Imigran Bangladesh Mulai Dideportasi ke Negara Asal
›
Imigran Bangladesh Mulai...
Iklan
Imigran Bangladesh Mulai Dideportasi ke Negara Asal
Oleh
Nikson Sinaga
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Para imigran gelap asal Bangladesh yang ditemukan di Medan dan Deli Serdang, Sumatera Utara, mulai dideportasi ke negara asalnya secara bertahap. Proses deportasi 296 imigran itu diharapkan dapat selesai minggu ini. Indonesia masih menjadi negara transit imigran Bangladesh sebelum tiba di tujuan akhir yakni Malaysia.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Fery Monang Sihite, di Medan, Selasa (12/2/2019), mengatakan, mereka sudah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Bangladesh di Indonesia untuk melakukan proses deportasi dengan cara pencekalan. Kedubes Bangladesh sepakat untuk membiayai pemulangan. Kantor Imigasi Medan menanggung biaya kebutuhan dasar mereka selama di Rumah Detensi Imigrasi Medan.
“Lima orang imigran Bangladesh sudah kami deportasi. Imigran lainnya akan kami pulangkan seluruhnya minggu ini. Proses deportasi harus bertahap karena keterbatasan angkutan udara,” kata Fery.
Keberadaan para imigran itu awalnya terbongkar setelah warga menemukan 193 imigran di dalam ruko di Jalan Pantai Barat, Medan, Selasa (5/2/2019). Keberadaan mereka diketahui setelah imigran berteriak dari dalam ruko karena lapar dan haus. Hasil pengembangan, petugas menemukan imigran lainnya di Deli Serdang dan Medan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Fery, tujuan akhir para imigran tersebut adalah Malaysia. Mereka transit di Indonesia agar lebih mudah masuk ke Malaysia. Para imigran itu sengaja masuk melalui Bandara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, dan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, agar terlihat seperti wisatawan.
“Sebagai wisatawan, mereka pun bisa menggunakan fasilitas bebas visa kunjungan selama 30 hari,” ujarnya.
Menurut Fery, seluruh imigran Bangladesh itu mempunyai paspor. Mereka juga mendapat cap imigrasi di bandara. Imigran yang seluruhnya adalah laki-laki berusia produktif itu juga membeli tiket pulang ke Bangladesh agar tidak mencurigakan saat diperiksa petugas.
Mereka datang secara bertahap selama bebeberapa bulan belakangan. Hampir seluruhnya sudah kehabisan visa bebas kunjungan 30 hari.
Fery mengatakan, mereka akan memperketat pemeriksaan warga negara asing yang mencurigakan di pintu masuk bandara daerah pariwisata. Para imigran sengaja menggunakan pintu masuk wisata agar terlihat seperti wisatawan.
Dari Bali dan Yogyakarta, para imigran biasanya terbang lagi ke Medan lalu menempuh jalur laut ke Malaysia melalui pelabuhan tikus. Di Malaysia mereka akan dipekerjakan sebagai pekerja kebun sawit. “Perjalanan mereka dari Bangladesh ke Indonesia hingga Malaysia diatur oleh sindikat. Kami masih mencari para pelaku yang merekrut mereka,” ujarnya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, mereka bersinergi dengan Kantor Imigrasi Medan untuk mengawasi orang asing. Polda Sumut berfokus untuk mengungkap para sindikat itu.
Tatan mengatakan, mereka masih menelusuri siapa saja pelaku yang terlibat dalam perekrutan dan yang mengatur perjalanan para imigran itu. Namun, sampai saat ini belum ada pelaku yang dijerat polisi.