Prospek Ekonomi Dunia Jadi Perhatian Investor Global
›
Prospek Ekonomi Dunia Jadi...
Iklan
Prospek Ekonomi Dunia Jadi Perhatian Investor Global
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·3 menit baca
SHANGHAI, JUMAT — Saham-saham di Asia bergerak datar pada awal perdagangan menutup pekan ini, Jumat (22/2/2019), setelah penurunan bursa saham Wall Street semalam. Prospek ekonomi global yang memburuk, melebihi tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan perdagangan antara China dan Amerika Serikat, menjadi sentimen utama.
Indeks MSCI bagi saham-saham di kawasan Asia Pasifik di luar Jepang naik kurang dari 0,1 persen. Bursa saham Australia naik 0,5 persen, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang bergerak 0,3 persen lebih rendah.
Investor terus mengamati dengan saksama pembicaraan tingkat tinggi antara negosiator perdagangan AS dan China di Washington. Harapan berkelindan dengan kekhawatiran menjelang akhir dari ”gencatan senjata” antara Washington dan Beijing pada 1 atau 2 Maret mendatang.
Sesuai kesepakatan pada Desember lalu, jika tidak ada hasil yang dicapai di antara kedua pemerintah, AS akan menerapkan tarif impor lebih tinggi atas barang-barang dari China, yakni dari 10 persen menjadi 25 persen.
Kantor berita Reuters melaporkan secara eksklusif pada Rabu lalu bahwa kedua pihak sedang menyusun bahasa bagi enam nota kesepahaman tentang usulan reformasi China. Hal itu merupakan kemajuan yang telah membantu mengangkat sentimen investor.
Namun, nyatanya bursa saham di Wall Street merosot pada Kamis, ditarik oleh data baru yang menunjukkan kelemahan dalam rencana pengeluaran bisnis AS dan aktivitas pabrik.
Dow Jones Industrial Average turun 0,4 persen menjadi di level 25.850,63; Indeks S&P 500 kehilangan 0,37 persen menjadi di level 2.774,28; dan Nasdaq Composite—yang telah naik delapan sesi sebelumnya—turun 0,4 persen menjadi di level 7.459,06.
Investor terus mengamati dengan saksama pembicaraan tingkat tinggi antara negosiator perdagangan AS dan China di Washington.
Departemen Perdagangan AS mengatakan, pesanan domestik atas barang-barang modal non-pertahanan—tidak termasuk pesawat terbang, proksi yang diawasi ketat untuk rencana pengeluaran bisnis—turun 0,7 persen.
Selain itu, sektor pabrik Atlantik Tengah AS jatuh ke wilayah kontraksi pada Februari untuk pertama kalinya sejak Mei 2016, merujuk pada data dari Philadelphia Federal Reserve.
”Meskipun manufaktur global lemah, aktivitas layanan terlihat lebih positif. Namun, sulit untuk melihat manufaktur dan layanan untuk waktu yang lebih panjang,” demikian analis di ANZ menyebutkan dalam catatan paginya. ”Ada efek berganda yang kuat dari manufaktur yang menyiratkan risiko penurunan pada sektor jasa, khususnya di Eropa. Dan, ketidakpastian perdagangan, yang menggantungkan sektor manufaktur, perlu diselesaikan.”
Imbal hasil catatan obligasi US Treasury 10-tahun naik tipis menjadi 2,686 persen pada Jumat dibandingkan dengan penutupan AS 2,688 persen pada Kamis karena kekhawatiran investor tentang kemajuan pembicaraan perdagangan AS-China.
Sementara itu, untuk imbal hasil dua tahun, yang diamati sebagai ukuran ekspektasi suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, turun menjadi 2,5266 persen dari penutupan sebelumnya sebesar di level 2,529 persen.
Nilai tukar dollar AS nyaris tidak berubah terhadap yen di level 110,66 per dollar AS, sementara euro sedikit lebih tinggi di level 1,1340 per dollar AS. Indeks dollar AS stabil di level 96,586. Adapun harga minyak mentah AS turun 0,25 persen menjadi di level 56,82 dollar AS per barel. (REUTERS)