BANDUNG, KOMPAS — Untuk ketiga kali beruntun, final beregu putra kejuaraan Djarum Superliga Bulu Tangkis mempertemukan Musica Trinity dan Djarum Kudus. Semifinal dimenangi kedua tim itu, masing-masing, dengan skor 3-0.
Pada dua final sebelumnya, di Denpasar 2015 dan Surabaya 2017, Musica memenangi pertandingan, 3-2. Kemenangan dengan skor yang sama, pada final yang berlangsung Minggu (24/2/2019), diprediksi terjadi lagi oleh Manajer Musica Effendy Widjaja. ”Kami bisa mengambil dari tiga tunggal karena Djarum punya pemain bagus di nomor ganda. Ada Kevin di sana yang sulit dikalahkan,” kata Effendy menyebut Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Sementara Manajer Djarum Fung Permadi tak ingin memprediksi skor. Dia hanya memastikan pemain-pemainnya harus tampil sebaik mungkin. ”Kalau dilihat peluang secara keseluruhan, peluang Djarum melawan Musica adalah 40:60, tetapi apa pun bisa terjadi dalam kejuaraan beregu,” kata Fung.
Dalam semifinal yang berlangsung Jumat malam, Djarum memperoleh tiga kemenangan dari Berkat Abadi Banjarmasin melalui Ihsan Maulana Mustofa, Kevin/Mohammad Ahsan, dan Shesar Hiren Rhustavito. Masing-masing kemenangan diperoleh dalam dua gim. Pada partai ketiga, Shesar bahkan menang sebelum pertandingan usai dengan skor 21-9, 15-16, karena lawannya, Wisnu Yuli Prasetyo, cedera kaki.
”Alhamdulillah saya bisa menyumbang poin. Saya dan Wisnu pernah berlatih bersama di Djarum. Saya percaya diri dengan kondisi fisik saya melawan dia,” kata pemain dengan nama panggilan Vito tersebut.
Vito memastikan kemenangan Djarum setelah Ihsan menang atas Panji Ahmad Maulana, 21-19, 21-15, pada laga pertama. Adapun Kevin/Ahsan mengalahkan Agrippina Prima Rahmanto Putera/Ricky Karanda Suwardi, 21-19, 21-11.
Sementara Musica memperoleh kemenangan atas unggulan pertama Jaya Raya Jakarta melalui Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Vladimir Ivanov, dan Jonatan Christie. Effendy mengatakan, kemenangan dalam tiga partai pertama itu di luar prediksi karena pemain-pemain Jaya Raya memiliki peringkat dunia yang bagus, terutama pada nomor ganda. Effendy mengatakan, semula dia memprediksi bisa menang 3-2.
Saya dan Lee sama-sama pemain depan, jadi belum menemukan permainan pas. Sementara Ivanov adalah pemain belakang, kami pun bisa saling melengkapi.
Maka, kemenangan Fajar/Ivanov atas Hendra Setiawan/Marcus Fernaldi Gideon pun dinilai sebagai kejutan. Apalagi, mereka menang dua gim langsung 22-20, 22-20. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemenangan Fajar/Ivanov adalah banyaknya kesalahan yang dilakukan Hendra.
Selain itu, Fajar yang sebelumnya berpasangan dengan Lee Yong-dae (Korea Selatan) mengatakan, dirinya bisa saling melengkapi dengan Ivanov. ”Saya dan Lee sama-sama pemain depan, jadi belum menemukan permainan pas. Sementara Ivanov adalah pemain belakang, kami pun bisa saling melengkapi, apalagi dia punya power,” kata Fajar.
Hal kecil yang sempat mengganggunya adalah postur Ivanov yang sangat tinggi. Pemain Rusia itu bertinggi badan 2,01 meter. ”Sempat aneh juga sih, kalau dia servis, pandangan saya terhalangi,” kata Fajar.
Tim yang kalah pada semifinal, yaitu Berkat Abadi dan Jaya Raya, akan bertemu pada perebutan peringkat ketiga, Sabtu sore.