Tarik Wisatawan Datang ke Citarik
Punya potensi alam menarik, Desa Citarik, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, fokus mengembangkan destinasi wisata. Dengan dana desa, masyarakat berharap datangnya wisatawan akan mendorong perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Desa Citarik berjarak sekitar 10 kilometer dari pesisir Pelabuhan Ratu yang terkenal dengan pantainya. Beberapa sudut desa menyimpan pesona wisata. Ada empat yang terkenal, Curug Dulang, Situ Kubang, Bukit Manunggal dan Goa Repagan. Destinasi ekowisata ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BumDes) lewat dana desa.
“Pemerintah desa memutuskan membuka lokasi wisata di daerah dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian di Desa Citarik,” kata Kepala BumDes Citarik Obar Subarna.
Ditemui, Minggu (13/1/2019), Obar sedang mengawasi pembangunan galeri yang tidak jauh dari Situ Kubang. Bangunan yang terdiri dari ruang pameran ini nantinya menjadi tempat penjualan hasil kreativitas warga.
Cenderamata itu terbuat dari barang bekas dari tempat pembuangan sampah (TPS) yang dikelola dengan prinsip mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. Situ Kubang sendiri adalah taman rekreasi yang menawarkan panorama danau dan taman yang dibangun di bawah pepohonan rindang dan danau.
“Sebelum jadi tempat wisata, Situ Kubang adalah tempat pembuangan sampah warga yang kumuh. Akibatnya, mata air yang ada di sini sangat keruh,” katanya.
Awal tahun 2017, perubahan itu dimulai. TPS diperbaiki jadi tempat pengolahan sampah mandiri. Tempat sampah yang dibangun bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu menyediakan bahan untuk pemberdayaan warga. Sampah organik dijadikan pupuk dan anorganik didaur ulang menjadi souvenir seperti tikar dan tas dari plastik.
Kawasan Situ Kubang lalu dibersihkan dan menyisakan ruang dengan telaga yang lebih bersih. Sejak tahun 2018, pihak desa kemudian merubah lingkungan tersebut menjadi kawasan rindang seluas 1.000 meter persegi. Genangan seluas 150 meter persegi direvitalisasi menjadi wahana air permainan keluarga.
“Agar tidak menjadi tempat pembuangan sampah kembali, kami sengaja mengubahnya menjadi tempat wisata yang dikelilingi pepohonan untuk tempat bermain dan beristirahat,” tuturnya.
Dikunjungi Presiden
Saat ini, Situ Kubang ditata lebih ideal. Enam pondok berukuran 3 x 3 meter dibangun sebagai tempat berkumpul keluarga. Pinggiran situ diberi pengeras beton untuk menjaga air dan beberapa batu alam sengaja dibiarkan menjadi tempat berswafoto atau sekadar duduk.
Saat pondok itu dibangun, Presiden Joko Widodo mampir di kawasan wisata itu April 2018 lalu. Saat itu, ia datang mengendarai motor chopper Royal Enfield Bullet 350 kesayangannya. Proyek senilai Rp 89 juta itu dibuat dengan porsi upah tenaga kerja Rp 28,3 juta.
“Di Jabar, ada 711 proyek padat karya tunai yang setiap proyek bisa menyerap 100-an orang. Dengan demikian, padat karya tunai diharapkan bisa menggerakkan ekonomi di daerah,” kata dia.
Ke depan, ia berharap semakin banyak kawasan indah di Pelabuhan Ratu semakin dikenal. Tidak hanya pantai tapi objek wisata lainnya. Jalur berkeloknya memberi kesan tersendiri.
Selain Situ Kubang, ada beberapa destinasi ekowisata lain yang ditargetkan akan dibuka tahun ini, yaitu Curug Dulang. Air terjun ini memiliki tujuh tingkatan. Beberapa air terjun memiliki ketinggian lebih dari 10 meter. Obar menyatakan, Curug Dulang diharapkan menjadi daya tarik khas ekowisata yang menawarkan keindahan alam, karena kawasan tersebut masih hijau dan jauh dari keramaian.
Sejumlah perbaikan akan dilakukan. Beberapa diantara akses jalan, penunjuk arah dan pemandu wisata. Jalan setapak yang dilalui belum dibersihkan dan bercampur dengan jalur kebun milik warga.
Di beberapa titik terdapat bebatuan dari sungai yang mengering sehingga perlu konsentrasi tinggi agar tidak tergelincir. Saat ini, pengunjung disarankan menggunakan sepatu, dilarang hanya memakai sandal jepit.
“Jalur setapak berbatu menuju air terjun rencananya akan dibangun sebelum dibuka sehingga pengunjung tidak kesulitan menuju lokasi. Saat ini, dengan kondisi jalan seadanya masih harus ditempuh 40 menit. Di beberapa titik akan dibangun pondok peristirahatan sehingga pengunjung bisa berhenti sebentar sebelum melanjutkan perjalanan kembali,” kata Obar.
Pengembangan
Sekretaris Desa Citarik Yuspa Hendri menjelaskan, perlu dana hingga Rp 3 miliar untuk membangun keseluruhan destinasi ekowisata tersebut. Ia berujar, pembangunan saat ini difokuskan ke pengembangan Situ Kubang dan pembuatan jalan ke Curug Dulang.
Yuspa menjelaskan, saat ini, pembangunan Situ Kubang masih sekitar 40 persen. Pembangunan lokasi wisata ini masih mengandalkan dana desa sebesar Rp 70 juta dalam anggaran tahun 2018. Untuk tahun ini pun, tuturnya, alokasi pembangunan ekowisata ini masih di kisaran Rp 70-80 juta.
Di tahun 2018, Desa Citarik menerima Rp 771,89 juta dana desa dan Rp 451,99 juta dari alokasi dana desa serta pemasukan lainnya dengan total pendapatan desa mencapai Rp 1,452 Miliar. Sebanyak 34 persennya digunakan untuk pembangunan.
“Penggunaan dana desa untuk pembangunan mencapai Rp 503,9 juta. Sisanya untuk pemberdayaan desa sebesar Rp 249,79 juta dan penyertaan modal BumDes sebesar Rp 20 juta,” kata dia.
Menurut Yuspa, alokasi dana di tahun 2019 tidak jauh berbeda dari tahun 2018. Namun, ia berharap dana desa yang didapat tahun 2019 lebih besar sehingga bisa menambah modal untuk pengembangan daerah wisata.
“Kami masih memprioritaskan pembangunan yang telah direncanakan di tahun-tahun sebelumnya, seperti target pengaspalan seluruh jalan desa. Namun kami tetap membangun tempat wisata ini karena akan menambah penghasilan masyarakat jika banyak pengunjung,” tuturnya.
Harapan yang serupa disampaikan Saepudin (53), warga Kampung Tegalega. Ia berujar, hingga saat ini belum memiliki pekerjaan tetap. Pembangunan tempat wisata tersebut bisa menjadi tempat pencaharian sehingga bisa menghidupi keluarganya menjadi lebih baik.
“Sampai sekarang saya masih kerja serabutan. Biasanya jadi kuli bangunan. Kalau sudah ada tempat wisata, saya rencananya mau buka warung kecil-kecilan di sekitar lokasi Situ Kubang,” tuturnya.
Melalui BumDes dan dana desa, warga ingin meningkatkan kesejahteraan. Sektor pariwisata bisa menjadi jawabannya.