Wisata London (2): Masuk British Museum Gratis
Museum merupakan salah satu destinasi paling favorit di London, Inggris. Saya berkesempatan mengunjungi dua dari 10 museum terbaik yang ditawarkan Kota London untuk para wisatawan, terutama wisatawan mancanegara. Masuk museum-museum di London itu pun gratis alias tanpa biaya masuk.
Saya pun bergerak ke Shepherd’s Bush lagi. Museum yang dituju adalah museum nasional, yang dikenal dengan sebutan British Museum di kawasan Bloomsbury. Karena itu saya memilih turun di stasiun Tottenham Court Road karena British Museum terletak di Jalan Great Russell, tak jauh dari stasiun tersebut.
Museum ini bisa juga dicapai melalui stasiun Holborn dan Russell Square, namun membutuhkan waktu lama untuk berjalan kaki. Ada juga jalur bus yang datang dari arah Euston dan Waterloo yang akan melewati Jalan Theobold menuju jalan Great Russel, yakni bus nomor 59, 68, 168, dan 188.
Saya memilih naik Tube dan turun di Tottenham CR dengan memilih jalur keluar (exit) 3 bertuliskan arah ke British Museum. Dengan mengikuti rute Google Map, saya berjalan lurus, lalu belok ke kanan ke museum tersebut. Hanya berjalan selama 10 menit, saya telah tiba di museum tua nan megah itu.
Di pintu masuk ada petugas keamanan dan polisi. Mereka akan mengecek isi tas para pengunjung. Sebaiknya tidak membawa tas besar atau ransel karena akan dilarang masuk. Setelah dinyatakan aman, para pengunjung boleh masuk tanpa biaya. Kita bisa menjelajahi museum sendirian atau dengan pemandu.
Museum ini didirikan pada 1753. Namun, baru dibuka untuk umum pada 15 Januari 1759. Sejak itu sampai sekarang, siapa pun dapat masuk dengan bebasnya untuk belajar atau memuaskan rasa penasaran untuk melihat lebih dari 8 juta koleksi kuno dan kekayaan budaya berbagai abad dari seluruh dunia.
British Museum merupakan salah satu destinasi wisata paling sibuk di Inggris. Dalam dua tahun terakhir misalnya, menurut seorang petugas di museum tersebut, terus meningkat. Pada tahun 2017, setidaknya ada 5,09 juta pengunjung dan pada 2018 meningkat menjadi lebih dari 5,8 juta orang.
Tamu yang masuk museum akan “disapa” pertama kali oleh patung besar, terdiri dari torso dan kepala dari pria bernama Hoa Hakananai’a di Pulau Paskah. Benda koleksi ini paling menonjol karena berdiri tegak di Galeri Selamat Datang (Welcome Gallery), sekitar lima langkah masuk dari pintu museum.
Patung itu dilaporkan diangkut dari ‘Orongo, Rapa Nui, di Pulau Paskah pada November 1868 oleh awak kapal Inggris HMS Topaze dan tiba di London pada Agustus 1869. Patung monumental di British Museum itu digambarkan sebagai mahakarya dan contoh patung terbaik dari Pulau Paskah.
Tentu saja, karena saking banyaknya koleksi di museum itu saya tak mungkin bisa menjelajahi semuanya. Saya menentukan beberapa obyek saja dan khusus menjelajahi seksi Asia yang setidaknya memiliki hubungan sejarah atau kemiripan dengan Indonesia dan beberapa koleksi di galeri Afrika.
Konon kabarnya ada juga benda-benda rampasan dari Jawa oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels dahulu. Namun, kata petugasnya museum, mereka tidak mengoleksinya. Saya pun menjelajahi Room 33 yang merupakan galeri koleksi dari seksi China dan Asia Selatan (Pakistan dan India)
Separuh dari galeri menyajikan sejarah China dari era tahun 5000 sebelum Masehi hingga saat ini. Mulai dari porselen biru dan putih yang ikonik dari dinasti Ming hingga makam Dinasti Tang yang megah hingga karya seni modern. Semua pajangan menampilkan kekayaan seni dan budaya kebendaan di China, termasuk lukisan, batu giok, perunggu, pernis, dan keramik.
Galeri Asia Selatan umumnya tentang sejarah wilayah itu berdasarkan urut-urutan peristiwa dan wilayahnya, dari pendudukan manusia purba hingga kini. Koleksi menonjol umumnya berasal dari peradaban Lembah Sungai Indus (tahun 2800 – 1800 sebelum Masehi) hingga dewasa ini. Ada patung Dewa Siwa dari India dan salah satu patung terbaik Dewi Tara dari Sri Lanka.
Lukisan dan benda-benda dari masa Kekaisaran Mughal dapat dilihat di samping lukisan Abad XX, termasuk karya pemenang hadiah Nobel, Rabindranath Tagore (1861-1941). Kekaisaran Mughal adalah negara yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan, Balochistan, dan sebagian besar anak benua India antara tahun 1526 dan 1857.
Menari dalam lingkaran api
Di depan koridor masuk galeri Asia Selatan, pengunjung disambut patung “Shiva Nataraja” dalam pose kaki kiri diangkat dan pergelangan dua tangannya bertemu di atas lutut kiri. Nama Siwa Nataraja mengingatkan saya akan sebuah sanggar Tari Bali ‘Siwa Nata Raja’ di Yogyakarta.
