JAKARTA, KOMPAS — Joshua ”The Passion” Pacio kehilangan gelar juara dunia One Championship kelas jerami (strawweight) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (20/1/2019) jelang dini hari. Gelar Pacio direbut petarung mixed martial arts (MMA) Jepang, Yosuke Saruta.
Saruta, juara dunia bela diri Jepang Shooto di kelas jerami (2017), membekuk Pacio dengan teknik-teknik bantingan dan kuncian (ground). Pertarungan lima ronde antara Pacio dan Saruta berlangsung cukup sengit, terutama pada dua ronde terakhir.
Saruta (31) memiliki bekal kekuatan dan kelenturan fisik sebagai atlet senam di usia muda. Pada umur 18 tahun, ia menekuni gulat dan berlanjut ke MMA. Berbagai kejuaraan MMA di Jepang telah dimenangi Saruta. Terakhir ia memenangi gelar juara dunia dari Shooto, organisasi MMA di Jepang.
Saruta yang bertubuh lebih pendek (160 cm) dari Pacio (165 cm) selalu menjaga jarak dari petarung asal Filipina itu. Pacio yang punya keahlian wushu memang lebih banyak melancarkan tendangan memutar dan menjejak ke depan. Beberapa tendangan Pacio sempat membuat Saruta terdorong ke belakang, mengenai ulu hatinya. Namun, kekuatan fisik Saruta membuat petarung bertubuh pendek kekar itu tidak terjatuh.
Saruta mencoba mencuri kesempatan untuk mendekati Pacio. Badannya lebih banyak membungkuk untuk menghindari serangan kaki Pacio dan dalam beberapa kesempatan ia dengan cepat mendekati lawan, meraih lalu membantingnya. Namun, Pacio tidak mudah dikunci begitu saja. Badannya licin seperti belut dan beberapa kali ia dengan mudah lolos dari kuncian Saruta.
Di akhir pertarungan, Saruta akhirnya diganjar nilai 2-1 oleh tiga juri di pinggir ring. Hasil itu menjadikan Saruta sebagai juara dunia baru di kelasnya.
”Bela diri tidak hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga soal kekuatan pikiran. Orang Jepang punya disiplin itu, melatih kekuatan pikiran. Itu yang membuat kami berbeda dengan petarung lain. Jika orang Jepang tertarik dengan sesuatu (bela diri), ia akan fokus dan menekuninya terus-menerus,” kata Saruta.
Ia menyebutnya sebagai Yamato atau semangat kepahlawanan yang tidak pernah padam. Dengan Yamato, Saruta mampu merebut gelar dan pada Mei mendatang siap mempertahankan gelar di Jakarta.
Sementara itu, Pacio mengaku kecewa dengan kekalahannya. Pacio dengan rekor menang-kalah 13-2 bergabung dengan tim Lakay di kota Baguio. Dari sasana itu lahir petarung-petarung MMA juara dunia kelas terbang (flyweight) ONE, Geje Eustaquio; juara dunia kelas bantam (bantamweight) ONE, Kevin Belingon; dan juara dunia kelas ringan (lightweight ONE), Eduard Folayang.