Investor Singapura Tanamkan Rp 5 Triliun ke Halmahera Utara
›
Investor Singapura Tanamkan Rp...
Iklan
Investor Singapura Tanamkan Rp 5 Triliun ke Halmahera Utara
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Investor asal Singapura, Globalports PTE LTD, tertarik membangun sejumlah infrastruktur di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Infrastruktur yang akan dibangun berupa pelabuhan, perikanan, dan pariwisata.
Kerja sama investasi senilai Rp 5 triliun itu akan berlangsung selama 50 tahun dan diharapkan bisa mendatangkan 500.000 wisatawan setiap tahun. Kepastian investasi ini ditandai dengan penandanganan head of agreement (HOA) yang dilakukan Direktur PT Hibualamo Jaya (BUMD) Deky Iwisara dengan konsorsium Globalports PTE LTD yang diwakili salah satu anggotanya, Henry Teh Kok Kheng, CEO and President Digiland, di Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Penandatanganan HOA ini merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman yang telah disepakati pada Juli 2018. Bupati Halmahera Utara Frans Manery yang menyaksikan penandatanganan itu mengatakan, investasi ini akan membuat Halmahera Utara sejajar dengan kabupaten-kabupaten lain. ”Potensi pariwisata di Halmahera Utara akan bisa berkembang dan mendatangkan pertumbuhan bagi daerah kami,” ujarnya.
Frans berharap investor-investor dapat mengelola investasinya secara baik sehingga membawa banyak manfaat yang maksimal bagi masyarakat Halmahera Utara. Berkembangnya infrastruktur akan memunculkan lapangan pekerjaan baru. ”Saya juga berharap para pemuda di Halmahera Utara lebih kreatif mengembangkan diri dan memiliki daya saing yang tinggi agar dapat membangun daerah,” katanya.
Ketua DPRD Kabupaten Halmahera Utara Yulius Dagilaha menambahkan, pihaknya mendukung rencana investor. ”Saya menyambut baik adanya perjanjian ini. Saya beserta jajaran akan mendukung penuh agar investasi ini dapat berlangsung dengan baik dan membuahkan manfaat bagi masyarakat sebagaimana yang kita inginkan,” kata Yulius.
Sementara Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara Alien Mus mengatakan, pihaknya akan membuat perangkat hukum untuk melindungi investasi. ”Mengingat investasi ini akan mencakup pembangunan di berbagai sektor dalam jangka waktu yang panjang, DPRD provinsi juga akan memberikan dukungan berupa payung hukum agar investasi ini dapat terus berjalan sebagaimana yang direncanakan. Payung hukum ini juga untuk menjaga agar investasi tidak melenceng sehingga mengakibatkan konflik di masa yang akan datang,” kata Alien.
Kerja sama investasi senilai Rp 5 triliun itu akan berlangsung 50 tahun ini dan diharapkan bisa mendatangkan 500.000 wisatawan setiap tahun.
Payung hukum ini diharapkan nantinya bisa membuat investasi seperti ini akan lebih mudah dijalankan, tanpa perizinan yang rumit dan meminimalisasi konflik di masa depan. ”Ini adalah investasi besar dengan kurun waktu yang panjang dan dengan pihak luar (negeri). Maka itu harus disiapkan segala sesuatunya dengan detail agar nanti tidak ada muncul permasalahan,” kata Alien Mus.
PT Hibualamo Jaya adalah BUMD yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan, serta perikanan dan perdagangan umum. Adapun Global Ports PTE LTD adalah perusahaan pengelola pelabuhan di Rusia. Investasinya dikembangkan dari Eropa hingga ke Asia. Baru-baru ini Global Ports juga menanamkan modalnya di Aceh dengan membangun pelabuhan di Sabang.