokrasi jangan sampai membuat perpecahan di tingkat akar rumput.
Hal itu dikemukakan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Syafiq Mughni saat berkunjung ke kantor Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jakarta, Rabu (16/1/2019). Syafiq bertemu dengan pengurus PGI untuk membahas rencana pertemuan musyawarah besar pemuka agama yang akan dilaksanakan tahun ini.
”Di tahun politik, seharusnya kita bergerak menjadikan nilai agama untuk memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini tantangan,” ujar Syafiq.
Menurut dia, kerja sama antaragama dalam berbagai program dapat meningkatkan kerukunan dan harmoni pada umat beragama di Indonesia. Selain itu, hal tersebut juga bisa dimaknai sebagai peningkatan martabat kemanusiaan.
Upaya merawat kerukunan beragama dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang memiliki Pancasila sebagai dasar negara, merupakan tanggung jawab bersama. Pesta demokrasi seperti pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota legislatif, dan pemilihan presiden hendaknya jangan sampai membuat persaudaraan sebangsa dan setanah air bangsa Indonesia terpecah.
Hal senada disampaikan Ketua Umum PGI Henriette T Lebang. Ia mengatakan, masyarakat Indonesia sudah hadir dalam masyarakat majemuk sejak berabad-abad silam. Menurut dia, generasi saat ini bisa mengambil nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan majemuk dari masa silam dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
”Masyarakat kita sudah hadir dalam kehidupan majemuk sejak dulu, baik majemuk secara suku, majemuk agama, dan majemuk pilihan politik,” ujarnya.
Ia menyebutkan, nilai Pancasila perlu selalu dihidupkan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Penerapan nilai agama dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari akan mendorong setiap individu menghadapi setiap persoalan melalui dialog.
”Belakangan ini, nilai-nilai itu ada yang tergerus oleh fanatisme dan radikalisme. Kita harus bersama-sama menghadapi semua ini, mulai dari keluarga,” ucap Henriette. (SUCIPTO)