Trump Bujuk Militer Venezuela
MIAMI, SELASA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump membujuk militer Venezuela untuk berhenti mendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Jika tidak, Trump mengancam mereka akan kehilangan semua.
”Anda tidak akan menemukan tempat aman, jalan keluar mudah. Anda akan kehilangan semua,” ujarnya, Senin (18/2/2019) waktu Miami atau Selasa dini hari WIB.
Pernyataan itu disampaikan Trump di hadapan penduduk keturunan Venezuela dan Kuba di Miami. Beberapa pekan lalu, Trump secara terbuka mengakui Ketua Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido sebagai pemimpin sah negara itu. Trump menyatakan, AS tidak mengakui pemerintahan Maduro.
”Kami mendorong transisi kekuasaan secara damai, walau semua pilihan masih terbuka,” ujar Trump.
Pernyataan itu dianggap sebagai indikasi Washington masih membuka opsi mengerahkan tentara ke Venezuela. Sejumlah pejabat Gedung Putih menyebut kontak dengan para komandan senior Venezuela terus dilakukan. Lewat kontak-kontak itu, para komandan tersebut diajak meninggalkan Maduro.
Namun, sampai sekarang belum banyak komandan militer Venezuela yang berpaling dari Maduro.
Pejabat pemerintahan AS yang dekat dengan kelompok oposisi Venezuela meragukan keseriusan pemerintahan Trump mendorong pembangkangan kepada Maduro. Sebab, para komandan militer Venezuela diduga diuntungkan dari korupsi dan perdagangan narkotika.
Dukungan dari militer menjadi salah satu kunci kekuatan Maduro untuk bertahan sampai sekarang. Meski AS dan banyak negara Eropa tidak mengakuinya, Maduro tetap bertahan dan melawan.
Trump mendesak para komandan militer Venezuela menerima pengampunan yang ditawarkan Guaido. Mereka juga diminta tidak menggunakan kekerasan terhadap warga Venezuela.
Sementara Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, AS mengetahui tempat para komandan militer Venezuela dan keluarganya menyembunyikan uang. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut maksud pernyataan itu.
Bantuan kemanusiaan
Dalam pernyataan di Caracas, Maduro menyebut pidato Trump sebagai serangan terbuka terhadap Venezuela. Ia juga menyatakan tidak akan menerima bantuan kemanusiaan dari AS dan sekutunya.
Venezuela dinyatakan sudah mendapat bantuan kemanusiaan dari pihak lain. Salah satunya adalah Rusia yang mengirimkan bantuan 300 ton pada pekan lalu. Maduro tidak mengungkap bahwa Caracas harus membayar Moskwa untuk kargo itu.
AS dan sekutunya menumpuk bantuan kemanusiaan di perbatasan Venezuela. Paket-paket bantuan itu belum diizinkan masuk ke Venezuela.
Meskipun demikian, upaya penggalangan bantuan terus dilakukan. Salah satunya dilakukan oleh jutawan Inggris, Richard Branson.
Branson menyatakan akan menggalang bantuan senilai 100 juta dollar AS untuk memenuhi kebutuhan pangan dan obat-obatan warga Venezuela. Dana itu diharapkan terkumpul, antara lain, lewat konser di perbatasan Kolombia-Venezuela pada akhir pekan ini. Penyumbang diharapkan mengirim donasi secara daring.
Venezuela secara menyedihkan menjadi khayalan pemerintahannya sekarang atau masa lalu, dan hasilnya adalah warga yang secara harfiah kekurangan layanan kesehatan.
”Venezuela secara menyedihkan menjadi khayalan pemerintahannya sekarang atau masa lalu, dan hasilnya adalah warga yang secara harfiah kekurangan layanan kesehatan. Saya pikir (konser akhir pekan nanti) akan menarik perhatian internasional,” ujar Branson.
Konser akan diselenggarakan di kota Cucuta, Kolombia, yang kini dihuni 700.000 pengungsi Venezuela. ”Kami akan membuat keceriaan. Kami harap perasaan itu tersebar dan militer mengizinkan jembatan (perbatasan) dibuka sehingga bantuan bisa dikirimkan,” lanjut Branson seraya menegaskan penolakan penggunaan kekuatan bersenjata untuk membawa bantuan itu.
”Jika mereka (tentara Venezuela) menghentikan pengiriman bantuan dan ada ribuan orang menunggu bantuan itu di kedua sisi, akan ada pesan kuat bahwa bantuan dicoba dikirim, tetapi militer menghentikannya. Mudah-mudahan pesan itu bisa menyebar sehingga Juan Guaido dan warganya semakin punya kesempatan untuk pemilu lain,” ujarnya.
Branson tidak menampik bahwa dia mendukung Guaido yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela. Guaido menyatakan akan memimpin Venezuela sampai pemilihan presiden digelar.
Guaido dan oposisi yang menguasai parlemen menolak mengakui hasil pilpres Mei 2018. Parlemen juga tidak mengakui pelantikan Maduro pada 10 Januari 2019 di Mahkamah Konstitusi. Sebab, konstitusi Venezuela mengharuskan pelantikan dilakukan di parlemen. (AP/REUTERS)