MATARAM, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama maskapai penerbangan AirAsia serius membidik kunjungan wisatawan asal Australia. Salah satu upayanya yakni dengan membuka penerbangan rute Lombok-Perth, Juni mendatang.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia NTB Awanadi Aswinabawa, dalam jumpa pers di Mataram, Rabu (20/2/2019), mengatakan, pasar Australia sangat menjanjikan. Hal itu berdasarkan pengalaman ketika maskapai asal Australia, Jetstar Airways, membuka penerbangan rute Perth-Lombok pada September 2013.
Saat itu, tingkat keterisian kursi pesawat sebesar 70 persen. Namun, karena berbagai pertimbangan, rute itu ditutup pada Oktober 2014. “Itu sebabnya pasar Australia menjadi penting. Mudah-mudahan, rute penerbangan Perth-Lombok AirAsia menjadi pemicu untuk menghidupkan pariwisata NTB,” ujar Awanadi.
Station Manager AirAsia Lombok Didit Indra mengatakan, Pemprov NTB dan pelaku industri pariwisata sangat mendukung penerbangan rute Perth-Lombok. Terlebih lagi, AirAsia telah menjadikan Lombok sebagai bandara hub (simpul) kelima setelah Medan, Jakarta, Surabaya, dan Bali. “Saya kaget, tidak mengira kalau Lombok jadi hub, semula saya pikir Solo yang dijadikan hub,” ujarnya.
Karena Lombok dijadikan hub, AirAsia mengisi penerbangan dalam dan luar negeri. Untuk rute Perth-Lombok, maskapai penerbangan ini mengoperasikan pesawat Airbus A320 dengan kapasitas 180 penumpang. Jadwalnya sebanyak empat kali seminggu, dimulai 9 Juni 2019.
“Untuk tahap awal, kami melakukan promosi supaya orang Australia tahu kalau ada penerbangan langsung Lombok-Perth,” tutur Didit.
Kepala Dinas Pariwisata NTB HM Faozal mengutarakan, penerbangan Lombok-Perth kini masih dimantapkan persiapannya, seperti penjualan tiket yang dimulai awal Maret 2019. Selain itu, melalui fasilitasi Kementerian Pariwisata, para pelaku pariwisata Lombok akan memperkenalkan sejumlah destinasi wisata serta sale mission (misi pemasaran) pada 28 Maret 2019 di Perth.
Belum normal
Dalam rapat Koordinasi Percepatan dan Akselerasi Program Kepariwisataan NTB Pascagempa, Faozal mengatakan, kunjungan wisatawan ke Lombok belum sepenuhnya normal. Ini antara lain imbas dari ketentuan bagasi berbayar dan harga tiket pesawat yang mahal.
Ada pula kerja sama dengan sejumlah rumah sakit di Kota Mataram terkait program medical tourism dari Pemprov NTB.
Namun, kondisi itu tidak menyurutkan niat dan semangat Pemprov NTB dan pelaku industri pariwisata yang bertekad bangkit memulihkan pariwisata daerah itu seperti sebelum gempa.
Terlebih lagi, komitmen dan dukungan Kementerian Pariwisata cukup besar dalam membangun kembali pariwisata Lombok dengan branding wisata halal. Salah satunya dengan memberikan bantuan senilai Rp 1,5 miliar untuk penerangan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center di Kota Mataram yang rusak akibat gempa. Masjid itu menjadi ikon wisata religi NTB.
Dalam rapat itu, Dinas Pariwisata NTB juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT PLN wilayah NTB di bidang kebersihan. Ada pula kerja sama dengan sejumlah rumah sakit di Kota Mataram terkait program medical tourism dari Pemprov NTB.