PHNOM PENH, SENIN Skuad ”Garuda Muda” gagal memenuhi target menang kontra Myanmar di laga pembuka Grup B Piala AFF U-22 di Kamboja. Witan Sulaeman dan kawan-kawan justru sempat dikejutkan oleh serangan agresif Myat Kaung Khant dan kawan-kawan di babak pertama. Padahal, Pelatih Indra Sjafri menginginkan anak asuhnya lebih dulu menekan dan tidak memberi waktu kepada pemain Myanmar menguasai bola.
Sengatan para pemain Myanmar di Stadion Nasional, Phnom Penh, Senin (18/2/2019), itu membuat organisasi pertahanan sedikit lengah. Saat laga memasuki menit ke-13, Myat Kaung Khant tak terkawal ketika menyambut umpan di dalam kotak penalti Indonesia. Bola sepakan kaki kirinya gagal ditepis kiper Awan Setho.
Indonesia menyamakan kedudukan melalui sepakan Rachmat Irianto menyusul tendangan sudut pada menit ke-38. Kedudukan 1-1 bertahan hingga laga usai.
Hasil ini menegaskan, sejumlah faktor yang sepenuhnya bisa dibenahi selama pelatnas sejak 7 Januari lalu. Asisten pelatih, Nova Arianto, mantan bek tangguh, belum sepenuhnya membenahi konsentrasi pemain bertahan saat dalam tekanan.
Tiga kali uji coba kontra Bhayangkara FC, Arema FC, dan Madura United—di mana lini belakang Garuda Muda juga mengalami tekanan—efeknya berbeda dengan laga kompetitif. Di laga kompetitif, tekanan psikologis jauh lebih besar, yang membutuhkan kekuatan mental untuk bisa bermain tenang.
Sementara Indra Sjafri masih merindukan sosok Egy Maulana Vikri yang bisa diandalkan sebagai mesin gol. Egy tidak bisa bergabung karena tidak diizinkan klubnya, Lechia Gdańnsk.
Performa striker Dimas Drajad dan Marinus Wanewar belum meyakinkan. Dari tiga uji coba, hanya satu dari empat gol Garuda Muda yang dicetak striker, yaitu Marinus di laga kontra Madura United.
Hasil 1-1 di laga pembuka ini menjadi modal yang kurang ideal untuk melawan Malaysia pada laga kedua Grup B, Rabu (20/2) pukul 15.30 WIB.
Malaysia tidak bisa dipandang remeh meskipun di laga pertama kalah 0-1 dari tuan rumah Kamboja. Di laga itu, Malaysia bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-59 akibat kartu merah Daniel Haqiem.
Kamboja memetik kemenangan berkat gol tendangan bebas Sath Rosib di menit ke-63. Eksekusi bola mati juga bisa menjadi salah satu jalan Indonesia memetik kemenangan atas Malaysia.
”Saya punya banyak pengalaman bahwa ketika menghadapi Malaysia selalu berat. Namun, kita akan tetap terapkan attacking game dan target harus menang,” tutur Indra melalui siaran pers PSSI.
Terkait hasil laga pertama, Indra menilai akan ada evaluasi. ”Pertandingan pertama selalu sulit. Babak pertama bisa dilihat, gol mereka datang karena kesalahan dari kita.
Kurang siap mengantisipasi. Setelah itu pelan-pelan bangkit. Namun, ini performa bukan seperti biasa kita main di uji coba sebelumnya,” ujar mantan pelatih Bali United itu. (ANG)