Bertemu Presiden, Puteri Indonesia Bicara Hak Politik
›
Bertemu Presiden, Puteri...
Iklan
Bertemu Presiden, Puteri Indonesia Bicara Hak Politik
Oleh
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Lebih dari 40 finalis Puteri Indonesia bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3/2019). Para finalis dari 34 provinsi tersebut diminta mengajak teman-temannya untuk tak mengabaikan hak politik mereka.
Sekitar tengah hari, para finalis Putri Indonesia 2019 bersama Putri Indonesia 2019 Frederika Alexis Cull dan Miss Universe 2018 Catriona Gray tiba di Istana Kepresidenan Bogor. Hadir pula Presiden Direktur Mustika Ratu dan pencetus ide kontes Putri Indonesia, Mooryati Soedibyo; Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia Putri Kus Wisnu Wardani; dan Ketua Umum Yayasan Puteri Indonesia Wardiman Djojonegoro.
Presiden Joko Widodo pun berfoto bersama para finalis dan petinggi Yayasan Putri Indonesia. Menteri Sekretaris Negara Pratikno turut mendampingi.
Dalam pertemuan di Ruang Garuda Istana Bogor, Putri Kus Wisnu Wardani menjelaskan tema ajang Putri Indonesia 2019 adalah Satu Indonesia. Pemilihan tema ini diharap menjadi pengingat bahwa Indonesia yang beragam, terdiri atas lebih dari 700 etnis, tetapi tetap bersatu.
Yayasan Puteri Indonesia pun berharap mengumpulkan puteri-puteri Indonesia yang cantik, cerdas, berperilaku baik, dan mampu menjadi motor untuk menyebarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Hal ini menjadi relevan karena latar belakang para finalis Puteri Indonesia pun beragam.
Selain itu, di masa karantina selama sepuluh hari, para finalis ini juga dibekali pemahaman gerakan antikorupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi, pengetahuan antinarkoba dari Badan Narkotika Nasional, pengetahuan pemberantasan hoaks dan ujaran kebencian dari Tim Kejahatan Siber Kepolisian Negara RI.
“Saat ini marak sekali penyebaran hoaks yang tidak terkendali. Bagaimana cara mereka mengetahui dan mengendalikan itu. Karena ini tanggung jawab bersama terutama di generasi muda dalam menyebarkan berita-berita positif, berita benar, berita yang optimis,” tutur Putri.
Edukasi masyarakat
Puteri Indonesia 2019 yang baru dinobatkan 8 Maret lalu, Frederika, menyebut ujaran kebencian adalah penggunaan kekerasan dan kekejaman melalui ucapan. Edukasi masyarakat menjadi penting untuk tidak melakukannya. Demikian pula dalam menyadari adanya hak sosial politik seperti dalam Pemilu, edukasi diperlukan.
Putri menambahkan, pembekalan politik yang diberikan sekaligus mendorong supaya tak golput.
Salah seorang finalis Anastasia Pradita mengatakan, Puteri Indonesia berharap Presiden Joko Widodo bisa memberi pembekalan untuk mereka yang akan terjun ke dunia internasional. Selain itu, diharap Presiden Jokowi membuka peluang bagi generasi muda berkontribusi besar pada bangsanya, bahkan menjadi menteri. Di Malaysia, sudah ada anak muda berusia 25 tahun saat terpilih menjadi menteri, yakni Menteri Pemuda Malaysia Syed Syaddiq.