Format Debat Kedua Dianggap Telah Memenuhi Ekspektasi
›
Format Debat Kedua Dianggap...
Iklan
Format Debat Kedua Dianggap Telah Memenuhi Ekspektasi
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seusai debat kedua di Pemilu Presiden 2019 digelar pada 17 Februari 2019, Komisi Pemilihan Umum atau KPU membuka ruang bagi sejumlah pihak dan publik untuk mengevaluasi dan memberi masukan. Namun, hingga kini, KPU tidak banyak menerima masukan perbaikan.
”Sampai saat ini masukan terkait format debat sepertinya sangat minim. Kami memahami sejumlah pihak dan publik sudah cukup dengan pendekatan atau format debat kedua ini,” kata anggota KPU, Viryan Aziz, di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (22/2/2019).
Seperti diketahui, model debat kedua berbeda dengan model debat pertama yang digelar pada 17 Januari 2019. Perubahan di debat kedua dilakukan oleh KPU setelah menerima masukan dari berbagai pihak. Perubahan antara lain dengan merancang segmen khusus yang diberi nama debat eksploratif.
Segmen debat eksploratif memungkinkan setiap kandidat saling menjawab, menanggapi, dan mengeksplorasi pernyataan tanpa terpotong durasi waktu. Pada debat pertama, ruang waktu pertanyaan ataupun tanggapan dibatasi waktu.
Selain itu, di segmen keempat debat kedua, KPU juga menampilkan cuplikan video tentang tema debat yang nantinya ditanggapi kedua calon. Konten video dibuat para panelis yang ditunjuk KPU dari latar belakang akademisi dan aktivis.
Viryan mengatakan, saat ini KPU lebih banyak menerima masukan terkait peran dari moderator.
”Ada usulan agar moderator atau orang yang ahli dalam tema tersebut dapat mengeksplor pernyataan kedua kandidat sehingga debat lebih tajam. Tetapi, dapat menjadi masalah jika nantinya moderator tidak berimbang dalam mendalami pernyataan salah satu paslon,” ucapnya.
Selain itu, kata Viryan, pihaknya juga sedang mempertimbangkan untuk meniadakan acara nonton bareng debat yang difasilitasi KPU.
Hal ini tidak terlepas dari kejadian ledakan saat acara nobar debat kedua di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta. Meski tidak ada korban jiwa, kejadian tersebut cukup mengganggu dan mengkhawatirkan masyarakat.
”Sebenarnya kami berpikir, masing-masing TKN (Tim Kampanye Nasional Capres-Cawapres, Joko Widodo-Ma’ruf Amin) dan BPN (Badan Pemenangan Nasional Capres-Cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) yang mengadakan acara nobar. Kami juga mengajak agar ada inisiatif dari masyarakat untuk mengadakan nobar dan dihadiri kedua pendukung agar suasana kebersamaan lebih terjaga,” katanya.
Lebih baik
Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Eriko Sutarduga, menilai format dan jalannya debat kedua sudah lebih baik dibandingkan debat pertama.
Dia juga tidak mempermasalahkan jika di debat selanjutnya, 17 Maret 2019, moderator dapat mengajukan pertanyaan kepada kedua kandidat.
Meski demikian, dia mengingatkan, pertanyaan harus mewakili gambaran dari kondisi masyarakat saat ini.
Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi Ferry Mursyidan Baldan pun mengapresiasi jalannya debat kedua yang lebih eksploratif. Namun, dia menyoroti peran moderator yang seharusnya bisa lebih aktif, khususnya dalam memberi sinyal jika waktu berbicara hampir habis.
Debat ketiga,menurut rencana, mengusung tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan budaya. Bertindak sebagai media penyelenggara adalah Trans TV, Trans 7, dan CNN TV Indonesia.
Adapun peserta debat hanya diikuti kedua calon wakil presiden, yakni Ma’ruf Amin dan Sandiaga Salahuddin Uno.