Tahun 2018, Tahun Politik?
Perjalanan di tahun 2018 telah usai. Kredo tahun politik seringkali dilekatkan untuk menggambarkan segala situasi di tahun ini. Padahal, banyak kejadian lain yang juga penting dan tidak boleh dilupakan.
Di awal tahun baru ini, Litbang Kompas menganalisa 1.758 berita utama di halaman muka enam surat kabar nasional. Berita-berita utama sepanjang tahun ini setidaknya menjadi gambaran tentang apa-apa saja yang telah bangsa ini lalui sepanjang tahun lalu.
Berita-berita utama pada suratkabar harian Kompas, Republika, Indopos, Koran Tempo, Media Indonesia, dan Koran Sindo menjadi bahan rajut dalam merunut ribuan kejadian di negeri ini. Sudah tepatkah, tahun 2018 disebut tahun politik? Atau tahun teror dan bencana? Atau justru tahun prestasi?
Di tahun 2018, tema pemberitaan sangat berwarna. Tiga tema besar yang paling menonjol adalah ekonomi (20,48 persen), hukum (18,26 persen), dan politik (18,26 persen). Menyusul tiga besar kedua adalah bencana (10,47 persen), persoalan sosial (9,73 persen), dan ketenagakerjaan (9,33 persen).
Kendati tema ekonomi merajai kolom-kolom berita utama, isu terpopuler bukan berasal dari tema ini. Isu yang paling sering diangkat oleh media massa justru isu yang bersifat politis, yaitu Pemilihan Umum 2019.
Tema Populer
Ekonomi sebagai tema terpopuler diterbitkan sebanyak 341 kali sebagai berita utama. Meski begitu, tidak ada isu dominan yang berada di bawah payung tema ini. Sebaran isu relatif merata, meski beberapa diantaranya cukup sering diliput, misalnya terkait stabilitas nilai rupiah, pertemuan IMF dan Bank Dunia, serta kebijakan impor.
Persoalan ekonomi makin diperhatikan sejak bulan September hingga November. Di bulan September, turbulensi ekonomi yang berpangkal dari rencana kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed menyadarkan Indonesia untuk bersiap pada kemungkinan pelemahan rupiah.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga menciptakan kesiapsiagaan tersendiri di tengah berlangsungnya pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali pada bulan Oktober. Kerangka pandang positif mulai nampak pada cara media menyoal peluang-peluang Indonesia dalam persaingan global di bulan November.
Sementara tema hukum dan politik masing-masing memiliki frekuensi kemunculan yang sama, yaitu 321 kali penayangan. Di bidang hukum, korupsi menjadi isu dominan. Isu ini dibahas sebanyak 186 kali atau hampir 60 persen dari total tayang pemberitaan hukum. Kasus korupsi KTP elektronik, PLTU Riau-1, dan korupsi oleh kepala daerah berada diurutan teratas.
Selain korupsi, pembahasan soal aksi terorisme juga sempat mencuat. Dua aksi teror berhasil menorehkan kenangan hitam di bulan Mei. Aksi teror pertama terjadi di Rumah Tahanan Salemba di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Polri pada 8 Mei. Kedua, terjadi aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, yaitu di yaitu Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna pada 10 Mei.
Di bidang politik, isu yang paling menonjol adalah seputar pemilihan kepala daerah 2018 (pilkada) dan persiapan pemilihan umum 2019 (pemilu). Seperti yang disampaikan di atas, isu pemilu mendominasi pemberitaan sepanjang tahun 2018. Isu ini tidak hanya berada di dalam cakupan tema politik, namun juga hukum dan ekonomi. Sehingga tidak mengherankan jika isu terkait pemilu muncul sebanyak 426 berita (24,2 persen), melebihi jumlah tayang dari tema politik itu sendiri.
