Dana Pembangunan Selter Bus di Serang Baru Dianggarkan 2019
›
Dana Pembangunan Selter Bus di...
Iklan
Dana Pembangunan Selter Bus di Serang Baru Dianggarkan 2019
Oleh
Dwi Bayu Radius
·3 menit baca
SERANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Serang, Banten, belum memiliki rencana induk transportasi umum. Dana pembangunan selter bus baru akan dianggarkan pada tahun 2019. Selanjutnya, Pemkot Serang masih akan menunggu bantuan bus dari pemerintah pusat.
Wali Kota Serang Syafrudin di Serang, Banten, Selasa (22/1/2019), mengatakan, pada masa pemerintahan sebelumnya, dana itu belum dianggarkan. ”Betul, rencana induk transportasi umum Kota Serang belum ada. Saya baru dilantik sebagai Wali Kota Serang sekitar sebulan lalu,” ujarnya.
Kendala untuk melaksanakan rencana tersebut adalah selter-selter bus belum tersedia. Selter bus biasa memang sudah tersedia. ”Tetapi, selter itu belum dikondisikan untuk rencana induk transportasi umum. Masak, masyarakat berdiri dan kepanasan. Tidak mungkin,” ucapnya.
Menurut Syafrudin, selter itu diharapkan dapat dibangun pada tahun 2020. Jika bangunan-bangunan itu sudah tersedia, Pemerintah Kota Serang siap menerima bantuan dari pemerintah pusat. Bantuan berupa bus itu akan diserahkan Kementerian Perhubungan.
”Setelah membuat anggaran sendiri, kami bisa mewujudkan rencana induk transportasi umum. Kemarin, kami ikut anggaran orang (wali kota sebelumnya),” katanya. Menurut Syafrudin, selter bus yang akan dibangun direncanakan tersebar paling tidak di 10 lokasi.
Pemkot Serang juga harus menentukan lokasi lahan untuk selter itu. Setiap selter membutuhkan lahan seluas 100-200 meter persegi. Saat ditanya mengenai jumlah anggaran untuk membangun selter itu, Syafrudin mengatakan, penetapannya akan dilakukan secara bertahap.
Selter itu akan dibangun dengan lokasi yang melingkari Kota Serang, antara lain di depan kantor Pemkot Serang, Pakupatan, Kepandean, dan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Sementara jumlah bus yang akan diterima Pemkot Serang diserahkan kepada pemerintah pusat.
”Pemkot Serang sebenarnya pernah berkomunikasi dengan pemerintah pusat mengenai pemberian bus sebanyak empat unit. Namun, Pemkot Serang saat itu belum siap,” ujarnya. Jika sudah tersedia, masyarakat dapat menumpang bus dengan uang elektronik.
”Pakai kartu dengan saldo yang bisa diisi ulang sesuai perkembangan zaman. Kalau pembayaran manual sudah ketinggalan,” ujarnya. Syafrudin mengatakan, masyarakat, terutama anak-anak, diharapkan menggunakan kendaraan itu dengan nyaman.
Bachtiar Rifai (35), warga Cipocok Jaya, Kota Serang, mengatakan, jangankan rencana induk transportasi umum, trayek angkutan di Kota Serang saja tidak jelas. ”Penumpang di sini kerepotan cari trayek angkutan umum. Meski ada nomor dan dibedakan berdasarkan warna, itu tidak berlaku di lapangan,” ujarnya.
Menurut Bachtiar, sopir bebas milih trayek sesuai keinginannya atau atas permintaan penumpang. Belum lagi terminal-terminal yang terbengkalai. Terminal di Kepandean, misalnya, tidak optimal.
”Yang ada, angkutan umum biasanya ngetem dekat lampu merah. Di perempatan Kepandean, banyak angkot berhenti untuk mencari penumpang,” katanya. Di perempatan Warungpojok juga banyak sopir angkot berperilaku sama.
”Kalau mau, Pemkot Serang tertibkan dulu angkutan umum berdasarkan trayek. Biar tidak membuat penumpang bingung,” kata Bachtiar.
Kuswanto (35), warga Kasemen, Kota Serang, sangat mengharapkan angkutan umum bus di dalam kota. Alasannya, bus diyakini dapat mengurangi kemacetan dan. Saat ini, untuk kegiatan sehari-hari, ia menggunakan sepeda motor atau angkutan daring.
”Inginnya seperti bus di Jakarta. Ke mana-mana dekat dan mudah dijangkau memakai bus. Lebih cepat sampai tujuan karena punya jalur sendiri dan pastinya bisa lebih hemat ketimbang angkutan umum kendaraan kecil,” katanya.