Masa depan Chelsea mendadak kian suram. Mereka dibayangi sanksi larangan transfer FIFA di tengah maraknya ancaman eksodus para pemain bintang seperti Eden Hazard dan Willian.
LONDON, JUMAT – Chelsea, tim yang melaju ke babak 16 besar Liga Europa seusai membekap Malmo 3-0, Jumat (22/2/2019) dini hari WIB, dihadapkan pada kegamangan soal masa depannya. “The Blues” terancam tidak bisa memperkuat diri di musim mendatang seusai jatuhnya sanksi larangan transfer pemain dari FIFA, kemarin.
Di babak 16 besar, yang akan digelar Maret mendatang, Chelsea akan bertemu wakil Ukraina, Dinamo Kiev. The Blues lolos setelah unggul dengan agregat 5-1 atas Malmo. Wakil Inggris lainnya, Arsenal, juga lolos ke babak 16 besar dengan agregat 3-1 atas tim Belarus, Bate Borisov.
Namun, konsentrasi Chelsea di kompetisi itu diganggu kabar jatuhnya sanksi larangan membeli pemain baru di dua jendela transfer pada musim 2019-2020 mendatang. Sanksi itu diumumkan FIFA kemarin sore karena mendapati Chelsea melanggar ketentuan global, yaitu merekrut 29 pemain internasional di bawah usia 18 tahun. FIFA selama ini memang melarang klub merekrut pemain asing di bawah umur, kecuali orangtuanya ikut pindah dengan alasan yang tidak terkait sepak bola.
Chelsea pun menjadi tim pertama di Liga Inggris yang terancam sanksi larangan membeli pemain di dua jendela transfer. Musim panas lalu, Manchester City sempat terancam sanksi satu jendela transfer menyusul kasus Benjamin Gerre, pemain 17 tahun asal Argentina. Namun, mereka lolos dari sanksi itu seusai banding ke Badan Arbitrasi Olahraga (CAS). The Blues pun dikabarkan akan melakukan hal serupa.
Menurut Jimmy Floyd Hasselbaink, mantan pemain Chelsea, hukuman itu bisa menjadi pukulan telak bagi The Blues. Skuad tim yang kini terseok-seok di peringkat keenam Liga Inggris itu telah menua dan butuh peremajaan di musim depan. Sejumlah pemain seperti David Luiz dan Olivier Giroud bakal berakhir kontraknya akhir musim ini. Adapun sejumlah pemain bintang lain macam Eden Hazard, Willian, dan Pedro, terancam hengkang.
Hadirnya sanksi FIFA bakal memaksa The Blues mengubah drastis rencana kebijakan transfer pemain di musim baru. Hazard misalnya, direncanakan untuk dilepas ke Real Madrid musim panas ini dengan harga tinggi. Ia sejak lama memang telah diburu klub asal Spanyol itu. Di lain, Hazard memang menginginkan untuk pindah ke Real guna mencari petualangan dan karier baru.
“Mereka (Chelsea) tidak bisa mendapatkan pengganti yang sebagus Hazard. Saya tahu mereka telah membeli (Christian) Pulisic. Namun, mereka butuh pemain lebih untuk dapat menggantikan Hazard. Saya yakin Chelsea kini akan berupaya mempertahankannya dan menawari kontrak baru jangka panjang,” tutur Hasselbaink seperti dikutip Goal.
Beruntung, Chelsea masih bisa mendapatkan pemain barunya, Pulisic, pada musim panas mendatang. Pemain yang dibeli 58 juta pounds atau setara Rp 1 triliun dari Borussia Dortmund itu tidak akan terpengaruh sanksi FIFA karena ia direkrut Januari lalu. Ia lantas dipinjamkan ke Dortmund hingga akhir musim ini. Namun, sanksi itu sudah pasti berdampak ke pemain baru lain seperti striker Gonzalo Higuain yang dipinjam dari Juventus.
Hal serupa berlaku bagi pemain pinjaman lainnya, Mateo Kovacic. “Jika sanksi itu efektif berlaku sebelum The Blues mengaktifkan klausul pembelian terhadapnya (Higuain), maka ia harus kembali ke Juventus. Hal sama berlaku pada Kovacic (pemain pinjaman dari Madrid). Pada kasus Hazard, Chelsea bisa merugi. Ia bisa berstatus bebas transfer di musim panas 2020 jika menolak perpanjangan kontrak,” tulis koran Spanyol, Marca, kemarin.
Misteri Oezil
Di sisi lain, menurut Hasselbaink, sanksi itu bisa menjadi peluang emas bagi barisan pemain muda The Blues seperti Loftus Cheek dan Callum Hudson Odoi untuk berkembang pesat. Namun, ia tidak yakin itu terjadi jika Maurizio Sarri masih menjadi manajer klub itu.
Musim ini, manajer yang dikritik karena kaku taktik itu sangat jarang memainkan Cheek dan Odoi. Posisi Sarri pun mulai digoyang menyusul penampilan buruk tim itu akhir-akhir ini. Eks pelatih Madrid, Zinedine Zidane, disiapkan sebagai penggantinya.
Sementara itu, di Arsenal, masa depan bintangnya, Mesut Oezil, masih menjadi teka-teki besar. Manajer Arsenal Unai Emery terlihat belum puas dengan kinerja pemain kreatif itu meski telah memasangnya sebagai pemain mula untuk pertama kali sejak Januari lalu di laga kontra Bate Borisov. Emery bahkan mengisyaratkan bahwa, tidak ada jaminan bagi Oezil bisa menjadi langganan tim inti.
“Ia harus siap dan melanjutkan latihan. Jika siap, seperti dua pekan terakhir, saya bisa memainkannya sejak menit pertama seperti laga tadi. Namun, terkadang ia juga harus berada di bangku cadangan karena kami punya banyak pemain yang bisa membantu. Saya meminta dia (Oezil) untuk lebih konsisten,” tutur Emery. (AFP)