Isu pemilu memuat serba-serbi seperti calon presiden dan wakil presiden, persiapan KPU, hingga sepak terjang partai-partai yang berkoalisi. Sementara pemberitaan tentang Pilkada juga dipilih sebagai yang utama sebanyak 116 kali (6,6 persen).
Pemberitaan tentang Pemilu berada di puncak tangga isu khususnya pada bulan Juli dan September, sementara Pilkada di bulan Juni. Seusai Pilkada berakhir, pemberitaan Pemilu naik turun tergantikan oleh isu lain yang lebih menarik seperti Asian Games dan sejumlah kejadian bencana yang cukup mengguncangkan.
Di tengah ratusan isu yang diangkat masing-masing medik cetak, pemberitaan tentang Pilkada dan jelang Pemilu mampu mengambil sepertiga bagian dari total headline. Wajar jika 2018 didapuk sebagai tahun politik.
Prestasi dan Duka
Ekonomi, hukum, dan politik sebagai persoalan sentral, tak ayal akan menjadi isu yang direproduksi terus menerus. Korupsi dan intrik politik tetap akan kita temui di tahun-tahun mendatang. Namun, semangat untuk kemajuan tidak boleh padam.
Bagai savana di padang politik yang panas, sejak pertengahan tahun media massa di Indonesia mulai beramai-ramai memperbincangkan tentang penyelenggaraan Asian Games. Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games XVIII sekaligus menorehkan prestasi gilang gemilang. Indonesia bertahan di posisi keempat perolehan medali dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Pencapaian ini menjadi yang terbaik bagi Indonesia sepanjang sejarah Asian Games.
Pemberitaan Asian Games dari persiapan pembangunan arena bertanding, kesiapan atlet, dan antusiasme warga menjelang acara yang digelar pada 18 Agustus-2 September 2018 ditayangkan 154 kali (8,76 persen). Dengan jumlah ini, Asian Games menempati posisi ketiga dalam tangga isu terpopuler.
Sayangnya kebahagian ini tidak berlangsung lama. Sejumlah kejadian bencana tanpa terprediksi mengguncang negeri ini. Tercatat sejumlah bencana besar terjadi di paruh akhir tahun 2018, seperti gempa di Lombok, gempa di Palu dan Donggala, kecelakaan Lion Air JT-610, kapal tenggelam di Danau Toba, tsunami di Selat Sunda, dan bencana lainnya sebagai dampak cuaca ekstrem. Kejadian bencana berada diurutan keempat sebagai tema yang paling sering diangkat (183 kali).
Pemberitaan Desember
Di bulan Desember sendiri, tema hukum menjadi perhatian utama (32,19 persen). Tema tersebut disusul pemberitaan tentang bencana (17,81 persen) dan ekonomi (16,44 persen). Tidak seperti biasanya, tema hukum bulan ini tidak didominasi oleh isu korupsi melainkan aksi separatisme yang terjadi di Papua.
Pada 2 Desember 2018 terjadi penembakan pada 31 pekerja proyek jalan Trans-Papua di Nduga, Papua. Menurut catatan Litbang Kompas, kejadian ini disorot sebanyak 15 kali oleh seluruh media yang diteliti. Republika menjadi media yang paling banyak menampilkannya di halaman satu.
Di penghujung bulan, duka juga masih urung pergi. Tsunami menghantam pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) menyebabkan 429 orang meninggal dan 154 orang hilang. Tiga belas kali kejadian memilukan ini diangkat oleh seluruh media massa. Isu lainnya yang juga disorot masih merupakan isu laten seperti kasus korupsi, sengkarut E-KTP, persiapan pemilu, dan tentu saja perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Di tengah duka lara, solidaritas untuk membantu sesama terasa di tahun 2018. Menunjukkan bahwa bangsa ini masih menyimpan semangat toleransi yang tinggi. Modal yang baik untuk menyongsong tahun mendatang ini perlu dipanggungkan media massa untuk mengingatkan khalayak akan tujuan bangsa ini. (Arita Nugraheni/Litbang Kompas)