Ambon Memerlukan Bantuan Minibus untuk Urai Kemacetan
›
Ambon Memerlukan Bantuan...
Iklan
Ambon Memerlukan Bantuan Minibus untuk Urai Kemacetan
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS - Setidaknya 200.000 penumpang memilih angkutan umum untuk keperluan transportasi di Kota Ambon, Maluku, setiap harinya. Pengguna dilayani sekitar 2.000 angkutan yang beroperasi pada 62 jalur. Namun, volume angkutan kota itu justru dianggap tidak efisien dan kerap menimbulkan kemacetan di tengah kota yang memiliki kapasitas jalan terbatas.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Ambon Robby Sapulette di Ambon, Selasa (22/1/2019), mengatakan, secara perlahan Pemerintah Kota Ambon akan mendorong penggunaan mini bus untuk menggantikan mikrolet yang saat ini digunakan sebagai angkutan kota. Minibus berkapasitas 25 penumpang, sedangkan mikrolet mengangkut maksimal 10 penumpang.
Menurut Robby, pihaknya telah menguji coba sebuah minibus bantuan Kementerian Perhubungan tahun 2016. Uji coba minibus yang khusus digunakan untuk mengangkut anak sekolah itu dianggap efektif. "Langkah pertama mungkin dibutuhkan 8 hingga 10 minibus pada beberapa rute," katanya.
Ini sudah kritis. Kalau rasionya 1 berarti stagnan.
Oleh karena itu, jika Kementerian Perhubungan hendak memberikan bantuan transportasi massal ke daerah, Kota Ambon berharap mendapatkan bantuan minibus untuk diuji coba. "Selanjutnya, jika transisinya berjalan bagus, pengusaha angkutan akan mengikutinya sehingga tidak ada lagi mikrolet," katanya.
Mikrolet selama ini dianggap menjadi salah satu penyumbang kemacetan di Kota Ambon yang hanya memilki satu jalan utama. Pada saat puncak kemacetan, rasio volume kendaraan terhadap ruas jalan mencapai 0,96. "Ini sudah kritis. Kalau rasionya 1 berarti stagnan," ucap Robby.
Namun, sejumlah sopir angkutan umum tidak setuju dengan wacana tersebut. Pemilik angkutan tidak memiliki modal untuk membeli minibus. Pengoperasian minibus juga dinilai memerlukan biaya lebih besar.
"Kalau uji coba untuk angkut pelajar, silakan. Kalau angkut penumpang, kami akan tolak," kata Yopi, sopir angkutan kota rute Kudamati-Mardika.