WASHINGTON, SELASA —Satu dari 20 pangkalan operasi rudal balistik yang tidak dilaporkan oleh Korea Utara berfungsi sebagai markas operasi. Demikian laporan Center for Strategic and International Studies atau CSIS dan analis Victor Cha yang dipublikasikan pada hari Senin (21/1/2019).
”Pangkalan operasi rudal Sino-ri dan rudal Nodong yang berada di lokasi itu sesuai dengan strategi nuklir militer Korea Utara,” demikian laporan itu.
CSIS mengatakan, pangkalan Sino-ri tidak pernah dilaporkan oleh Korut dan hasilnya ”tidak menjadi subyek negosiasi perlucutan senjata nuklir”. Laporan tersebut menyebutkan, pangkalan operasi rudal dapat menjadi subyek deklarasi, verifikasi, dan perlucutan dalam perjanjian nuklir apa pun.
”Korea Utara tidak akan bernegosiasi atas apa yang mereka tidak ungkapkan. Mereka tetap memiliki kemampuan operasional meski pangkalan nuklir mereka yang lain kita hancurkan,” kata Cha.
Temuan markas operasi rudal Korut yang tidak dilaporkan tersebut muncul tiga hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dirinya ”menanti” pertemuan berikutnya dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un untuk membahas perlucutan senjata nuklir. Kim sendiri bertekad melakukan proses perlucutan senjata nuklir setelah bertemu dengan Trump di Singapura, tahun lalu.
Namun, sejak itu tidak ada kemajuan berarti yang dicapai. Presiden Trump mengakui mengetahui keberadaan pangkalan rudal Korut yang tidak dibuka tersebut.
”Kami sepenuhnya mengetahui keberadaan lokasi ini, tidak ada yang baru dan tidak ada peristiwa yang tidak normal”, kata Presiden Trump dalam akun Twitternya. ”Saya akan langsung memberi tahu kalian jika sesuatu yang buruk terjadi!” ujar Trump.
Sino-ri
Berjarak 212 kilometer sebelah utara zona demiliterisasi, kompleks Sino-ri memiliki luas 18 kilometer persegi dan mempunyai peran penting dalam pengembangan rudal balistik yang mampu menjangkau wilayah Korea Selatan, Jepang, bahkan Guam di Pasifik. Pangkalan Sino-ri menampung Nodong-1, sebuah rudal balistik berdaya jangkau menengah.
Citra satelit pangkalan ini, yang diambil pada 27 Desember 2018, menunjukkan ada pintu masuk ke bungker bawah tanah, penampungan, dan markas. Pangkalan tersebut bisa dipakai untuk menyembunyikan rudal dalam moda bergerak yang bisa dipasangi hulu ledak nuklir.
Korut tetap tidak mengungkap lokasi pangkalan rudal ini, dan memiliki kemampuan menyerang sambil menjalani negosiasi perlucutan senjata nuklir bersama AS. Laporan CSIS juga mengatakan bahwa pangkalan rudal Korut tersebar di seluruh wilayah Korut dan terkadang berada di antara lembah pegunungan.
Rudal di pangkalan itu bisa kapan pun dipindahkan untuk diluncurkan. Di Korsel, fasilitas Sino-ri telah lama dikenal sebagai salah satu pangkalan yang menampung Nodong atau Rodong, sebuah rudal berdaya jangkau menengah berbasis teknologi rudal Scud di era Soviet yang mulai dikembangkan Korut pada pertengahan 1990.
”Fasilitas tersebut terus kami monitor, bekerja sama dengan AS,” kata Kim Joon-rak, juru bicara Sekretaris Panglima Militer Korsel. (REUTERS/AFP/ADH)