Sejak populer pada tahun 2010-an, ponsel layar sentuh sudah menyita perhatian. Selain dimensinya yang lebih besar dibandingkan ponsel "jadul", ponsel ini juga minim tombol. Tampilan layar penuh (bezel-less) pada ponsel tidak hanya futuristik, namun juga unggul di aspek pengalaman visual.
Ponsel layar sentuh (touch screen) yang kita gunakan sekarang tidak lepas dari inovasi perusahaan teknologi Apple. Pada 2007, Apple meluncurkan ponsel berlayar sentuh pertama bernama iPhone. Inovasi perusahaan milik Steve Jobs ini berhasil mengubah haluan dunia tentang masa depan ponsel.
Setiap tahun, performa iPhone terus ditingkatkan, baik dari fitur kamera, kapasitas memori penyimpanan, tombol assistive touch, hingga rasio layar yang semakin mendominasi badan ponsel. Fitur-fitur ini tampak pada produk anyar Apple, yakni iPhone X.
Bentang layar iPhone X adalah 5,8 inci atau setara dengan 14,732 sentimeter. Angka ini lebih besar dibanding dua iPhone generasi sebelumnya, iPhone 8 dan iPhone 8 Plus. Bentang layar keduanya masing-masing adalah 4,7 inci (11,938 sentimeter) dan 5,5 inci (13,97 sentimeter).
Tren ponsel berlayar penuh (full view screen) tidak hanya dibaca oleh Apple. Perusahaan lain pun berlomba-lomba menciptakan ponsel serupa, misalnya Vivo, Samsung, Oppo, LG, dan sebagainya. Menurut mereka, ponsel layar penuh sudah jadi kebutuhan masyarakat digital.
Agaknya pendapat tersebut tidak salah. Di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/2/2019), ratusan orang lalu-lalang dengan ponsel layar penuh di tangan. Hampir tidak ada lagi yang menggunakan ponsel bertombol yang beken di tahun 2000-an. Dalam istilah fesyen, mungkin ponsel layar penuh sudah jadi fashion statement.
Evolusi
Evolusi ponsel layar penuh terjadi selama beberapa tahun. Pada awal 2010-an, layar ponsel masih dihiasi satu tombol di bagian tengah bawah yang dapat ditekan. Bingkai luar layar (bezel) pun masih “tebal”. Perlahan, keberadaan tombol dan bezel direduksi.
Contoh lain ponsel yang go bezel-less adalah Samsung dengan ponsel S6 Edge, S7 Edge, S8 Edge, dan S9 Edge. Istilah edge yang berarti “tepi” betul-betul diwujudkan dengan bezel tipis di ujung kanan dan kiri layar. Akibatnya, jangkayan layar terasa lebih lebar dan luas.
Selain lebih lebar, pengguna juga bisa memainkan ponselnya dari tepi kiri dan kanan. Padahal, biasanya, sisi-sisi mentok itu tidak akan memberi efek apapun bila diketuk atau digulung (touch dan scroll). Bagi yang pertama kali mencoba fitur ini, pasti pikiran “wah, keren!” sempat terlintas.
Kini, model layar penuh juga berinovasi melalui model "layar poni". Disebut poni karena layarnya seperti memiliki poni di bagian atas. "Poni" itu merupakan bezel berukuran kecil yang bentuknya mirip tetesan air. Layar serupa disebut juga water dropscreen.
Layar poni sekarang menjadi pakem baru bagi desain ponsel pintar keluaran baru. Layar ini bisa ditemukan misalnya pada iPhone X, Vivo V9, Oppo F7, dan Asus Zenfone 5.
Tren layar penuh juga ditangkap oleh perusahaan produsen ponsel Vivo. Dalam waktu dekat, pihaknya akan meluncurkan Vivo V15, ponsel layar penuh terbaru.
PR Manager Vivo Indonesia Tyas Rarasmurti mengatakan, para konsumen ingin merasakan pengalaman visual yang lebih luas melalui layar ponsel. Oleh sebab itu, pihaknya berupaya mereduksi bezel dengan memindahkan letak kamera depan ke bagian tersembunyi.
Para konsumen ingin merasakan pengalaman visual yang lebih luas melalui layar Ponsel.
“Kami ada teknologi pop-up camera pada ponsel baru ini. Jadi , setiap kali konsumen ingin selfie, kamera akan muncul di sisi atas ponsel. Ini jadi ponsel dengan pop-up camera pertama di Indonesia,” kata Tyas di Jakarta.
Senior Product Manager Vivo Indonesia Yoga Samiaji mengatakan, kamera tersebut memiliki resolusi hingga 32 megapiksel. Kamera itu juga sudah melewati uji ketahanan dan benturan.
Yoga menambahkan, teknologi kamera pop-up tersebut memungkinkan produknya menganut tren ponsel bezel-less. Bentangan layarnya pun besar, yaitu 6,53 inci atau setara dengan 16,59 sentimeter. Rasio luas layar sentuh dibandingkan dengan bezel mencapai 90,95 persen.
Hadirnya ponsel-ponsel berlayar penuh baru tentu menambah seru persaingan bisnis yang ada. Konsumen pun untung karena ada banyak pilihan. Bila ada rezeki berlebih, cuci mata ponsel baru di toko mungkin bisa dipertimbangkan. (SEKAR GANDHAWANGI)