Ekspor Melambat, Jepang Alami Defisit Pertama sejak 2015
›
Ekspor Melambat, Jepang Alami ...
Iklan
Ekspor Melambat, Jepang Alami Defisit Pertama sejak 2015
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·2 menit baca
TOKYO, KAMIS — Jepang mencatat defisit perdagangan pada 2018 atau untuk pertama kalinya sejak 2015. Pertumbuhan ekspor Jepang melambat di tengah ketegangan antara China dan Amerika Serikat yang notabene adalah dua mitra dagang terbesar bagi Tokyo.
Defisit perdagangan Jepang tercatat senilai 1,203 miliar yen (11 miliar dollar AS) pada 2018 setelah dua tahun surplus. Ekspor Jepang melambat, hanya tumbuh sekitar 4,1 persen dari 11,8 persen pada 2017.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang yang dirilis di Tokyo, Rabu (23/1/2019), ekspor Jepang ke China memang meningkat 6,8 persen. Namun, capaian itu jauh lebih lambat dari pertumbuhan 20,5 persen pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekspor Jepang ke AS juga melambat menjadi 2,3 persen dari 6,9 persen secara tahunan.
”Ekspor ke AS tidak kuat tetapi masih solid, sedangkan pengiriman ke Asia, terutama ke China, melambat,” kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute. ”Ketegangan perdagangan AS-China harus disalahkan untuk hal itu.”
Menurut Minami, perang perdagangan berdampak negatif terhadap ekspor komponen dan perangkat perusahaan Jepang untuk perakitan produk jadi di pabrik-pabrik China serta ekspor dari China oleh para pebisnis Jepang yang beroperasi di sana.
”Jika ekonomi global berjalan seperti sekarang, kita tidak bisa mengharapkan pertumbuhan ekspor,” kata Minami.
Dia menambahkan bahwa angka perdagangan Jepang dapat memburuk dalam beberapa bulan mendatang. Jepang akan menaikkan pajak penjualannya dari 8,0 persen saat ini menjadi 10 persen pada Oktober.
Rencana itu diperkirakan dapat mendorong lonjakan permintaan konsumen sebelum tarif baru diberlakukan. ”Hal itu dapat meningkatkan impor hingga September yang dapat memperluas defisit Jepang,” katanya.
Untuk bulan Desember, Jepang mencatat defisit 55,3 miliar yen dibandingkan dengan surplus 356 miliar yen pada tahun sebelumnya. Ekspor untuk bulan Desember turun 3,8 persen, sementara impor naik 1,9 persen.
Data tersebut diterbitkan beberapa jam sebelum Bank of Japan akan mengeluarkan pernyataan kebijakan setelah pertemuan dua hari. Bank sentral Jepang itu diperkirakan akan merevisi turun perkiraan untuk pertumbuhan dan inflasi meskipun kebijakan moneter yang agresif dimaksudkan untuk mendorong inflasi menjadi di tingkat 2,0 persen. (AFP)