Korban Kecelakaan yang Terlempar ke Bengawan Solo Belum Ditemukan
›
Korban Kecelakaan yang...
Iklan
Korban Kecelakaan yang Terlempar ke Bengawan Solo Belum Ditemukan
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·2 menit baca
GRESIK, KOMPAS — M Bahrul Mustofa (18), warga Sukorejo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang tenggelam di Bengawan Solo hingga Rabu (16/1/2019) pukul 19.30 belum ditemukan. Pencarian terkendala hujan dan arus sungai yang deras.
Korban tercebur ke sungai setelah motor yang dikendarai bertabrakan dengan pikap di atas Jembatan Sembayat pada Selasa (15/1/2019). Tubuhnya terpental hingga terlempar ke sungai.
Sopir mobil boks, Ismail (28), dan keneknya, Deni (24), telah menyerahkan diri di Kepolisian Sektor Bungah pada Selasa (15/1/2019) pukul 15.00. Keduanya sempat kabur dan sembunyi di toko bangunan di Bungah karena takut dihakimi massa.
Kini kasusnya ditangani Unit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Gresik. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Gresik Ajun Komisaris Wikha Ardilestanto menyatakan, keduanya diperiksa intensif. Sopir juga sudah menghubungi perusahaan tempatnya bekerja di Margorejo, Surabaya. ”Sopir mobil boks jadi tersangka,” katanya.
Sementara itu, penyelam dan tim pencarian dan penyelamatan (SAR) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Satuan Polisi Perairan Gresik, dan sukarelawan dari Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) masih mencari korban. Wilayah pencarian diperluas dari sebelumnya sekitar jembatan hingga 300 meter, ditambah hingga radius 1 kilometer ke hilir.
Sebagian dari mereka bersiaga di muara Sungonlegowo yang menjadi hilir Bengawan Solo. ”Hujan deras dan kuatnya arus air menghambat pencarian,” kata Kepala BPBD Gresik Tarso Sugito.
Keluarga berharap korban segera ditemukan apa pun kondisinya. Kakak korban, Muhammad Sasmita, bahkan memilih tetap tinggal di sungai sejak Selasa siang hingga Rabu petang. Ia ingin memastikan adiknya ditemukan.
”Selasa malam, saya tidur di atas jembatan. Bersama warga lain kami menggunakan senter (lentera sorot), siapa tahu mengambang,” katanya.
Ibu korban, Istifadah (52), berharap anaknya segera ditemukan. Ia tidak menyangka si bungsu mengalami kecelakaan tragis. Saat berangkat, Bahrul Mustofa mengenakan sarung dan kopiah.
Pencarian korban yang terlempar ke Bengawan Solo akibat kecelakaan di Jembatan Sembayat sehari sebelumnya, hingga Rabu (16/1/2019) malam belum membuahkan hasil. Pencarian terkendala hujan dan derasnya arus.
Bahrul bekerja di warung kopi yang dirancang mirip kafe, Rest Area (RA) 27 di Betoyo, Kecamatan Manyar. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari rumah. Menurut rekan kerja korban, Sulfan Hardianto (23), saat kejadian korban menggunakan motornya.
Sebelumnya, Senin (14/1/2019) malam korban sempat bercerita hendak mengajak temannya dari Bojonegoro bekerja di warung kopi itu. Warung kopi berkonsep kafe itu mulai dibuka awal 2018.
Rekannya yang lain, M Maulidia Alfarizi (16), menyebutkan korban sempat bercanda dan mengobrol dengannya dari seusai maghrib sampai pukul 02.00. ”Kami sama-sama penyaji, di sini. Dia baru sekitar tiga bulanan bekerja,” ujarnya.