ASTANA, KAMIS—Menang atas China menjadi salah satu syarat agar Indonesia bisa bertahan pada kejuaraan tenis beregu campuran Piala Fed Grup I Zona Asia/Oseania. Melawan tim yang diperkuat petenis berperingkat 50 besar dunia, Tim Indonesia akan tampil tanpa beban.
Indonesia membuka peluang bertahan pada Grup I setelah mengalahkan Oseania Pasifik, 3-0, pada pertandingan Pul B di Stadion Tertutup Pusat Tenis Nasional, Astana, Kazakhstan, Kamis (7/2/2019). Dengan kemenangan ini, Indonesia menempati peringkat ketiga di bawah China dan Korea Selatan, serta di atas Oseania Pasifik. Pada hari yang sama, China menang atas Korea Selatan, juga dengan skor 3-0.
Kemenangan atas Oseania Pasifik menaikkan posisi Indonesia dari urutan keempat setelah dikalahkan Korea Selatan, 0-3, Rabu. Untuk bertahan pada Grup I, Indonesia naik ke peringkat kedua Pul B. Tiga tim lain bersaing pada Pul A, yaitu Kazakhstan, India, dan Thailand.
Sesuai peraturan, tim peringkat teratas tiap pul akan bertemu pada play off untuk memperebutkan satu tiket ke play off Grup Dunia II pada April. Adapun tim peringkat ketiga akan saling berhadapan untuk bertahan di Grup I. Tim yang kalah, bersama peringkat keempat Pul B, terdegradasi ke Grup II Asia/Oseania.
Meski masih memiliki peluang untuk bertahan, Indonesia akan menghadapi tantangan berat untuk naik ke peringkat kedua. Ini karena Aldila Sutjiadi dan kawan-kawan harus mengalahkan China, Jumat ini. Nasib Indonesia juga akan bergantung pada hasil pertandingan Korsel melawan Oseania Pasifik. Berdasarkan peringkat dunia, Korea Selatan di posisi ke-30 seharusnya bisa menang atas Oseania Pasifik (45). Indonesia pun harus bersiap menjalani play off melawan peringkat ketiga Pul A.
Kapten Tim Indonesia Deddy Tedjamukti sempat menyaksikan laga antara India dan Thailand pada Pul A, Kamis, sebagai persiapan play off. ”Kalau harus menjalani play off, siapa pun lawannya pasti harus menang,” kata Deddy.
China unggul
China adalah tim Piala Fed Asia berperingkat terbaik ketiga di bawah Jepang dan Kazakhstan. China berada pada posisi ke-24, di bawah Jepang (13) dan Kazakhstan (22). Adapun Indonesia, dengan peringkat ke-41 duna, adalah tim Asia urutan kesembilan.
Selain bersaing pada Grup I, China juga pernah bersaing di Grup Dunia. Dalam persaingan di Kazakhstan kali ini, mereka diperkuat pemain berperingkat 50 besar dunia, yaitu Zhang Shuai (peringkat ke-40) dan Zheng Sai-sai (42). Zhang Shuai, juga menempati peringkat ke-14 nomor ganda, adapun Xu Yifan di posisi ke-18 ganda.
Tantangan berat juga tergambar dari pertemuan Indonesia dan China. Dari tujuh kali bertemu, Indonesia hanya menang sekali. Satu-satunya kemenangan didapat pada babak pertama Grup I Asia/Oseania 2003 di Jepang. Diperkuat Angelique Widjaja dan Wynne Prakusya, Indonesia menang 2-1.
Petenis Indonesia, Beatrice Gumulya, mengatakan, dia dan rekannya akan bermain tanpa beban melawan China. ”Nothing to lose saja, tidak ada yang tidak mungkin. Kapan lagi bisa menjajal pemain 50 besar dunia,” kata Beatrice.
Melawan Oseania Pasifik, pertemuan dua tim promosi dari Grup II pada 2018, Beatrice pada laga kedua menyumbang angka dengan mengalahkan Abigail Tere-Apisah, 6-4, 2-6, 6-4 setelah Aldila menang atas Violet Apisah, 6-4, 6-2. Pasangan Jessy Rompies/Deria Nur Haliza melengkap dengan kemenangan atas Steffi Carruthers/Tere-Apisah, 6-4, 6-4.