Banjir di Kabupaten Madiun sudah surut. Pemerintah kini memprioritaskan perbaikan infrastruktur, termasuk tanggul, agar sungai berfungsi maksimal saat terjadi hujan lebat.
MADIUN, KOMPAS Banjir di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, sudah surut, Jumat (8/3/2019). Pemerintah mulai fokus memperbaiki infrastruktur yang rusak di sepanjang aliran sungai. Langkah itu dilakukan agar sungai berfungsi maksimal saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Genangan tersisa di beberapa tempat, antara lain di Desa Glonggong, Desa Garon, Desa Mlaten, dan Desa Klumprit. Masih ada ratusan hektar sawah siap panen yang terendam. Adapun banjir di Jalan Tol Kertosono-Ngawi sudah surut.
Ribuan pengungsi pulang dan membersihkan rumah serta lingkungan sekitar. ”Warga memerlukan distribusi air bersih yang memadai karena air sumur belum bisa digunakan,” ujar Suminem, warga Desa Garon, Kecamatan Balerejo.
Kepala BPBD Madiun Supriyanto mengatakan, bantuan sukarelawan dan kebutuhan logistik, terutama makanan, untuk warga terdampak banjir cukup banyak. Namun, ada beberapa kebutuhan yang masih diupayakan, seperti air bersih.
Warga bersama petugas Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo bekerja bakti memperbaiki tanggul yang rusak. Salah satunya, parapet sepanjang 20 meter di Desa Balerejo.
33 tahun terakhir
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suprayogi mengatakan, banjir yang melanda Kabupaten Madiun merupakan banjir terbesar selama 33 tahun terakhir.
Banjir terjadi karena Kali Jeroan tak mampu menampung debit air yang mencapai 1.060 meter kubik per detik, sementara daya tampungnya 800 meter kubik per detik.
Bupati Madiun Ahmad Dawami mengatakan, wilayah yang terkena banjir meliputi 12 kecamatan dengan 57 desa. Sebanyak 5.707 keluarga terdampak.
Lahan pertanian yang terendam 497 hektar, mayoritas tanaman padi siap panen. Sejumlah ternak mati. ”Selain itu, banyak usaha mikro kecil menengah yang terganggu karena peralatan rusak,” kata Ahmad.
Kerugian diperkirakan Rp 54 miliar. Nilai kerugian bisa bertambah karena proses pendataan masih berlangsung.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan akan membantu Kabupaten Madiun melalui sinergi sejumlah badan usaha, seperti bantuan kredit modal usaha dari perbankan untuk pelaku UMKM. Pihaknya juga minta Perum Bulog membantu petani untuk pengeringan gabah dan pascapanen lain.
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Madiun menyebutkan, banjir merusak sejumlah dam, saluran sekunder, dan jembatan.
Sementara itu, di Kabupaten Lamongan, empat kecamatan terdampak luapan Bengawan Solo, yakni Babat, Laren, Maduran, dan Glagah. Ada 62 rumah dan puluhan hektar sawah tambak terendam.
Banjir juga menerjang Kabupaten Gresik. Selain akibat Bengawan Solo, juga akibat luapan Kali Lamong. Di Jawa Barat, Pemkab Bandung membangun dapur umum bagi warga yang terdampak banjir di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojong Soang. Sukarelawan berjibaku memasak dan mendistribusikan nasi bungkus.
Di Jakarta, Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Saparis Soedarjanto mengatakan, KLHK menjalankan program rehabilitasi lahan dan hutan serta pendekatan teknis untuk meningkatkan serapan air di Sub-Daerah Aliran Sungai Madiun. Hal ini diharapkan dapat menurunkan risiko terjadinya genangan di daerah itu. (NIK/VIO/ACI/RTG/ICH)