SOREANG, KOMPAS Kolam retensi di Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum efektif mengatasi banjir di kawasan itu. Banjir masih saja melanda di musim hujan.
Banjir hingga setinggi 1,2 meter masih menggenangi wilayah Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, Selasa (26/2/2019). Ketinggian banjir menyusut dibandingkan dua hari lalu yang 1,7 meter. Banjir menyusul hujan lebat beberapa hari itu lama surut. Permukaan Sungai Citarum dan Sungai Cisangkuy yang melintasi kawasan itu lebih tinggi dari permukiman warga.
Beberapa jalan, seperti Jalan Anggadireja, Jalan Raya Banjaran, dan Jalan Andir- Katapang, sudah dapat dilalui kendaraan. Sebelumnya jalan terendam di atas 1 meter.
Sejumlah warga Kelurahan Andir, Baleendah, yang jadi korban banjir berunjuk rasa, Selasa pagi. Mereka menggugat keseriusan pemerintah.
Sambil memegang poster berisi kritik, pengunjuk rasa menyuarakan aspirasi di pinggir jalan. Beberapa di antara mereka melumuri tubuhnya dengan lumpur dari sungai.
Mulyana (41), pengunjuk rasa, menilai pembangunan kolam retensi Cieunteung belum efektif mengatasi banjir. Walaupun kolam seluas 8,7 hektar itu tak penuh, air banjir tetap tak dapat mengalir ke kolam karena elevasinya lebih tinggi.
”Kenyataannya di sini masih tetap banjir. Bahkan, beberapa hari lalu hampir 2 meter. Jadi, satu kolam retensi Cieunteung saja tidak efektif mengatasi banjir,” ujarnya.
Lebih dari 20 tahun warga di kawasan Bandung selatan itu didera banjir. Akibatnya, banyak rumah rusak. Aktivitas warga juga selalu terganggu setiap musim hujan.
”Setiap banjir, bantuan logistik dari berbagai pihak datang. Namun, kami lebih memerlukan solusi konkret menyelesaikan banjir,” katanya.
Menurut Asep (36), warga Andir, pemerintah seharusnya mengeruk Sungai Citarum dan Cisangkuy pada musim kemarau. Namun, pengerukan hanya di beberapa titik.
Asep juga menilai kolam retensi Cieunteung tidak optimal mengurangi banjir. ”Satu kolam retensi tidak cukup. Coba dibangun juga kolam retensi di Andir. Warga bosan janji-janji pejabat,” ujarnya.
Selasa siang, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjau lokasi banjir. Ia berdialog dengan warga, termasuk perwakilan pengunjuk rasa.
Kamil mengatakan, pemerintah akan membangun empat kolam retensi tahun ini. Tujuannya agar lokasi parkir air semakin banyak sebelum dialirkan ke Citarum. (TAM)