Revitalisasi Tingkatkan Omzet Pasar Rakyat 20 Persen
›
Revitalisasi Tingkatkan Omzet ...
Iklan
Revitalisasi Tingkatkan Omzet Pasar Rakyat 20 Persen
Oleh
Hendriyo widi/M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar rakyat di era modern perlu mengikuti perkembangan zaman agar tidak ditinggalkan masyarakat. Pembangunan infrastruktur dinilai menjadi poin utama dalam revitalisasi atau pembangunan pasar rakyat untuk meningkatkan omzet pasar.
Salah satu indikator keberhasilan program revitalisasi pasar rakyat adalah peningkatan omzet pasar. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), omzet dari pasar rakyat yang telah direvitalisasi naik sebesar 20 persen.
”Kenaikan omzet mengindikasikan adanya peningkatan pengunjung di pasar tersebut. Hal itu karena pasar rakyat yang sudah direvitalisasi memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengunjung untuk berbelanja di pasar itu,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widayanti melalui keterangan pers, di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Omzet dari pasar rakyat yang telah direvitalisasi naik sebesar 20 persen. Kenaikan omzet mengindikasikan adanya peningkatan pengunjung di pasar itu.
Kemendag mencatat, sejak tahun 2015 hingga 2018, pemerintah telah membangun atau merevitalisasi pasar rakyat sebanyak 4.211 unit yang dianggarkan melalui dana alokasi khusus dan tugas pembantuan.
Untuk mencapai target 5.000 unit, tahun ini direncanakan revitalisasi atau pembangunan pasar rakyat mencapai 1.037 unit senilai total Rp 1,1 triliun.
”Pasar rakyat merupakan sektor penggerak ekonomi kerakyatan. Dengan revitalisasi, eksistensi pasar rakyat akan tetap kuat dan daya saing terhadap toko-toko modern dapat meningkat sehingga memajukan ekonomi kerakyatan,” ujar Tjahya.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menyampaikan hal senada. ”Kalau enggak memanfaatkan peluang dari gaya hidup masyarakat yang semakin modern, tidak akan ada yang tertarik datang ke pasar tradisional,” ucapnya.
Enny menyebutkan, infrastruktur memang harus menjadi poin utama. Namun, dengan adanya pembangunan, tentu biaya sewa kios akan meningkat. Maka, pemerintah juga perlu mengalkulasi secara matang agar tidak memberatkan pedagang.
”Meski demikian, revitalisasi atau pembangunan pasar rakyat akan memberikan peluang lain. Salah satunya, dengan membangun mesin pendingin untuk mencegah bahan makanan mudah membusuk, seperti sayuran dan buah-buahan,” ujar Enny.
Melalui sistem itu, lanjutnya, potensi kerugian dari pedagang akan berkurang. Selain itu, pengamanan juga lebih terjamin. Ketika musim hujan yang mengakibatkan keterlambatan distribusi pasokan bahan makanan ke pasar, misalnya, harga dapat tetap stabil karena adanya pasokan di mesin pendingin.
”Kalau ada sistem logistik yang bagus, minimal sistem yang tidak membuat bahan makanan busuk dalam waktu cepat tentu akan lebih menjaga stabilitas harga bahan makanan di pasar sehingga tidak fluktuatif,” kata Enny.
Konsep pembangunan
Menurut Tjahya, konsep pembangunan atau revitalisasi pasar rakyat secara fisik dapat meningkatkan citra pasar rakyat yang semula kumuh, becek, dan kotor menjadi bersih dan nyaman untuk dikunjungi.
”Selain pembangunan fisik, harus didukung juga dengan revitalisasi nonfisik, yaitu revitalisasi manajemen, ekonomi, dan sosial,” ujarnya.
Revitalisasi manajemen mencakup tata cara penempatan pedagang, pembiayaan atau permodalan, dan prosedur standar operasi (SOP) pelayanan pasar. Revitalisasi ekonomi berupa peningkatan pendapatan pedagang dengan mengakomodasi kegiatan ekonomi formal dan informal di pasar rakyat.
Sementara revitalisasi sosial budaya ialah menciptakan lingkungan pasar yang menarik, berdampak positif, serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat.
Untuk memperkuat peran pasar rakyat dalam perekonomian daerah, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas pengelolaan pasar rakyat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.
Selain itu, pasar rakyat memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menjadi rujukan bagi pengelola pasar dalam mengelola dan memberdayakan komunitas pasar secara optimal dan profesional.
”Pasar rakyat diharapkan dapat menjadi rumah ekonomi dan rumah budaya Indonesia yang berdaya saing dengan tetap mempertahankan kearifan lokal,” ucap Tjahya.
Pasar rakyat diharapkan dapat menjadi rumah ekonomi dan rumah budaya Indonesia yang berdaya saing dengan tetap mempertahankan kearifan lokal.
Kemendag juga mempunyai program pemberdayaan pasar rakyat. Program-program yang dijalankan meliputi pemberian pelatihan pengelola pasar rakyat serta forum diskusi terfokus (FGD) seputar SNI pasar rakyat dan SOP pengelolaan pasar rakyat.
Program itu juga meliputi penyediaan sekolah pasar untuk pedagang dan anak-anak pedagang, aktivasi pasar rakyat, pendampingan dan sertifikasi SNI pasar rakyat, serta pemberian penghargaan kepada pengelola pasar rakyat yang berprestasi. (SHARON PATRICIA)