HUDDERSFIELD, SABTU — Praktik mata-mata di sepak bola bukanlah mitos atau isapan jempol. Manajer Manchester City Pep Guardiola mengaku sempat menggunakannya. Namun, praktik spionase itu akan dia tinggalkan saat Manchester City bertamu ke markas Huddersfield Town pada laga lanjutan Liga Inggris, Minggu (20/1) malam ini.
Praktik intelijen di dunia sepak bola itu baru-baru ini menjadi pembahasan serius di Inggris. Federasi Sepak Bola Inggris (FA) dan Football League tengah menginvestigasi kasus mata-mata yang dilakukan klub Divisi Championship Leeds United dan manajernya Marcelo Bielsa. Ia diduga memata-matai aktivitas latihan tim lawan, Derby County, 24 jam menjelang laga kedua tim pekan lalu.
Seorang pria, yang diketahui adalah staf Leeds, langsung dibawa polisi beserta alat bukti teropong setelah kedapatan mematai-matai aktivitas tim Derby di Moor Farm, lokasi latihan mereka. Namun, pria tersebut kemudian dilepaskan polisi. ”Kami menyelidiki kasus ini,” tulis FA dalam keterangan pers.
Guardiola pun angkat bicara soal praktik mata-mata itu. Dengan gamblang, ia mengatakan, memata-matai lawan dalam sepak bola adalah hal lumrah di sejumlah negara di Eropa. Ia mengakui pernah melakukan praktik yang tengah diperdebatkan legalitasnya itu saat melatih Barcelona dan Bayern Muenchen. ”Di negara lain, semuanya melakukan itu (memata-matai lawan). Itu bagian dari kultur klub. Saat saya di Bayern, ada sejumlah orang di puncak bukit yang memantau latihan kami dengan kamera,” katanya seperti dikutip Telegraph.
Namun, saat ditanya apakah ia masih mengalami hal serupa di Inggris, ia menjawab, ”Saya tidak akan menugaskan siapa pun memata-matai Huddersfield! Itu lebih sulit di sini (Inggris). Latihan di sini biasanya dilakukan tertutup,” kata Guardiola kemudian.
Guardiola memang tidak perlu sampai harus memata-matai Huddersfield untuk bisa meraih tiga poin pada laga di Stadion John Smith, Yorkshire, malam ini. Di atas kertas, City jauh lebih diunggulkan ketimbang tim yang promosi ke Liga Primer Inggris pada musim lalu itu. Huddersfield kini juga tengah tertatih-tatih. Dari sepuluh laga terakhir di sejumlah kompetisi, mereka sembilan kali kalah dan tidak pernah menang.
Tidak heran, Huddersfield kini menempati posisi juru kunci di Liga Inggris dengan raihan 11 poin dari 22 laga. Kontras dengan calon lawan, ”The Citizens” menggeliat pada 2019 ini. Seluruh laga, yaitu empat laga, pada tahun ini diraih City dengan kemenangan, salah satunya atas pemuncak klasemen, Liverpool, pada 4 Januari lalu. City pun bertekad menjaga tren positif tersebut saat berkunjung ke Yorkshire.
Mendy pulih
Gairah di kubu City kian tinggi menyusul kabar kembali pulihnya bek sayap, Benjamin Mendy. Bek sayap kiri itu sempat menjadi langganan tim utama di City dan meneror bek-bek lawan lewat pergerakan ofensif.
Namun, Mendy kemungkinan besar belum bisa turun di laga kontra Huddersfield. ”Ia masih harus memulihkan kondisi. Namun, ia telah berlatih dengan baik dan butuh waktu sepekan (sebelum bisa diturunkan),” kata Guardiola dikutip ESPN.
Namun, ada satu persoalan yang sedikit merisaukan Guardiola pada laga itu. Ia masih buta dengan pola dan karakter permainan Huddersfield selepas hengkangnya manajer David Wagner pekan lalu. Huddersfield akan memulai era baru bersama manajer sementara Mark Hudson.
”Ini menjadi pekan emosional bagi kami. Namun, kami sudah ditunggu laga besar (kontra City),” ujar Hudson.
Hudson mendapat tantangan berat. Dia pun berusaha menumbuhkan kepercayaan diri para pemain untuk menghadapi laga dengan motivasi tinggi. (JON)