KUPANG, KOMPAS- Partai Golkar Nusa Tenggara Timur menargetkan empat kursi untuk perwakilan anggota DPR RI periode 2019-2024. Sementara untuk DPRD NTT sebanyak 18 kursi dari total 65 kursi, dan DPRD Kabupaten/Kota sebanyak 20 persen. Untuk bisa meraih target ini, semua kader partai terutama para calon legislatif harus kerja keras, dengan berbagai cara untuk meraih target tersebut.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto ketika hadir pada kegiatan konsolidasi dan temu kader Partai Golkar di Kupang, Rabu (20/2) mengatakan, target empat kursi itu tidak mustahil. Dua kursi bakal diperoleh di daerah pemilihan (Dapil) satu, meliputi Pulau Alor dengan satu kabupaten, Pulau Flores memiliki delapan kabupaten, dan Pulau Lembata terdapat satu kapaten. Dua kursi lain diperoleh di Dapil dua, yakni Pulau Sumba dengan empat kabupaten, Pulau Timor memiliki lima kabupaten dan satu kota, Pulau Rote satu kabupaten, dan Pulau Sabu Raijua, juga satu kabupaten.
“Partai Golkar jelas mendapatkan empat kursi DPR RI dari NTT, sisa tujuh kursi DPR RI dari NTT, silakan diperebukan partai lain termasuk Partai Nas-Dem. Sementara untuk kursi di DPRD Provinsi kami targetkan 18 kursi dari total 65 kursi, dan DPRD Kabupaten/Kota partai Golkar targetkan 20 persen di masing-masing kabupaten/kota,”kata Hartarto.
Partai Golkar jelas mendapatkan 4 kursi DPR RI dari NTT, sisa tujuh kursi DPR RI dari NTT, silakan diperebukan partai lain termasuk Partai Nas-Dem. Sementara untuk kursi di DPRD Provinsi kami targetkan 18 kursi dari total 65 kursi, dan DPRD Kabupaten/Kota partai Golkar targetkan 20 persen di masing-masing kabupaten/kota
Target ini ditetapkan setelah dilakukan analisa di berbagai bidang. Terutama menyangkut dukungan masyarakat dari tahun ke tahun, perolehan kursi DPR, dan DPRD selama ini, kapasitas para caleg partai Golkar, dan infrastuktur yang dimiliki Partai Golkar NTT. Partai Golkar selalu memenangkan pemilu di NTT sejak Orde Baru sampai hari ini.
Tetapi untuk meraih target itu harus kerja keras. Kerja keras ini harus diperlihatkan melalui berbagai cara, tidak hanya mengunjungi masyarakat dari desa ke desa, tetapi paling penting adalah perilaku hidup, gaya hidup, dan perlakuan caleg itu terhadap masyarakat di daerah pemilihan.
Pada kesempatan itu, Hartarto memperkenalkan para kader partai Golkar dari DPP Golkar, antara lain Nurul Arifin, Meutia Hafid, Melkianus Markus Mekeng, Rizal Malarangeng, Sebastian Salang, dan Christina Ariani. Kader partai dari NTT, antara lain Melki Lakalena, Ayup Titu Eki, Anwar Pua Geno, Paul Mella, dan Mely Lenggu.
Sebagai partai pengusung calon presiden Joko Widodo-Ma\'ruf Amin, Hartarto mengajak masyarakat NTT memenangkan pasangan ini dengan raihan 85 persen dalam pemilihan 17 April 2019. Joko Widodo sudah delapan kali mengunjungi NTT, dan membangun sejumlah infrastruktur terutama waduk (bendungan), jalan, Bandara, dan pelabuhan.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, berterimakasih kepada Partai Golkar karena telah berperan membangun NTT melalui kader partai itu di DPRD dan DPR RI. Laiskodat juga mengaku sebagai bagian kader partai Golkar karena dirinya berasal dari sana. Ia masih memiliki hubungan cukup dekat dengan partai itu.
“Tetapi target 18 kursi di DPRD NTT bisa diraih kalau kerja keras dan serius, selain campur tangan Tuhan yang Maha Esa. Soal empat kursi di DPR RI, itu harus pikir-pikir dulu lalu memasang target. Kalau Partai Nasdem tiga kursi di DPR RI, itu sudah pasti, tetapi empat kursi yang ditargetkan Partai Golkar, itu perlu pertimbangan,”kata Laiskodat.
Laiskodat memastikan, caleg DPR RI Partai Golkar dari Timor Tengah Selatan (TTS), Paul Mella yang telah memimpin TTS selama 10 tahun terakhir, dan caleg DPR RI Ayup Titu Eki dari Kabupaten Kupang, yang juga memimpin daerah itu 10 tahun, masih memiliki kepercayaan kuat dari masyarakat. Selain itu, caleg partai Golkar Yulius Pote Leba dari Sumba Barat, yang juga menjabat sebagai bupati 10 tahun terakhir, bisa meraih sukses dalam pemilihan 17 April mendatang. Tiga caleg DPR RI partai Golkar ini bisa diandalkan. Tetapi itu juga harus kerja keras, selain campur tangan Tuhan.
Ia mengingatkan kader partai dan politisi yang hadir di ruangan itu agar menjadi politisi yang tak mengejar kekayaan uang dan harta benda. Tetapi seorang politisi bisa menjadi kaya, yang tidak pernah dibayangkan orang, yakni kekayaan hati nurani.
Kader partai Golkar saat ini sangat sedikit menyumbang buat partai dan masyarakat. Tetapi kader partai Golkar sebelumnya, telah bekerja keras, memberi sampai kehabisan segala sesuatu yang dimiliki. Semua dilakukan, hanya untuk membesarkan dan memenangkan partai Golkar. Hal ini bertolak belakang dengan semangat juang dan pengorbanan kader partai Golkar belakangan ini.
Ketua DPD Partai Golkar NTT Melki Lakalena mengatakan, kerja keras kader partai Golkar dalam menghadapi pemilihan 17 April, tidak harus mengeluarkan biaya yang besar. Masyarakat sudah cerdas menilai seorang caleg. Perilaku dan gaya hidup, pergaulan kader partai dan kehidupan sosial selama berada di tengah masyarakat pun sangat berpengaruh.
“Mari kita kerja dalam satu kesatuan, saling mendukung satu sama lain. Kita memiliki sarana prasarana dan infrastruktur partai yang cukup memadai. Mari kita saling koordinasi, mengingatkan, dan saling mendukung di lapangan,”kata Lakalena.