JAKARTA, KOMPAS - PP PBSI akhirnya mengumumkan dipilihnya Rionny Mainaky sebagai pelatih kepala tunggal putri pelatnas bulu tangkis Indonesia. Rionny akan melatih Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan di Cipayung, Jakarta, mulai 1 April.
Hal itu diumumkan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Susy Susanti di Jakarta, Jumat (15/3/2019). Rionny akan bertugas didampingi oleh Minarti Timur sebagai asisten. Minarti pernah ditempatkan sebagai pelatih pada 2018, namun posisi tersebut kembali dikosongkan pada tahun ini.
“Sudah diputuskan Rionny Mainaky menjadi pelatih utama tunggal putri. Resminya mulai melatih tanggal 1 April. Tapi di akhir bulan Maret ini, Rionny sudah ada di Cipayung,” kata Susy kepada Humas PBSI.
Pemanggilan pelatih pelatnas untuk 2019 telah dilakukan sejak Januari. Namun nama Rionny baru diumumkan sekarang, karena menunggu berakhirnya kontrak dengan timnas Jepang. Susy mengatakan tak ingin mengganggu komitmen Rionny dengan Jepang yang baru berakhir setelah All England, pekan lalu.
Jadi memang dari tahun lalu kami mencari-cari orang yang tepat
“Kami mau saling jaga. Dengan dia masih terikat kontrak dengan Jepang, kami tidak mau mengganggu. Kami ada kode etik juga. Kami tidak mau kontrak Rionny dengan Jepang terganggu di tengah jalan. Kami dari PBSI dan Rionny juga sepakat hubungan kami dengan Jepang ke depannya akan tetap baik,” kata Susy.
PBSI di bawah Ketua Umum Wiranto kesulitan mencari pelatih tunggal putri. Sebelumnya Susy dan tim PBSI sudah mengantongi beberapa nama kandidat, namun pelatih tak juga didapat.
Memang mencarinya gampang-gampang susah
“Jadi memang dari tahun lalu kami mencari-cari orang yang tepat. Sebenarnya ada banyak sekali calonnya, ada yang mengajukan diri, ada yang kami pantau juga. Tapi kami juga mencari yang sesuai dengan kebutuhan. Tunggal putri paling ketinggalan dibanding sektor lain. Kami mau menciptakan yang terbaik seperti di Jepang. Ternyata kan ada pelatih Indonesia di sana, Rionny Mainaky. Kami lakukan pendekatan dan akhirnya beliau setuju,” jelas Susy.
“Memang mencarinya gampang-gampang susah. Kalau melatih kan bukan cuma keterikatan pelatih dan atlet, tapi juga kami melihat program, kebutuhan, dan pengalaman mencetak prestasi. Dari semua penilaian itu, disaring, didiskusikan, ada kesepakatan, kecocokan dan visi misi, akhirnya kami putuskan, sepertinya yang paling cocok adalah Rionny,” lanjut Susy.
Meski di timnas Jepang fokus melatih ganda putra dan campuran, PBSI menilai, Rionny bisa menularkan karakter pemain-pemain Jepang yang terkenal pantang menyerah. Selain pengalaman itu, keinginan Rionny untuk kembali tinggal di Indonesia mempermudah PBSI melakukan pendekatan.