DECINES, RABU – Striker Barcelona Luis Suarez mengalami hari terburuk saat menghadapi Lyon pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions, Rabu (20/2/2019) dini hari WIB. Hasil imbang 0-0 pada laga itu membuat pemain asal Uruguay ini tidak mampu mencetak gol dalam 16 laga tandang terakhir Liga Champions. Ada kepingan yang hilang dari sosok Suarez.
Terakhir kali Suarez mencetak gol pada laga tandang Liga Champions adalah saat Barcelona menghadapi AS Roma pada September 2015. Berarti, Suarez telah mengalami kebuntuan selama 1.440 menit atau 24 jam pada laga tandang Liga Champions.
Padahal, Suarez sudah memiliki banyak peluang gol di kandang Lyon. Ia sudah didukung sang mega bintang Lionel Messi di sisi kanan dan Ousmane Dembele, pemain muda berbakat, di sisi kirinya. Barcelona pun total mencatat 25 tembakan pada laga malam itu.
Namun, bukan berarti statistik di kompetisi Eropa ini menjadi kesimpulan bahwa Suarez sudah kehilangan daya magisnya, seperti yang sudah ia tunjukkan pada dua musim pertamanya di Barcelona, 2014-2015 dan 2015-2016. Suarez masih tetap tajam karena ia masih menjadi pecetak gol kedua terbanyak di La Liga dengan 15 gol. Di atasnya, ada Messi dengan 22 gol.
Ketajaman Suarez (32) hanya hilang saat ia pergi bertandang pada laga Liga Champions. Oleh karena itu, Pelatih Barcelona Ernesto Valverde tidak merasa cemas.
“Saya baru merasa khawatir jika Suarez tidak mampu menciptakan peluang gol. Saat ini ia masih bisa,” kata Valverde.
Para pemain Barcelona juga masih yakin Suarez belum habis. “Suarez sudah memberikan kami banyak gol dan ia masih bisa memberikan kami lebih banyak lagi,” kata bek Barcelona Gerard Pique.
Komunikasi
Barcelona, sebagai sebuah tim, mengalami penurunan produktivitas gol. Mereka hanya bisa mencetak dua gol dalam empat laga terakhir di semua kompetisi.
Tidak adil jika Suarez lantas menjadi kambing hitam kebuntuan mereka selama ini, karena kerja sama menjadi penentu keberhasilan tim. Terkait hal itu, Suarez telah mengungkapkan petunjuk saat Barcelona ditahan 0-0 oleh Athletic Bilbao di La Liga. Komunikasi antarpemain, kata Suarez, berkurang. “Ada sesuatu yang harus kami tingkatkan. Kami kehilangan bola dan tidak saling berbicara,” katanya seperti dikutip laman ESPN.
Faktor kurangnya komunikasi bisa menjadi pemicu kebuntuan Suarez. Martin Charquero, jurnalis televisi di Uruguay yang mengamati Suarez sejak kecil, pernah mengatakan Suarez adalah sosok yang tidak bisa tampil sendirian. “Suarez gembira di lapangan karena didukung seorang jenius seperti Messi di Barcelona dan didukung Steven Gerrard ketika di Liverpool,” katanya seperti dikutip laman The Telegraph.
Dengan kebuntuan yang dialami saat ini, Suarez jelas semakin tertekan. Ia sedang membutuhkan banyak dukungan dan komunikasi dengan rekan-rekannya. (AP/REUTERS)