Borobudur Marathon Naikkan Belanja Lokal
Promosi kegiatan Borobudur Marathon tahun 2019 akan lebih besar karena agenda nasional. Dampak positif berpeluang lebih luas lagi.
MAGELANG, KOMPAS —Dampak positif ajang Borobudur Marathon 2018 meluas ke berbagai aspek. Terjadi peningkatan perputaran jumlah uang jika dibandingkan dengan perhelatan yang sama pada 2017.
Sekretaris Perusahaan Bank Jateng Suharto menyampaikan itu saat ditemui dalam lari gembira Borobudur Fun Run, Minggu (20/1/2019). Lari gembira merupakan bagian dari penutup rangkaian Borobudur Marathon 2018. Kegiatan diikuti 2.000 pelari yang terdiri atas perangkat desa di 19 desa, kepala sekolah, dan guru berikut para siswa dari 35 sekolah di Kabupaten Magelang.
Dampak positif sektor perekonomian itu, menurut Suharto, terlihat dari besarnya perputaran uang. Pada 2017, terjadi perputaran uang sekitar Rp 12 miliar. Tahun 2018, perputaran meningkat mencapai lebih dari Rp 14 miliar. Kondisi itu disambut optimisme peningkatan pada Borobudur Marathon 2019.
Bank Jateng adalah sponsor utama perhelatan Borobudur Marathon 2017-2018 yang diselenggarakan tim harian Kompas.
General Manager Event Harian Kompas Lukminto Wibowo mengatakan, perputaran uang itu terjadi karena 87 persen pelari, peserta Borobudur Marathon 2018, berasal dari luar kota. ”Rata-rata pelari membawa keluarga atau teman-temannya,” ujarnya.
Persentase pelari yang berasal dari luar kota juga jauh meningkat dibandingkan dengan persentase peserta luar kota di Borobudur Marathon 2017, yang hanya 51 persen.
Sebelum dan sesudah lomba, pelari dan keluarga menyempatkan berkunjung ke sejumlah tempat wisata di kawasan Borobudur dan sekitarnya. Sebagian dari mereka menginap dan berbelanja di kota itu.
Kemeriahan ajang ini, menurut Lukminto, diharapkan meningkatkan semangat publik untuk menjalani olahraga lari, yang berujung pada lari maraton. Berikutnya, semakin banyak daerah tertarik mengadakan ajang serupa.
Di tempat yang sama, General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan, pada pelaksanaan Borobudur Marathon 2018, 18 November 2018, jumlah pengunjung Candi Borobudur mencapai 33.000 orang. Itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan saat akhir pekan biasa, yang berkisar 20.000-25.000 orang per hari.
Melihat kondisi tersebut, Putu berharap, ke depan akan lebih banyak acara olahraga diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur.
Andalan nasional
Lukminto mengatakan, Borobudur Marathon telah ditetapkan Kementerian Pariwisata sebagai satu dari 10 ajang wisata andalan nasional 2019. Itu tertuang dalam Keputusan Menpar RI Nomor 162 Tahun 2018 tentang Penetapan 100 Wonderful Events dan Top 10 National Events sebagai Calendar of Events Kemenpar Tahun 2019.
”Ini artinya pemerintah pusat melalui Kemenpar akan membantu mempromosikan ajang Borobudur Marathon ini, terutama promosi ke luar negeri, guna menarik lebih banyak peserta,” kata Luki.
Ketua Yayasan Borobudur Lim Chie An menyambut gembira penetapan tersebut. Dia tokoh di balik kesuksesan ajang Borobudur Marathon sekaligus sosok yang turut memelopori ajang lari maraton itu sejak awal.
”Saya sangat senang. Apalagi majalah daring komunitas lari nasional, Run Hood, menobatkan Borobudur Marathon sebagai half marathon terbaik tahun 2018 dan maraton terbaik tahun 2018,” kata Lim.
Adapun Kepala Seksi Kemitraan Bidang Olahraga Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Purdiyanto mengatakan, berbagai instansi, organisasi, dan lembaga diharapkan mau menjalin kemitraan dengan berbagai daerah untuk menyelenggarakan ajang olahraga, terutama lari.
Kompetisi lari, kata dia, layak dikembangkan, digenjot intensitas penyelenggaraannya karena berdampak luas pada berbagai aspek. Pesertanya mencapai ribuan orang.