Paling Banyak Jadi Korban, Milenial Diajak Tertib Berkendara
›
Paling Banyak Jadi Korban,...
Iklan
Paling Banyak Jadi Korban, Milenial Diajak Tertib Berkendara
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Angka kecelakaan lalu lintas, terutama di DKI Jakarta dan sekitarnya, meningkat pada 2018 dengan korban terbanyak adalah kaum milenial. Karena lebih dari separuh korban berasal dari kalangan milenial, polisi pun mengajak mereka agar lebih tertib berkendara.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara RI mengajak para generasi milenial untuk tertib berlalu lintas lewat sebuah acara bertajuk ”Millenial Road Safety Festival” di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/1/2019).
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf mengatakan, angka kecelakaan lalu lintas meningkat pada 2018. ”Dari total kecelakaan, 55 persen menimpa milenial, usia 17-35 tahun,” kata Yusuf dalam dalam acara itu.
Menurut data direktorat itu, angka kecelakaan meningkat dari 5.140 kasus pada periode Januari-November 2017 menjadi 5.400 kasus pada periode yang sama pada 2018. Jumlah korban juga berbanding lurus.
Misalnya, pada kurun waktu Januari-November 2017 terdapat 6.028 korban kecelakaan, yaitu 529 orang meninggal, 1.007 orang luka berat, dan 4.492 orang luka ringan. Pada periode yang sama pada 2018, jumlah korban menjadi 6.564 orang, yaitu 525 orang meninggal, 804 orang luka berat, dan 5.237 orang luka ringan.
Tidak tertib
Yusuf mengatakan, tingginya angka kecelakaan dipicu oleh tidak tertibnya pengendara berlalu lintas. Oleh karena itu, polisi pun mengajak kalangan milenial untuk berlalu lintas dengan tertib. Melalui festival ini, Yusuf berharap kesadaran berlalu lintas secara aman di kalangan milenial meningkat.
Dalam peluncuran awal ini, polisi menggandeng beberapa tokoh publik dan selebritas, antara lain pebalap reli Rifat Sungkar, musisi Fajar ”Alexa”, grup musik RAN, Hesti Purwadinata, dan Boy William untuk menyampaikan pesan penting tertib berlalu lintas.
Dalam sesi bincang-bincang, Rifat Sungkar mengemukakan, meskipun seorang pebalap, dirinya tidak pernah mengebut ketika berkendara di jalan raya. Dia hanya memacu kendaraan jika sedang berada di arena balapan. Mengebut di jalan raya sangat berisiko karena tidak sesuai dengan tempatnya.
”Ketika balapan, mobil saya dua-tiga lebih kencang dibandingkan dengan mobil biasa. Alat keselamatan yang saya pakai lima kali lebih baik. Pakai helm, baju balap, sabuk pengaman, bangku balap, mobil balap, dan lain-lain. Lagi pula, kalau balapan, semuanya satu arah. Kalau di jalan, arahnya berbeda, jadi sangat berisiko,” kata Rifat.
Kemudian, Rifat mengajak para milenial Indonesia, yang jumlahnya mencapai 65 juta jiwa, untuk berkendara secara aman. Jangan sampai Indonesia kehilangan banyak generasi milenial karena kecelakaan lalu lintas. ”Ketertiban berlalu lintas mencerminkan suatu bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Fajar ”Alexa” berbagi pengalaman tentang pentingnya memakai helm ketika berkendara, baik sepeda motor maupun sepeda. Fajar punya dua pengalaman buruk terkait dengan kecelakaan berkendara. Akibat kejadian itu, dia selalu mengutamakan keselamatan dalam berlalu lintas.
Fajar mengatakan, saat dirinya kecil, keluarganya pernah kehilangan seorang asisten rumah tangga karena kecelakaan sepeda motor. Padahal, ketika itu sang asisten hanya hendak ke warung di kompleks perumahan. Naas, sang asisten jatuh, kemudian meninggal karena tidak memakai helm.
Selanjutnya, pada 2010, adik Fajar juga mengalami kecelakaan ketika mengendarai sepeda motor. Meskipun sudah memakai helm standar, adik Fajar tidak selamat karena helmnya terlepas.
”Jadi, buat saya, mengenakan helm itu penting. Jangan sampai teman-teman menganggap remeh penggunaan helm, ’Ah dekat kok cuma ke warung’. Kecepatannya mungkin cuma 20 kilometer per jam, tetapi peralatan keselamatan itu tetap penting. Saya berkendara sedekat apa pun selalu pakai helm, bahkan naik sepeda,” ujarnya.
Selain acara bincang-bincang, pembukaan festival juga diramaikan dengan berbagai hiburan, seperti penampilan musik dan tarian Taki-Taki Rumba. Acara ini disambut baik oleh ratusan peserta yang sebagian besar berasal dari kalangan milenial.
Mahesa Putra (15), peserta dari SMK 26 Jakarta, mengatakan, acara berlangsung seru karena sangat sesuai dengan anak muda. ”Saya paling ingat pesan dari Fajar Alexa. Sedekat apa pun berkendara, selalu pakai helm. Selama ini, saya belum menggunakan helm kalau bawa sepeda motor keliling kompleks rumah. Saya menjadi lebih sadar,” ujarnya. (YOLA SASTRA)