Halofina, Merencanakan Keuangan Makin Mudah
Setelah mengantongi pendapatan, biasanya kita memiliki banyak keinginan, impian, dan harapan. Setelah kebutuhan pokok terpenuhi, menyusul muncul kebutuhan lain, seperti ingin membeli rumah, pergi berwisata, pergi ke Tanah Suci, membeli mobil, atau lainnya.
Untuk kebutuhan dananya, sebagian dapat dipenuhi lewat alokasi pendapatan. Sebagian lagi masih harus menabung untuk mencapainya. Sayangnya, masih banyak juga orang bingung bagaimana cara mengatur pendapatan atau berapa dana yang harus disisihkan per bulan untuk mencapai berbagai tujuan tersebut.
Ada pula yang bingung, ke mana dana itu sebaiknya ditempatkan agar dapat berkembang dengan baik dengan risiko terukur. Maklumlah, masyarakat kita lebih kenal dengan produk perbankan ketimbang produk pasar modal.
Pada tahap ini, sebenarnya kita memerlukan pertolongan profesional, yaitu perencana keuangan. Pada kenyataannya, tidak banyak orang yang pergi ke perencana keuangan profesional untuk membicarakan rencana keuangan mereka. Selain masih kurang populer, belum terlalu banyak orang yang mau membayar layanan jasa mereka.
”Samalah seperti orang ke dokter. Ketika sakit, bahkan parah, barulah kita pergi ke dokter,” kata perancang aplikasi perencana keuangan Halofina, Adjie Wicaksana, ketika ditemui di Jakarta, pekan lalu.
Padahal, ketika sehat pun sebaiknya kita memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah agar tidak sampai sakit.
Aplikasi Halofina merupakan salah satu pemenang Wirausaha Muda Mandiri akhir tahun lalu. Dengan bantuan teknologi, masyarakat dapat menyusun rencana keuangan dengan baik sehingga dapat memenuhi rencana-rencana tersebut.
”Halofina bisa dibilang merupakan demokratisasi layanan perencanaan keuangan. Semua orang memerlukan perencanaan keuangan yang baik. Namun, baru sedikit yang dapat mengakses layanan tersebut,” lanjut Adjie.
Adjie mengembangkan Halofina bersama Eko Pratomo, praktisi industri reksa dana, yang sudah lama berada di pasar modal. Aplikasi Halofina dikembangkan awal 2017 dan sudah diunduh lebih kurang 1.000 kali. Aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan dan diharapkan dapat diluncurkan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas pada Maret mendatang. Dalam aplikasi ini terdapat berbagai layanan untuk membantu perencanaan keuangan.
Jasa penasihat
Ketika masuk ke aplikasi, setelah mengisi data pribadi, pengunduh Halofina diminta untuk memetakan kemampuan menanggung risikonya. Ini merupakan cara untuk mengetahui bagaimana profil risiko para pengunduh. Ada lima pilihan, mulai dari safe and stable untuk menggambarkan orang yang lebih mengutamakan keamanan dan kestabilan. Orang dengan profil risiko seperti ini tidak cocok jika diberi instrumen investasi yang berisiko tinggi. Pilihan lain adalah adventurer. Ini untuk menggambarkan orang yang bersedia menanggung risiko, juga orang yang mampu menghadapi gejolak di pasar modal.
Langkah selanjutnya adalah memilih rencana finansial, seperti rencana persiapan dana pendidikan anak, membeli mobil, rumah, atau dana pensiun. Contohnya dana pendidikan.
Jika biaya sekolah saat ini sebesar Rp 40 juta, misalnya, dengan inflasi 15 persen per tahun, dalam 10 tahun yang akan datang, biaya sekolah yang diperlukan membengkak menjadi Rp 246.884.515. Selain itu, perencanaan dana pensiun. Walaupun masa pensiun akan datang 20 tahun lagi, biayanya sudah perlu disiapkan.
Dari setiap kebutuhan, aplikasi Halofina akan membantu menentukan berapa dana yang perlu disisihkan setiap bulan dan berapa komitmen dari orang atau keluarga tersebut. Jika ada sebuah keluarga yang harus menyisihkan dana Rp 7 juta untuk berbagai keperluan jangka panjangnya, aplikasi ini akan membantu pengalokasian dana tersebut ke instrumen apa saja. Tujuannya, agar dapat berkembang dengan efektif. Pemenuhan kebutuhan jangka panjang akan sangat tidak efektif jika hanya ditempatkan pada tabungan karena imbal hasil yang rendah.
Rekomendasi portofolio akan muncul, misalnya untuk keperluan yang berjangka waktu di atas 10 tahun, sebanyak 90 persen ditempatkan pada reksa dana saham dan 10 persen pada emas. Dasbor aplikasi akan memberikan rekomendasi reksa dana mana saja yang dapat dibeli dari berbagai manajer investasi.
”Kami sudah bekerja sama dengan beberapa manajer investasi, juga penyedia emas dan perusahaan pinjam-meminjam. Jadi, pilihan investasi menjadi lebih banyak lagi,” kata Adjie.
Pengguna aplikasi juga dapat memeriksa apakah investasi yang mereka tempatkan berjalan sesuai dengan rencana. Jika tidak, kinerja investasi tersebut tentu dapat dievaluasi kembali dengan cara mengganti produk yang lebih sesuai.
Para pengunduh dapat memanfaatkan layanan secara gratis. Halofina tidak mengenakan biaya sama sekali. ”Model bisnisnya, kami mendapatkan penghasilan jasa dari produk-produk yang dibeli oleh para pengunduh. Seperti dari berbagai reksa dana dan perusahaan peer to peer atau emas,” lanjut Adjie.
Dia memastikan bahwa produk-produk yang direkomendasikan sudah melalui kurasi yang ketat. ”Tetap saja, keputusan mau berinvestasi pada produk yang mana berada di tangan para pengguna aplikasi. Kami hanya menyediakan berbagai pilihan,” ucapnya.
Dibutuhkan industri
Aplikasi yang dapat menyediakan berbagai layanan perencanaan keuangan ini juga dibutuhkan oleh industri keuangan. Seorang pegawai bank saat ini harus mampu melayani puluhan hingga ratusan nasabah berkantong tebal atau nasabah prioritas. Sering kali nasabah yang sudah terlebih dahulu melek investasi ini bahkan tidak tergarap dengan saksama oleh para personal banker atau relationship manager. Layanan yang diberikan menjadi kurang personal, padahal kebutuhan setiap nasabah tidak sama.
Kalau nasabah tajir saja kurang mendapat perhatian, bagaimana dengan nasabah biasa? Padahal, nasabah yang jumlah tabungannya biasa-biasa saja pun memerlukan layanan dalam merencanakan kebutuhan keuangannya.
”Teknologi dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan ini. Sentuhan manusia, para pegawai bank, tetap ada, tetapi tugasnya menjadi jauh lebih mudah. Misalnya, masing-masing nasabah bisa mendapatkan update portofolio dengan cepat atau mendapatkan penawaran produk yang benar-benar cocok dengan tujuan investasinya,” tuturnya.
Layanan yang semula hanya ditujukan untuk nasabah berkantong tebal dapat diberikan kepada nasabah kebanyakan karena mereka juga memiliki mimpi-mimpi dan rencana serupa. Literasi keuangan pun akan semakin meningkat. Semakin banyak orang dapat mengakses perbankan dan pasar modal. Teknologi memang seharusnya mempermudah banyak hal,termasuk urusan keuangan, sehingga semakin banyak yang dapat memanfaatkannya.