Nataraja dalam bahasa Sansekerta berarti Raja Tarian. Sebagai Nataraja, Dewa Siwa (Shiva) merupakan perlambang Pralaya sekaligus penciptaan yang tergambar dalam tarian yang menghapus dan meleburkan ilusi atau maya dan mengubahnya menjadi kekuatan dan pencerahan.
Patung Siwa Nataraja sangat terkenal. Tidak saja di India, tetapi juga dalam sejarah Hinduisme. "Simbolisme Siwa Nataraja adalah agama, seni, dan ilmu yang menyatu. Siwa yang sedang menari itu tentang pemahaman mendalam atas alam semesta,” kata Seno Joko Suyono, jurnalis yang juga budayawan.
Dewa Siwa, menari dalam lingkaran api, di sini menandai awal dan akhir dari setiap siklus kosmik. Legenda Siwa ini terutama tercatat di kuil Chidambaram di negara Tamil di India selatan. Kita juga tentu ingat tentang candi tertinggi di Prambanan yakni Candi Siwa.
Berabad-abad sebelum budaya menonton televisi, British Museum adalah kesempatan bagi setiap orang untuk menyaksikan banyak spesimen dan barang antik yang terhubung dengan budaya kuno, kontemporer, dan budaya lain. Misalnya, ada Batu Rosetta dan patung-patung Parthenon.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, telah ada kampanye dari negara-negara lain yang ingin sebagian harta bersejarah mereka dikembalikan. Namun, British Museum tetap menjadi salah satu atraksi paling populer di dunia, dengan 6,5 juta pengunjung setiap tahunnya.
Saya juga berkesempatan mengunjungi Museum Tate Modern di South Bank. Museum ini paling dekat dicapai dari Stasiun Tube St Paul’s, atau Stasiun Gereja Katedral St Paulus, yang menjadi landmark utama kota London.
Dari stasiun tersebut kita bisa berjalan kaki selama lima menit menyeberangi Jembatan Millenium di atas Sungai Thames. Museum tepat di mulut jembatan, di sisi selatan sungai.
Masuk museum Tate Modern pun gratis, seperti juga semua museum di seluruh London. Museum ini didedikasikan untuk semua karya seni modern dan kontemporer.
Di Tate Modern, Anda dapat menemukan karya-karya tokoh terkenal seperti Andy Warhol (Amerika, 1928-1987), Salvador Dalí (Spanyol, 1904-1989), dan David Hockney (Inggris, lahir 1937), serta instalasi yang tidak biasa dan menarik perhatian.
Aneh dan surealis
Salah satu obyek yang menarik perhatian dan tak lazim karena “misteri” karyanya ialah replika Fountain karya Marcel Dunchamp pada 1964 yang didasarkan pada karya fotografi Alfred Stieglitz yang dipamerkan pada 1917. Karya Stieglitz itu tidak lain adalah sebuah toilet.
Di ruangan yang lain hanya ada satu karya, yakni karya tangan pelukis dan perupa Antonio José de Barros Carvalho e Mello Mourão (1952–2016) atau lebih popular dengan nama Tunga. Ada dua karya seniman legendaris Brasil ini, yang satu berjudul Xifópagas Capilares entre Nós dan yang lain berjudul Tranca.
Pameran Tunga ini untuk pertama kalinya diadakan di Tate Modern. Karya bertajuk Xifópagas Capilares entre Nós tentang dua gadis yang terhubung oleh lilitan rambut mereka. Sedangkan karya berjudul Tranca tak lain dalam bentuk seutas tali yang dipilin dari kabel-kabel dan menyerupai seekor ular di lantai.
Bagi orang awam seperti saya, memang sangat sulit memahami karya-karya seniman seperti Tunga, yang mencerminkan daya tarik seniman pada hal-hal aneh dan surealis. Karya ini menunjukkan keinginan seniman untuk menciptakan dunia yang tak terduga dan tak dapat dijelaskan melalui penemuannya, mengaburkan batas antara realitas dan mitos.
Tate Modern adalah salah satu dari empat tempat Tate di Inggris, dan merupakan salah museum seni paling ikonik di Inggris dan bahkan di dunia. Di museum yang terletak di kawasan South Bank ini setiap tahunnya rata-rata menerima sedikitnya 5 juta pengunjung.
Museum tersebut menawarkan berbagai rupa koleksi karya seni modern dan kontemporer dari seluruh dunia. Galeri dibuka pada tahun 2000 dengan memanfaatkan bangunan Pembangkit Listrik Bankside yang lama, namun telah direnovasi dengan bentuk yang lebih modern dan kekinian.
Setelah lelah menjelajahi museum, saya pun merasa kelaparan. Di lantai 6 museum itu terdapat semua kafe dan restoran, namun restoran baru buka jam 12.00 waktu setempat.
Dari kafe ini terbentang pemandangan indah Sungai Thames, dengan bus-bus sungai atau kapal yang hilir mudik membawa penumpang. Di atasnya ada Jembatan Millenium yang menghubungkan Gereja Katedral Santo Paulus dengan South Bank di mana Tate Modern berada. Tampak indah dipandang mata.