Komunitas Lari, Kuliner dan "Ngetrel" Bareng di Tahura Bandung
›
Komunitas Lari, Kuliner dan...
Iklan
Komunitas Lari, Kuliner dan "Ngetrel" Bareng di Tahura Bandung
Oleh
Agus Hermawan
·4 menit baca
"Ya, dengan bekal restu orangtua saya sudah siap lari trail," ujar seorang peserta perempuan Tahura Trail Running Race (TTRR) 2019, yang berlangsung di Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, di kawasan Bandung Utara, Sabtu (19/1/2019). Selama dua hari, hingga Minggu sore berlangsung lomba lari trail yang berlangsung untuk ketujuh kalinya itu.
Peserta yang berbekal "restu orangtua" itu adalah pelari dari Karawang. Dia adalah salah satu dari 2.200 orang pelari, dari pelari mula hingga mahir, peserta TTRR yang berdatangan dari berbagai daerah.
"Peserta juga berdatangan dari sekitar 40 negara," kata Agung Adijana, salah seorang panitia. Apalagi sejak dua tahun lalu, Tahura Trail Running Race ini sudah masuk seri Asia Trail Master Championship.
Lokasi lomba yang berada di Kota Kembang menjadi salah satu daya tarik mengapa lomba lari trail tersebut. Selain lintasan trail yang bisa dibilang "moderat" alias "sedengan" -- tidak sulit, dan tidak pula gampil-- peserta umumnya datang juga untuk sekaligus berwisata, terutama kuliner. Bisa berangkat bareng sahabat atau keluarga.
Lomba yang pada awal diadakan hanya diikuti sekitar 300-an orang peserta itu, juga menarik bagi para peserta mula (newbie) yang mulai beranjak mencoba lintasan lari trail. Banyak juga di antara peserta yang kembali setiap tahun untuk menjajal rute di Bandung Utara yang kini lambat laut lahannya semakin habis berganti perumahan mewah.
Lomba yang dibagi dalam kategori marathon, half marathon yang berlangsung pada hari Sabtu. Keesokan harinya, diperuntukan bagi mereka yang mengambil kategori 17 kilometer dan 10 kilometer.
"Kami datang dari Bekasi, bersama sejumlah teman lain dan menyewa vila di sekitar lokasi," ujar seorang peserta dari CEO Runners Bekasi.
Tidak heran jika kemudian di lintasan ditemui para peserta yang masih tergagap-gagap menjejakan kakinya di lintasan trail yang licin. Hujan yang mengguyur Bandung malam sebelumnya menjadikan sejumlah lintasan menjadi lebih licin berlumpur.
"Kami datang dari Bekasi, bersama sejumlah teman lain dan menyewa vila di sekitar lokasi," ujar seorang peserta dari CEO Runners Bekasi.
Banyak di antara mereka yang menggunakan sepatu lari on road di Tahura Trail. "Jadinya sosorodotan deh," kata seorang peserta. Sekitar 30-40 persen lintasan Tahura Trail berupa aspal atau jalanan beton, selebihnya merupakan lintasan alami di kawasan hutan raya tersebut.
"Kita ini kumpulan ibu-ibu suka lari aja. Mending lari, biar ibu-ibu enggak arisan wae," ujar seorang perlari perempuan. Mereka berkelompok berlari dengan jersey kuning bertuliskan "Cranners"-- katanya-- singkatan dari Crazy Runners.
Tanjakan dan turunan yang lumayan membetot otot betis menjadikan lomba itu lumayan menantang.
Walaupun sejumlah peserta mengatakan lintasan kali ini lebih muda, bagi para pelari mula tetap membutuhkan perjuangan untuk menyelesaikannya.
Bareng komunitas
Bagi sejumlah komunitas lari, terutama lari trail, Tahura Trail merupakan event di mana mereka bisa ikut bersama-sama lari bareng. Banyak di antara mereka sejak jauh hari mempersiapkan diri, mengatur akomodasi dan penginapan bersama-sama.
Sebagai salah satu kawasan utama wisata yang populer, cukup banyak hotel tersedia untuk peserta dari luar kota. Namun kawasan Bandung Utara juga tersedia banyak vila-vila yang disewakan.
"Kita sewa vila lewat online sih. Hitungannya jadi murah. Kita sekitar lima belasan orang cuma bayar Rp 100 ribu per orang," ujar Ilham, yang menyewa sebuah vila di bilangan Dago Pakar.
Sejumlah rumah mewah di kawasan itu yang tidak ditinggali banyak ditawarkan untuk sewa dengan harga relatif bersahabat.
Komunitas Run for Indonesia (RFI) Trail pun demikian. Di antara puluhan anggota komunitas, sekitar 20-an orang di antaranya menginap di sebuah rumah di bilangan Ciburial, Bandung Utara.
Selain me-ngetrel bersama, menginap bareng-bareng juga merupakan cara untuk mempererat persahabatan di antara sesama anggota komunitas. Untuk kebutuhan makan, mereka membayar secara patungan.
Untuk mencapai Bandung, para peserta dari Jakarta juga umumnya menggunakan kereta api yang bebas macet. Kesempatan bersama-sama juga menjadi waktu untuk saling berbagi pengalaman berlari. Seperti juga event di kota-kota lain, Tahura Trail Running Race ini masih memerlukan peran pemerintah setempat untuk terus bertahan.
Bulan September 2019, Bandung Ultra 100 juga akan berlangsung. Sama seperti Tahura, lomba yang juga berlangsung di sekitar Lembang, Tangkuban Parahu ini membutuhkan dukungan semua pihak. Yuk, ngetrel di Bandung !
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.