Pemerintah Lampung Bagikan Serbuk Abate kepada Warga
›
Pemerintah Lampung Bagikan...
Iklan
Pemerintah Lampung Bagikan Serbuk Abate kepada Warga
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Memasuki musim hujan pada awal tahun ini, Pemerintah Provinsi Lampung mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue mulai dari tingkat keluarga dengan terus membagikan bubuk abate untuk warga.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Asih Hendrastuti mengatakan, pemprov telah menyalurkan larvasida (serbuk abate) dan obat pengasapan untuk mencegah penyebaran DBD di 15 kabupaten dan kota sejak Agustus 2018. Setiap desa mendapatkan 100 kilogram larvasida pada bulan itu. Saat habis atau kurang, pemda bisa mengajukan kembali.
”Saat ini, larvasida telah terdistribusi ke puskesmas. Kami telah meminta agar kader terus membagikan serbuk abate kepada warga,” kata Asih saat ditemui di kantornya, Selasa (22/1/2019) di Bandar Lampung.
Data sepanjang Januari hingga tanggal 21 lalu, terdapat ada 121 laporan orang terduga DBD di Lampung. DBD masuk dalam empat penyakit terbanyak yang berisiko kejadian luar biasa. Meski begitu, pemerintah belum dapat memastikan berapa jumlah orang yang positif DBD.
Pada Desember 2018, terdapat 267 kasus DBD. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Pringsewu dengan jumlah 51 kasus DBD.
Dia menjelaskan, kasus DBD pada Desember cenderung berkurang dibandingkan bulan sebelumnya. Pada November 2018, jumlah kasus DBD tercatat 1.204 kasus.
”Adanya kasus DBD ini harus menjadi perhatian. Masyarakat perlu melakukan pencegahan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, menguras penampungan air, dan mendaur ulang sampah karena sering kali sampah menyebabkan genangan air sehingga nyamuk dapat berkembang biak,” kata Asih.
Sebelumnya, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menekankan pentingnya peran jumantik di masyarakat. ”Belum ada metode yang efektif (terkait inovasi pencegahan DBD). Sekarang kita hanya bisa memberdayakan masyarakat. Program pemberantasan sarang nyamuk adalah kuncinya,” kata Siti (Kompas, Selasa, 22/1/2019).
Menurut Siti, penelitian pencegahan penyakit DBD masih dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes serta sejumlah universitas di Indonesia. Hal itu diupayakan antara lain agar nyamuk tidak lagi membawa virus dengue, juga mencari vaksin yang efektif bagi empat virus dengue.
Menurut Siti, vaksin dengue pernah beredar di Indonesia tahun 2014-2015. Namun, vaksin ditarik lagi oleh produsen pada akhir 2016. Penyebabnya, vaksin belum efektif dan belum direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).