Ekspansi Go-Jek di ASEAN Semakin Luas
BANGKOK, KOMPAS
Ekspansi Go-Jek kian meluas ke ASEAN. Rabu (27/2/2019), aplikasi transportasi itu masuk ke Bangkok, Thailand, melalui GET.
Pada September 2018, Presiden Joko Widodo menghadiri peluncuran Go-Viet, aplikasi ekspansi Go-Jek di Hanoi, Vietnam.
Pasar Bangkok dinilai belum akrab dengan platform multi-layanan. Selama dua bulan uji coba versi beta, GET telah bermitra dengan 10.000 pengemudi, diunduh 100.000 pengguna, dan menyelesaikan dua juta transaksi.
“Di Bangkok, penetrasi pasar platform multi-layanan masih sangat kecil. Penggunaan layanan antar-jemput, pesan-antar makanan, pembayaran digital, dan pengiriman barang berbasis aplikasi digital masih sangat sedikit. Padahal, produk domestik bruto per kapita Thailand sudah lebih tinggi dari Indonesia,” kata Pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim, di Bangkok, Thailand, Rabu.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, CEO GET Pinya Nittayakasetwat, perwakilan Kementerian Masyarakat dan Ekonomi Digital Thailand Pansak Siriruchatapong, dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Thailand Ahmad Rusdi, hadir.
Nadiem mengatakan, pada tahap awal peluncurannya, GET menyediakan tiga layanan, yakni antar-jemput penumpang (GET Win), pesan-antar makanan (GET-Food), dan layanan pengiriman (GET Delivery).
Dibandingkan jalanan Jakarta, pengguna sepeda motor di Bangkok jauh lebih sedikit. Pengguna jalan di Bangkok didominasi bus, taksi, dan mobil pribadi. Jangkauan jalur layang angkutan massal MRT luas dan melintasi pusat kota.
Pinya Nittayakasetwat mengatakan, mereka membangun GET dengan sejumlah penyesuaian terhadap kebutuhan Bangkok. Penyesuaian itu, misalnya, hanya merekrut pengemudi berlisensi karena sepeda motor merupakan angkutan umum resmi di Bangkok.
Menurut Pinya, GET dibangun dengan teknologi dan pendanaan dari Go-jek. “Jakarta dan Bangkok punya dua persamaan, yakni masyarakatnya menggunakan sepeda motor sebagai angkutan dan gemar pada makanan jalanan,” katanya.
Rudiantara menambahkan, pemerintah Indonesia menyambut baik langkah Go-Jek memperluas pasar di ASEAN.
“Hanya empat tahun, Gojek sudah menjadi unicorn (perusahaan dengan valuasi lebih dari 1 millar dollar AS) dan menjadi perusahaan multi nasional. Hanya dengan model bisnis ekonomi digital ini bisa terjadi,” katanya.
Pansak Siriruchatapong menuturkan, Thailand mendorong pertumbuhan ekonomi digital. Mereka pun menyiapkan infrastruktur internet berkecepatan tinggi. Thailand juga sedang menyiapkan sejumlah regulasi untuk mempermudah pengembangan ekonomi digital dan membuka diri terhadap investasi dan transfer teknologi dari negara lain.
“Tidak ada satu pun negara yang bisa menjalankan ekonomi digital secara sendirian,” katanya.