Kontrak Baru Tumbuh 32 Persen, Wika Targetkan Laba Rp 3 Triliun
›
Kontrak Baru Tumbuh 32 Persen,...
Iklan
Kontrak Baru Tumbuh 32 Persen, Wika Targetkan Laba Rp 3 Triliun
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menargetkan perolehan laba sebesar Rp 3,01 triliun tahun ini. Target itu diyakini dapat dicapai antara kain karena ditopang penjualan yang diproyeksikan Rp 42,13 triliun. Selain itu, ada kontrak baru yang ditargetkan tumbuh 32 persen menjadi Rp 66,74 triliun dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 50,65 triliun.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Wika), Tumiyana dalam keterangan pers yang diterima Kompas pada Minggu (20/1/2019) mengatakan, perseroan telah menyiapkan strategi yang terintegrasi untuk mencapai target-target tersebut. Bisnis Wika pada sektor infrastruktur dan bangunan yang berkelanjutan, kata Tumiyana, akan mendukung pertumbuhan pada sektor energi dan properti tahun 2019.
Optimisme itu sejalan dengan rencana Wika untuk berinvestasi lebih agresif pada lini bisnis energi, properti, dan infrastruktur. “Dengan demikian, kontrak baru akan datang dari proyek-proyek investasi kami. Selain itu, investasi di sektor tersebut akan menghasilkan pendapatan berulang (recurring income) dan memperbesar rasio laba Wika,” ujarnya
Tumiyana mengakui bahwa masuknya Wika pada investasi sektor-sektor tersebut di atas dipertimbangkan setelah melihat peluang besar di masa yang akan datang. Pada sektor properti, Wika melalui entitas anak usaha PT Wika Realty, kini tengah aktif membangun kawasan hunian di lokasi strategis yang berada di Pulau Jawa dan Bali. Wika Realty juga menjadi pemain penting pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di jalur strategis Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Pada saat yang bersamaan, Wika juga akan mengembangkan portofolionya di sektor energi dengan meningkatkan kepemilikan saham pada pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia.
Di sektor industri, Wika saat ini sedang mendorong produksi massal motor listrik Gesits yang direncanakan akan dimulai pada tahun 2019. Proses produksi ini akan dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi dengan target 60.000 unit.
Sederetan target itu dinilai lebih rasional untuk direalisasikan mengingat sejumlah capaian tahun 2018. Wika antara lain menyelesaikan venue Asian Games seperti, Jakarta International Velodrome, Jakarta International Equestrian Park, Stadion Madya, Lapangan Baseball dan Softball, basket hingga Squash.
Selain itu juga menyiapkan moda transportasi berbasis kereta, seperti LRT dan MRT. Pada saat yang sama, pada 2018, Wika mencatatkan kontrak-kotrak baru proyek raksasa, antara lain Terminal Kijing Mempawah, Logement 4.400 unit di Aljazair, flyover Teluk Lamong, Pelabuhan Patimban, Bendungan Sadawarna, dan Bendungan Randu Gunting.
Selain itu pada 2019 ini, Perseroan melalui konsolidasi seluruh Wika Grup telah menyatakan komitmen menyempurnakan kualitas pekerjaan, keselamatan kerja, dan aspek finansial. Salah satunya melalui standardisasi kualitas pekerjaan, zero rework, regenerasi engineer unggul, dan implementasi BIM (Building Information Modelling)
"Kalau pekerjaan bagus, rasio margin akan lebih baik dan diharapkan dapat semakin mengangkat brand Wika di mata publik khususnya pemilik proyek. Itu semua akan berdampak bagi kesejahteraan kita bersama," ungkap Tumiyana.
Sementara GM Departemen Pengembangan Sistem Wika, Novias Nurendra menjelaskan, implementasi BIM akan mampu memberikan keuntungan dari sisi biaya, mutu dan waktu. Program ini mampu melaksanakan beberapa tahap perencanaan engineering secara bersamaan, mulai dari desain, model, visualisasi dan simulasi.
"Tahun 2018, implementasi BIM mampu mengakomodir 7 proyek strategis WIKA dari 2 target yang diberikan, mengakomodir program di 14 proyek WIKA, mengakomodir 1 pilot project untuk BIM Level 2 serta mendapatkan sertifikasi PII," kata Novias.