BRISBANE, KOMPAS -- Beberapa pelabuhan China membatasi batu bara dari Australia untuk waktu yang tidak ditentukan. Pemerintah Australia bersikeras, tidak ada penghentian impor batu bara dari China.
ABC yang mengutip kantor berita Reuters, Jumat (22/2/2019), melaporkan, keputusan pemerintah China itu diambil menjelang penentuan kuota baru yang akan membatasi impor batu bara Australia melalui pelabuhan-pelabuhan di kawasan Dalian di China bagian utara sebanyak 12 juta ton per tahun.
Pembatasan yang tidak dilakukan terhadap Rusia dan Indonesia menimbulkan spekulasi bahwa tindakan China itu beraroma politik mengingat hubungan diplomatik Australia dan China yang kurang mesra belakangan ini. Nilai dolar Australia turun dari 72 sen ke 71 sen dolar AS pada Jumat sore.
Kantor Pabean Dalian membawahi Pelabuhan Dalian, Bayuquan, Panjin, Dandong, dan Beiliang yang memproses batu bara untuk disalurkan ke pusat industri baja di China utara. Sebelum pembatasan, tahun pemrosesan batu bara di pelabuhan-pelabuhan tersebut mengalami keterlambatan dari 25 menjadi 40 hari sejak awal tahun.
Batu bara merupakan komoditas ekspor utama Australia. Seperempat dari total 64 miliar dolar Australia (sekitar Rp 639,4 triliun) batu bara setahunnya diekspor ke China, negara mitra dagang terbesar Australia. Sekitar 34 persen dari keseluruhan ekspor Australia berlabuh di China.
Analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, mengatakan, pembatasan ini termasuk kecil, namun ada kekhawatiran bahwa itu akan meluas.
Tahun lalu, menurut Dhar, Australia mengekspor 7 juta ton. Dengan demikian, ancaman kuota 12 juta ton setahun sebenarnya tidak akan mempengaruhi perdagangan dalam jangka panjang, namun pesan yang disampaikan Beijing adalah kekhawatiran itu.
“Keputusan itu mengkristal dalam bentuk kekhawatiran bahwa ada sesuatu, bahwa China sengaja menarget batu bara Australia,” kata Dhar, seperti dikutip ABC.
Lebih dari 90 persen batu bara Australia sebenarnya tidak melalui Dalian, tetapi melalui pelabuhan-pelabuhan di China selatan.
Hal senada disampaikan Ivan Colhoun, Kepala Pemasaran National Australia Bank. Ia mengatakan, ekspor melalui pelabuhan-pelabuhan di kawasan Dalian hanya 1,8 persen dari total ekspor Australia. Namun, dampak lebih besar bisa terjadi bila pembatasan terkait dengan penurunan hubungan perdagangan Australia dan China.
“Pasar berspekulasi bahwa pembatasan itu mencerminkan ketegangan dalam hubungan politik dan perdagangan baru-baru ini seperti pelarangan terhadap pembuatan infrastruktur 5G dari Huawei dan laporan media bahwa China diduga berada di balik serangan siber terhadap parlemen Australia.”
Bukti
Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan, tidak cukup bukti bahwa ada pembatasan dari pemerintah China terhadap batu bara Australia dan tak percaya bahwa Australia menjadi target pembatasan.
“Saya pastikan tidak ada dasar untuk mempercayai ada pembatasan bagi ekspor batu bara Australia ke China atau ke kawasan manapun di China,” tutur Birmingham seperti dikutip ABC. "Kami yakin tindakan (China) ini tidak mendiskriminasi Australia, tidak menyasar kita tetapi kami akan terus bekerja sama karena hal yang sama sudah pernah terjadi belum lama ini.”
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, tindakan ini tidak mencerminkan hubungan yang merenggang antara China dan Australia.
“Ini bukan kali pertama pelabuhan lokal mengambil keputusan seperti ini,” tuturnya. "Jadi, tidak ada sama sekali, tidak ada bukti di hadapan saya atau kami yang mengarah pada konotasi bahwa tindakan ini terkait dengan sesuatu yang lebih besar.”
Pejabat-pejabat China mengatakan, tindakan itu diambil untuk melindungi kepentingan para importir China dan untuk melindungi lingkungan.
“Pabean China menakar aspek keamanan dan kualitas batubara yang diimpor, menganalisa kemungkinan risikonya dan memeriksa serta menginspeksi sesuai dengan undang-undang dan peraturan,” tutur juru bicara Departemen Luar Negeri China Geng Shuang,” tutur Geng seperti dikutip ABC. "Dengan demikian, hak dan kepentingan importir China lebih terjaga dan lingkungan lebih terlindungi.”