Pengembangan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati membutuhkan dukungan dari banyak pihak, terutama pemerintah.
MAJALENGKA, KOMPAS— Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka masih sepi penumpang dan maskapai yang beroperasi. Tahun ini, PT BIJB menargetkan 19.000 pergerakan pesawat. Tanpa dukungan pemerintah, target tersebut sulit tercapai.
Airport Performance Division Head PT BIJB Ari Widodo menyatakan, sejak diresmikan pada 24 Mei 2018 oleh Presiden Joko Widodo hingga akhir 2018, baru ada 474 pergerakan pesawat di Kertajati. Padahal, pihaknya menargetkan 19.000 pergerakan pesawat pada tahun 2019.
”Tingkat keterisian pesawat masih 25 persen pada hari biasa. Saat akhir pekan, bisa 45–50 persen. Ini masih di bawah target perusahaan maskapai, yakni 75 persen,” ujar Ari di Majalengka, Rabu (16/1/2019).
Hingga kini, lanjutnya, terdapat 11 rute penerbangan. Rute tersebut menuju Surabaya, Balikpapan, Lampung, Semarang, Medan, Yogyakarta, Jakarta, dan penerbangan umrah ke Madinah, Arab Saudi. Adapun maskapai yang telah beroperasi ialah TransNusa, Lion Air, dan Citilink.
Sejumlah faktor menjadi penyebab sepinya BIJB Kertajati, di antaranya belum ada hotel atau apartemen di sekitar bandara. Hotel berbintang tiga terdekat ada di pusat kota Majalengka, sekitar 30 kilometer.
Hotel berbintang lainnya ada di Cirebon, sekitar 45 menit dari bandara. ”Faktor lainnya adalah akses pendukung. Kami berharap Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) segera beroperasi,” ujar Ari.
Tol Cisumdawu akan menangkap potensi penumpang di wilayah Bandung. Sebelumnya, Tol Cikopo-Palimanan juga mempercepat mobilisasi calon penumpang menuju bandara.
Menurut dia, ada potensi 15 juta penumpang BIJB Kertajati yang tersebar di Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Sumedang, Subang, dan Karawang, serta Brebes dan Tegal (Jawa Tengah).
Jumlah ini, lanjutnya, akan meningkat seiring penambahan rute penerbangan. Apalagi, tahun ini, BIJB Kertajati direncanakan bakal menjadi embarkasi haji.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, salah satu percepatan pengembangan bandara itu adalah dengan melayani pemberangkatan haji.
Untuk mendukung itu, pemerintah akan membangun asrama haji di sekitar bandara dalam lima bulan ke depan.
Di sisi lain, PT BIJB saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan AirAsia untuk rute penerbangan Kertajati menuju Kuala Lumpur (Malaysia) dan Singapura. Salah satu yang ditawarkan adalah insentif bebas tarif pendaratan.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berkomitmen mengakselerasi pengembangan BIJB Kertajati melalui pariwisata.
”Pariwisata menjadi motor penggerak perekonomian di Jabar lima tahun ke depan. Untuk sarana pendukung di sekitar bandara, akan segera disiapkan,” ujar Kamil. (IKI)